Tahu istilah ambigu, kan? Ambigu adalah kata paling tepat buat menggambarkan fenomena “ngopi”. Artinya, lebih dari satu dan multitafsir. Kita sering banget ngajak atau diajak ngopi sama temen. Syukur-syukur sama gebetan, kalo punya. Dan ekspektasi kita pasti ya ke kedai kopi dan beli kopi. Atau jangan-jangan hanya saya yang begitu? Lantas begitu sampai di kedai kopi, eh bukan kopi sama sekali yang dilirik.
Pernah suatu hari Cik Prima sang Pemred Mojok ngajak anak-anak penulis Terminal area Jogja buat ngopi. Jauh di dalam hati, saya sudah tahu ajakan ngopi ini akan berujung penistaan terhadap kopi. Benar saja, dari sekian orang yang datang, sebagian besar pesennya bukan kopi. Tapi nggak apa-apa, toh acara ngopi itu membuat Mas Prabu bisa menulis artikel seru seperti “Outfit Bapak-bapak Pencinta Burung” sampai “Kasta Korek Api Berdasarkan Kemungkinan untuk Hilang”.
Nah, daripada bingung dan banyak orang yang salah kaprah menerjemahkan istilah “ngopi”, saya sudah bikinin riset yang tentu saja kurang bisa dipertanggungjawabkan tentang macam-macam arti yang bisa muncul ketika ada orang mengucapkan kata “ngopi”.
Arti ungkapan ‘ngopi’ #1 Emang mau minum kopi
Sungguh mulia sekali orang-orang yang ngopi karena emang nyari kopi. Semoga kalian semua masuk surga. Kegiatan inilah cikal bakal istilah ngopi. Kalau generasi terdahulu enggak pernah ngopi dengan niatan emang mau ngopi, istilah ini nggak akan lahir sama sekali. Kalau sejak dulu emang nggak ada niatan ngopi-yang-minum-kopi, pasti ungkapannya sekarang ya “Jajan!” atau “Nongkrong!” aja gitu.
Arti ungkapan ‘ngopi’ #2 Nongkrong
Kalau ada yang tanya kenapa banyak orang nyebut nongkrong dengan istilah ngopi, itu semata-mata biar kedengeran keren. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kopi lagi dipandang warbiyasah. Menggunakan istilah ngopi bakal membuat segala sesuatu lebih elegan.
Kenapa? Karena ngopi—yang bener-bener minum kopi—identik dengan orang-orang yang butuh fokus tinggi dan memikirkan hal-hal serius. Jadi ya karena kegiatan nongkrong kita kebanyakan nggak bermutu dan banyak haha-hihi sambil menggunjing, istilah ngopi dipake biar keliatan lebih bermutu, gitu.
Arti ungkapan ‘ngopi’ #3 Nugas atau kerja di luar
Biasanya mahasiswa tua bakal ngopi tiap hari kalo lagi nyekripsi. Ngopi di sini artinya nyari tempat yang proper buat mengerjakan sesuatu. Kedai kopi yang dipilih bukan semata yang punya kopi enak, tapi yang punya tempat nyaman. Sia-sia belaka kalo kopinya enak tapi tempatnya panas, gersang, playlist lagunya kayak warnet deket SMA, dan pelanggan lainnya ngobrol sampai teriak-teriak.
Nggak melulu kudu pesen kopi, tapi apa aja yang penting bisa nemenin nugas atau nyelesein pekerjaan. Bahkan es teh juga nggak apa-apa, lagian paling murah pasti. Udah deh, duduk menghadap laptop, minum es teh, dan bertahan di sana dari kedai kopi buka sampai tutup, tanpa nambah orderan. Ada yang model beginian? Ya ampun, populasinya lebih banyak daripada penduduk Bikini Bottom kayaknya.
Arti ungkapan ‘ngopi’ #4 Nge-date
Ini hanya berlaku bagi yang punya pacar atau minimal gebetan ya. Jadi kalo kalian kaum nestapa asmara, mending nggak usah baca bagian ini karena bisa iri, dengki, sakit hati, lalu menyakiti diri sendiri.
Nah, banyak yang menggunakan istilah ngopi buat ngajak pasangan nge-date. Beda sama kaum nongkrong di atas, yang model beginian menggunakan istilah ngopi biar lebih romantis. Bingung kan gimana caranya istilah ngopi bisa bikin tambah romantis? Barangkali karena banyak kedai kopi yang tempatnya keren-keren dan cocok dijadikan tempat mengumbar romantisme, makanya digunakanlah istilah ngopi ini.
Persetan dengan menu kopi yang ditawarkan. Kan lagi nge-date, ya menunya kudu yang lucu-lucu gitu dong, kayak cokelat blend atau Oreo blend. Yakin, kalo kalian beli blend-blend-an di kedai kopi, pasti baristanya menghujat kalian dalam hati. Wajah mereka sih tersenyum, tapi hati mereka mendendam. Sungguh, nggak ada yang lebih menyakiti hati barista selain bikin menu blend-blend-an.
Arti ungkapan ‘ngopi’ #5 Datang ke kedai kopi
Ini konklusinya. Istilah ngopi sekarang lebih merujuk datang ke kedai kopi, entah emang mau beli kopi, beli es teh, beli blend-blend-an, atau nggak beli sama sekali. Ngopi merujuk situasi kita yang sedang berada di kedai kopi, jadi kalo ditanya lagi di mana dan ngapain—halah, emang ada yang seperhatian itu?—kita tinggal jawab: lagi ngopi. Lebih ringkes aja gitu daripada jawab lagi di kedai kopi ini dan duduk-duduk minum es teh sama temen-temen.
BACA JUGA Duh, Barista Sekarang kok Banyak yang Arogan ya? dan tulisan Riyanto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.