Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Glorifikasi Pemuda dalam Politik Indonesia: Anak Muda Memang Penting, tapi Anak Muda yang Gimana Dulu?

Aneke Desiana oleh Aneke Desiana
13 November 2023
A A
Glorifikasi Pemuda dalam Politik Indonesia: Anak Muda Memang Penting, tapi Anak Muda yang Gimana Dulu?

Glorifikasi Pemuda dalam Politik Indonesia: Anak Muda Memang Penting, tapi Anak Muda yang Gimana Dulu? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Anak muda yang terjun politik sekarang jualan muda doang, kapasitas intelektual dan integritasnya nggak diomongin sama sekali

Sebagai anak muda, masih 21 tahun, kalau boleh jujur, kadang-kadang saya insecure. Pikiran saya suka terbayang kepada sosok muda seperti Muhammad Al Fatih, yang saat seusia saya, sudah berhasil memimpin tentara Ottoman dan menaklukan Konstantinopel, kota terbesar Kekaisaran Romawi Timur.

Atau Usamah Bin Zaid, panglima termuda dalam Sejarah Islam yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah SAW. Atau Martha Christina Tiahahu, yang di usianya yang bahkan lebih muda dari saya, sudah menjadi perempuan pertama pembela rakyatnya dari kolonialisme Belanda. Terakhir, Mohammad Hatta, di usianya yang lagi gemes-gemesnya, malah sudah diberi tanggung jawab untuk menjadi bendahara salah satu perkumpulan pemuda terbesar di Sumatera, Jong Sumateranen Bond. Semakin saya pikirin, semakin insecure lah saya.

Tapi begitulah seharusnya anak muda. Idealis, cerdas, kritis, visioner, punya nyali. Nggak salah apabila kepemimpinan anak muda digadang-gadangkan menjadi garda terdepan perubahan suatu bangsa. Anak muda dianggap selalu punya energi lebih untuk bergerak dan menggerakkan. Mereka diamini menjadi solusi paling instan dari segala permasalahan yang ada melalui kelebihan mereka yang berani berpikir dan bergerak di luar kotak.

Deretan pemuda berkualitas

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, di mana harapan akan angin segar di dunia perpolitikan juga ikutan jatuh kepada bahu anak muda. Harapan ini bukanlah hanya angan-angan kosong. Jika kita menilik kembali sejarah bangsa, semua orang juga tahu betul bahwa gerakan anak muda memang merupakan tonggak penting dari merdekanya republik kita.

Sederetan nama dari golongan muda saat itu seperti Sutan Syahrir, Chaerul Saleh, Soekarni, dan BM Diah turut menjadi bagian penting dalam kemerdekaan Republik. Mereka adalah anak bangsa yang menjadi bagian penting dalam episode final lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ah, lagi-lagi saya terjebak dalam romantisme masa lalu. Saya emang anaknya suka gagal move on sih. Oke kembali ke laptop. Tapi nama-nama tokoh yang saya sebutkan di atas sayangnya cuma tinggal cerita lama. Terus, sekarang siapa dong anak muda yang kira-kira bisa menggantikan mereka?

Kok rasa-rasanya belum ada, ya….

Baca Juga:

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Anak muda yang kayak gimana dulu nih?

Memang saya selalu setuju pada gagasan bahwa anak muda adalah solusi tepat atas sebagian besar tantangan dan permasalahan bangsa. Tapi…… anak muda yang kayak gimana dulu, nih?

Menurut saya, istilah “anak muda” terlalu sering diglorifikasi dalam kontestasi perpolitikan di Indonesia. Hal ini terbukti dari banyaknya sogan-slogan caleg muda yang seolah menonjolkan “kemudaan” sebagai satu-satunya nilai jual mereka. Nggak jarang kan kita menemukan slogan-slogan mainstream seperti “MUDA BEKERJA”, “MUDA UNTUK PERUBAHAN”, “MUDA, KREATIF, INOVATIF”, atau slogan-slogan basi lainnya yang menonjolkan “kemudaan” para kontestan politik Konoha. Saya sih biasanya cengengesan geli aja dalem hati. Ckck. Iye, iye. Si paling muda deh lo!

Terlalu berlebihan dan belum diperlukan rasanya saat ini untuk mengobrak-abrik konstitusi dengan dalih “memberi kesempatan kepada anak muda”. Karena yang kita butuhkan itu bukan hanya sekedar muda. Kalau cuma sekedar muda, noh kelapa muda juga bisa lebih banyak manfaatnya!

Yang sebenarnya dicari dari anak muda

Yang bangsa ini butuhkan adalah anak muda dengan integritas dan komitmen yang jelas dalam membawa perubahan bangsa. Seorang anak muda yang betul-betul teruji dan memiliki kapasitas. Bukan yang menghalalkan segala cara, enggan berproses, dan menodai konstitusi demi melenggangkan kakinya di panggung politik.

Seperti yang dikatakan seorang pengamat politik, Surokim Abdussalam yang menyatakan bahwa apa yang sedang terjadi di negara kita saat ini dapat menjadi inspirasi bagi praktik politik aji mumpung. Di mana seorang dapat dengan mudah duduk di kursi kekuasaan melalui jalur cepat dengan memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada. Beliau mengatakan, hal ini dapat merendahkan nilai politik, di mana politik hanya akan menjadi bahan olok-olokan dan masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada partai.

Jadi buat kalian darah muda yang pengin terjun politik, mohon bersabar dan take your time dulu yuk. Untuk belajar lebih keras dan cari pengalaman sebanyak-banyaknya. Untuk memahami masyarakat sepenuh-penuhnya.

Anak muda memang memiliki poin plus tersendiri dalam pertarungan politik di negara ini. Tapi jangan poin “muda” terus dong yang dibangga-banggain, bosen nih. Punya kapasitas intelektual dan integritas yang cukup nggak?

Penulis: Aneke Desiana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Partai Politik, Caleg, dan Capres, Segera Nyalakan Tanda Bahaya, Generasi Muda Tak Peduli dengan Pemilu 2024

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 November 2023 oleh

Tags: anak mudajargonPemilupemilu 2024Politik
Aneke Desiana

Aneke Desiana

Mahasiswa Kedokteran. Suka baca, nulis, dan makan.

ArtikelTerkait

pedoman menilai produk hukum baik atau buruk politik negara hukum indonesia

Kupas Politik Indonesia Hari ini: People Power 22 Mei

23 Mei 2019
Alasan Orang Tua Tidak Memasukkan UT sebagai Pilihan Kampus Anaknya

3 Ciri Orang Tua yang Nggak akan Dihormati Anak Muda

7 September 2021
Perbandingan (biaya) Pemilu 2019 dan Pemilu “Stik Es Krim” Ketua RW di Kampung Saya Terminal Mojok_

Murahnya Biaya Pemilu ‘Stik Es Krim’ di Kampung Saya

28 Januari 2021
giring presiden pemilu mojok

4 Langkah yang Bisa Ditempuh Giring agar Mulus Menjadi Capres

25 Agustus 2020
Ironi Caleg Muda: Kalau Muda tapi Kosong, Mendingan BA Esports Aja yang Nyaleg!

Ironi Caleg Muda: Kalau Muda tapi Kosong, Mendingan BA Esports Aja yang Nyaleg!

1 Februari 2024
toilet mal

Toilet Mal Sebagai Tempat Favorit Untuk Bercermin: Soalnya Selalu Terlihat Good Looking, sih

18 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.