Apa sih yang membuat Vespa matic yang harganya mahal tetap laris? Padahal dari segi fitur nggak beda jauh sama skutik dari pabrikan lain yang harganya jauh lebih murah. Pun, impresi berkendaranya sama saja kayak naik skutik kebanyakan.
Fitur yang ditawarkan Vespa, jujur saja, tergolong biasa. Ya, karena motor matic lain juga sudah kayak gitu, contohnya kunci immobilizer khas Vespa yang memang nggak bisa dibobol maling kalo nggak pake kunci aslinya. Pabrikan lain pun sama, sudah membenamkan kunci yang tak kalah aman, keyless namanya. Soal keamanan, antimaling motor matic yang lebih murah dari Vespa nggak ketinggalan. Bisa dibilang, fitur yang ditawarkan skutik Vespa tergolong masih kalah dengan pabrikan lain.
Terus kenapa Vespa matic yang ditelurkan pabrikan Piaggio ini tetap banyak peminatnya hingga saat ini?
Sebenarnya, sebagai orang yang suka dengan Vespa, saya tak begitu heran kenapa Vespa harganya mahal dan tetap laku. Sedikit informasi, Vespa termurah yang berkapasitas 125cc saja harganya mau menyentuh Rp40 jutaan. Itu yang termurah lho ya, dua kali lipat harganya skutik dengan kapasitas 125cc dari pabrikan lain.
Menurut pandangan saya, wajar saja jika harganya dibanderol tinggi. Alasannya satu, karena ini Vespa. Sudah titik, hehehe. Tapi, tak lepas dari namanya yang sudah dikenal sejak lama, sebenarnya ada banyak alasan yang mendasari tetap lakunya Vespa di pasaran. Dan beberapa di antaranya akan tak sebutin di bawah ini. Tentu saja menurut pandangan saya.
Pertama, pengadaan unit Vespa yang masih CBU. Oke, mungkin alasan mahalnya Vespa yang satu ini sudah banyak dibahas orang lain. Tapi mau gimana, fakta yang membuat Vespa mahal di Indonesia memang ini salah satunya. Unit Vespa matic harus didatangkan secara utuh alias CBU (Compeletely Build Up). Akhirnya harga si skutik asal Italia ini mau nggak mau harus di-UP dong, karena biaya tetek bengek-nya saja sudah mahal.
“Hmmm, gitu yaaa. Terus kenapa sudah tahu harganya mahal, kok masih laku saja?”
Tenang, nanti bakal dikasih tahu kok.
Kedua, Vespa konsisten soal pemakaian jenis rangka. Berbeda dari pabrikan lain yang lebih mengeksplorasi model rangka baru. Katanya sih demi efisiensi lah, biar lebih enteng lah, dan lain sebagainya. Namun, Vespa bisa dikatakan tetap kekeh dengan satu jenis rangka yang sudah dipakai sejak awal munculnya Vespa tahun 50-an di Indonesia.
Brand skutik ini setia memakai sasis berjenis monokok dari dulu. Sekadar pengertian, sasis monokok sendiri maksudnya bodi dan rangka jadi satu kesatuan. Yups, bodi plus rangka Vespa terbuat dari plat besi yang tebal. Tak ayal, soal keawetan bodi nggak diragukan, beda sama produk skutik merek lain yang bodinya rata-rata memakai bahan plastik, sementara rangka yang terbuat dari besinya dibuat terpisah. Tak ayal bodi Vespa yang didominasi plat besi bikin ongkos produksi, pun jadi mahal juga. Alhasil, harga jualnya mahal dong. Bukan bodi plastik, Bwos. Bodi besi nih, senggol dong.
Ketiga, ini bukan sekadar motor, tapi juga ada kenangan dan sejarahnya. Vespa layaknya orang yang merawat anaknya. Ia merawat kenangan orang yang pernah naik dan punya Vespa dari waktu ke waktu dengan menyuguhkan bentuk bodi yang konsisten desainnya—secara garis besar—dari dulu. Yang namanya kenangan, harganya mahal.
Melihat sejarah Vespa yang sudah ada sejak lama di Indonesia, tak sedikit orang yang mempunyai fragmen-fragmen bahagia bareng Bapak, keluarga, teman serta momen lucu, sedih bareng gebetan atau mantan pacar dengan brand motor asal Italia ini. Ya mungkin kenangannya dengan Vespa tua, tapi seperti yang diketahui bentuk Vespa tua dan Vespa matic hampir sama, kan? Jadi ya, nggak heran orang bakal beli Vespa matic untuk bernostalgia.
Namun, ada juga sih, yang beli Vespa matic dengan alasan biar tampil beda, necis, retro dengan motor model klasik. Namun, nggak mau ribet soal urusan mesin Vespa tua yang butuh perhatian lebih itu.
Jadi, kenapa Vespa matic yang harganya mahal tetap laku di pasaran? Ya, karena ini bukan sekadar motor atau skutik biasa. Pun, bukan hanya soal menjual motor dengan fitur bejibun, melainkan menjual skuter matic beserta cerita setiap orang yang ingin memboyongnya.
Kenangan yang lahir sejak motor ini dijual di sini tahun 50-an silam itulah yang bikin motor ini tetap laris. Ini Vespa, banyak cerita tercipta serta ada rasa bangga ketika menaikinya yang tak mungkin dirasakan di motor dari pabrikan mana pun. Jadi mau harga berapa juga, Vespa akan tetap dibeli karena yang didapat bukan hanya motor, tapi prestise dan kenangan.
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Melihat 4 Hal Repotnya Punya Motor Matik dari Perspektif Perempuan