Warga Depok adalah salah satu jenis manusia terkuat perihal kesabaran. Mereka rela mengarungi kemacetan dari Senin hingga Jumat. Lalu, ketika libur, fasilitas umum untuk melepas penat yang paling mudah diakses, Alun-Alun Depok, tutup. Iya kalian tidak salah dengar, alun-alun bisa tutup.
Seperti diketahui, awal bulan Mei 2025 ini begitu dinanti oleh banyak orang karena terdapat dua hari libur yang berjejeran, yakni Hari Raya Waisak yang jatuh pada 12 Mei, lalu diikuti 13 Mei sebagai cuti bersama. Long weekend yang dimulai dari hari dari Sabtu hingga Selasa itu begitu dinanti banyak orang. Tidak terkecuali warga Depok.
Akan tetapi, sayangnya, saat hendak menghabiskan hari libur, warga Depok lagi-lagi dibuat misuh-misuh, dan lagi-lagi oleh pemerintahnya sendiri. Alasannya bukan lagi soal semrawutnya Margonda atau Sawangan. Masalahnya jauh lebih receh dari itu: alun-alun kota yang tutup.
Saya lantas bertanya-tanya, apakah para pejabat dan pemangku kepentingan Kota Depok betul-betul mengerti urgensi dari ruang publik?
Alun-alun Depok ruang publik yang penting bagi warga sekitar
Alun-alun adalah ruang publik. Tempat ini seharusnya bisa dimanfaatkan oleh siapa saja dan kapan saja. Orang-orang seharusnya punya akses penuh dan mandiri terhadap ruang ini, entah untuk bercengkrama, olahraga, pertemuan, atau sekadar jalan-jalan tanpa arah. Pokoknya apa saja.
Jelas keberadaan ruang publik semacam ini diperlukan terutama oleh warga kota yang sehari-hari sudah menghadapi hidup yang ruwet dan padat. Keberadaannya bisa jadi wadah bagi warga untuk menumpahkan penat, mendorong aktivitas, hingga kreativitas. Keberadaan alun-alun seharusnya bisa meningkatkan kualitas hidup orang-orang di sekitarnya.
Akan tetapi, hal itu sepertinya tidak disadari oleh pengelola atau pemerintah setempat. Mungkin mereka yang di atas-atas sana hidupnya nggak begitu ruwet ya sehingga kurang menyadari pentingnya akses penuh terhadap Alun-Alun Depok.
Sebagai informasi, saat ini alun-alun seluas 2,1 hektar itu memang hanya beroperasi selama 12 jam, dari pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB, dan tutup di hari Senin dengan alasan pemeliharaan. Melihat jam operasional itu, rasanya sayang duit sebesar Rp50 miliar yang telah digelontorkan untuk perbaikan area parkir, toilet umum, playground, kios UMKM, pendopo, kolam, musala, lapangan olahraga, hingga gedung serbaguna.
Baca halaman selanjutnya: Prasangka buruk yang sulit terhindarkan…




















