Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alur Obrolan Cowok kalo Lagi Nongkrong

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
8 Juni 2020
A A
Alasan Yogyakarta Layak Disebut sebagai Kota Terbaik untuk Berdiskusi terminal mojok.co

Alasan Yogyakarta Layak Disebut sebagai Kota Terbaik untuk Berdiskusi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di tiap tongkrongan, pasti selalu ada yang bilang begini, “aku cuma ikut sampai jam 8 malem aja, ya.” Entah dikarenakan gerhana bulan, embun pagi Fiersa Besari atau perang dunia shinobi, orang itu malah ikut nongkrong sampai jam 2 malam. Ada juga yang datang-datang malah mencak-mencak, entah alasannya putus cinta, motornya rusak atau bahkan kalah war.

Berbagai mitos para cowok ketika sedang ngumpul juga menjadi hal yang menarik. Misalnya mitos ketika obrolan sudah mentok dan nggak tahu membahas apa, pasti juntrungannya ke obrolan horor. Seperti sebuah susunan acara, obrolan bagian demit selalu muncul tanpa dinyana dan dikira.

Padahal, obrolan cowok itu ranahnya luas. Tidak melulu terpaku pada satu pembahasan saja semisal wanita. Konon, satu pembahasan di sebuah tempat nongkrong, hanya bertahan paling lama dua jam saja. Itu pun syukur-syukur jika masing-masing orang punya cerita untuk dibandingkan dan didiskusikan.

Dan ketika menjadi seorang pionir yang mengangkat suatu pembahasan dan berlangsung menarik, rasanya sudah seperti Jürgen Habermas yang sedang membuka diskusi Mazhab Frankfurt. Jika topik yang diangkat gagal menarik atau melempem di tengah jalan dan tidak disambut sumringah oleh kawan tongkrongan, kita harus evaluasi diri setelahnya.

Saking luasnya obrolan cowok di tongkrongan, saya sempat mengamati setidaknya ada tiga sesi. Dari sesi-sesi ini membentuk alur-alur yang bisa dirakit satu per satu menjadi rangkaian cerita menarik. Tiap tongkrongan memang memiliki obrolan yang berbeda, namun di poin nomer tiga, hampir semua tongkrongan pasti sama. Dan ini adalah hasil pengamatan saya.

Pertama adalah pembukaan sekitar bada Magrib sampai jam sembilan malam. Biasanya membahas hal-hal yang tidak membuat otak panas semisal ngobrolin seputar gim dan skin terbaru. Ciri yang paling menonjol dari sesi ini adalah mereka ngobrol tapi tidak saling tatap muka. Ada yang sibuk main ponsel, sambil main gim atau mabar hingga ada yang baca bungkus label kletik-kletik. Pokoknya, sesi ini tidaklah “intim”.

Sesi curhat cerita ada di bagian ini. Kalau istilahnya curhat tipis-tipis. Curhat yang melibatkan hal-hal remeh, tidak menyasar seputar kehidupan. Curhat ini juga selalu dibubuhi unsur komedi dan berharap menghadirkan tawa para pendengarnya. Biasanya, curhat ini akan dimulai dengan kata-kata seperti ini, “heh, tahu nggak, kemarin aku to….” atau “mosok yo kemarin aku….terus…..”.

Jika kalimat sudah dimulai dengan pembuka seperti itu, berbagai macam kegiatan seperti main gim dan ponsel akan ditinggalkan menjadi ngemil makanan yang ada di hadapan mereka. Kalau di angkringan, palingan cuma beli sego kucing satu dan jahe anget satu. Dua hidangan itu, bisa bertahan sampai jam 3 pagi.

Baca Juga:

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

Aturan Tidak Tertulis Saat Nongkrong di Kafe

Obrolan tentang kuliah/sekolah dan urusan percintaan juga masuk dalam tahap ini. Dengan catatan, tidak ada lagi yang mainan ponsel. Karena membahas pendidikan, harus disikapi dengan serius pula. Apa lagi urusan percintaan, terkadang orang yang dimintai jawaban macak jadi Mario Teguh yang bisa menjawab persoalan semesta beserta seluruh isinya.

Kedua, curhat mendalam dan menyesali apa yang telah dilalui. Sekitar jam sembilan malam sampai dua belas dini hari. Dalam sesi ini memang masih membahas percintaan, tapi urusannya lebih dalam dan personal. Ketika sesi sebelumnya macak jadi Mario Teguh, maka dalam sesi ini para penanggap curhatan sudah macak jadi para filsuf pra-moderen macam Socrates.

Selain cinta, sesi ini juga versi upgrade obrolan kuliah atau pekerjaan. Semisal sesi sebelumnya curhat telat berangkat kuliah, di sesi ini obrolan mengarah kepada hal lebih berat seperti mendapat nilai E atau ngulang semester depan.

Musik di tongkrongan yang sebelumnya bakul angkringan mutar dangdut koplo, sesi ini mulai memutar tembang abadi seorang Lord Didi. Template obrolan sesi ini biasanya dimulai dengan “aku ki bingung….” atau “kok ya aku pekok….” intinya membenturkan keresahan dengan menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyesalan.

Ketiga, membicarakan inti kehidupan. Jam dua belas dini hari sampai jam tiga pagi. Ketika lelah ngobrol gim dan curhat, biasanya para cowok di tongkrongan ujuk-ujuk ngobrolin eksistensi manusia di alam raya, politik antar bangsa, sampai filsafat ketuhanan. Sesi ini penuh dengan kontemplasi dan mawas diri. Walau ada juga yang sudah mengawang-awang tidak sadarkan diri.

Sesi ini adalah sesi yang paling aneh dan sulit untuk dinalar. Ketika mata mulai kriyip-kriyip dan mulut bau bekonang, selalu saja kata-kata aneh yang keluar dan penuh dengan renungan. Contohnya, teman saya ada yang pernah bilang begini, “kalau reinkarnasi nanti, aku pengen jadi walang sembah aja.” Mbut!

BACA JUGA Andai Pekalongan Punya Banyak Tempat Nongkrong Seperti Jogja dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Juni 2020 oleh

Tags: nongkrongobrolan cowoktopik obrolan cowok
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram  Mojok.co

Nongkrong Masih Dianggap Tabu di Sragen, Nasib Kafe di Sana Kian Suram 

7 Juni 2025
5 Alasan Kita Nggak Perlu Nyinyirin Anak Citayam yang Nongkrong di SCBD

5 Alasan Kita Nggak Perlu Nyinyirin Anak Citayam yang Nongkrong di SCBD

9 Juli 2022
Saya Resah pada Coffee Shop yang Ngasih Cup Plastik Saat Dine In terminal mojok.co

Saya Resah pada Coffee Shop yang Ngasih Cup Plastik Saat Dine In

26 November 2021
Kafe dalam Kompleks SPBU Itu Sebenarnya Aneh Banget, Nongkrong kok di SPBU

Kafe dalam Kompleks SPBU Itu Sebenarnya Aneh Banget, Nongkrong kok di SPBU

14 Juli 2023
5 Rekomendasi Camilan Indomaret di Bawah 10 Ribu yang Isinya Nggak Cuma Angin

5 Rekomendasi Camilan Indomaret di Bawah 10 Ribu yang Isinya Nggak Cuma Angin

7 Desember 2023
Mengatasi Drama-Drama Curanrek di Tongkrongan

Mengatasi Drama-Drama Curanrek di Tongkrongan

29 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.