ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi

Aminah Sri Prabasari oleh Aminah Sri Prabasari
31 Mei 2020
A A
nussa dan rara, Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi Wajah Baru Pemberi Warna Baru di Sinetron Preman Pensiun 4 Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E
Share on FacebookShare on Twitter

Serial animasi Nussa muncul dalam program spesial Ramadan di Trans TV setiap hari pukul 4.30 WIB dan 16.30 WIB mulai tanggal 24 April 2020. Sebelumnya ia tayang di NET dan Indosiar, tahun 2019.

Saya termasuk salah satu penonton setia, setiap pagi setelah sahur, meski tak terlalu menyukainya. Ini seperti saya tonton film almarhumah Susana sampai akhir meski sepanjang film diputar merasa gemas dan sesekali mengomel. Jadi, apa pun yang saya tulis ini dari sudut pandang seorang penonton yang (((tekun))), bukan karena katanya-katanya, ya.

Berikut alasan kenapa serial animasi Nussa tidak cocok untuk tayangan anak-anak di televisi:

Satu: Karakter Nussa sebagai tokoh utama terlalu “grande” untuk menjadi potret keseharian seorang kanak-kanak.

Bahkan seandainya ia anak saleh, wajarkah tak pernah melakukan kesalahan atau bandel sedikiiit saja seperti pada umumnya anak-anak? Karakter Nussa jauh dari kesan manusiawi. Lebih mirip sebuah lukisan yang ditempel ke dinding sebagai sosok anak yang diidamkan orang tua.

Di setiap episode ia selalu “mengajarkan” penonton untuk berperilaku sesuai ajaran Islam (yang ia yakini benar) dan mengingatkan untuk berbuat kebaikan. Autoinsyaf kalau sudah nonton serial ini? Ya nggak lah. Merasa habis dapat materi liqo’ di rohis SMP sih yang ada~

Yak betul! Nussa lebih mirip anak berusia 12-13 tahun, baru masuk SMP. Dari cara berpikir, cara berbicara, sampai cara ia memerlakukan orang-orang di sekitarnya. Kadang malah seperti orang dewasa yang dipaksakan masuk ke dalam karakter anak-anak. Padahal dalam animasi ini ia diceritakan berumur 9 tahun sementara Rara 5 tahun. Kalau Anta, kucing mereka, nggak tahu deh berapa umurnya.

Bandingkan dengan karakter Dudung di serial animasi keluarga Pak Somat, atau karakter Adit di Sopo Jarwo, sangat berbeda dan perbedaan itu terjadi bukan karena Nussa lebih relijius. Perbedaan terjadi karena memang ia di-setting sempurna. Seperti terbebani pengharapan bahwa karakter Nussa akan menjadi “role model” bagi anak-anak muslim di Indonesia.

Nanti kalau bapak ibu kerepotan ngajarin anak tinggal ngomong, “Contohlah itu Nussa yang saleh,” sambil putar saja terus serial animasi ini. Praktis, parenting ibarat masak pakai bumbu dapur sasetan.

Dua: Realitas sosial Nussa tidak mewakili keragaman muslim Indonesia.

Realitas sosial di sini adalah kontruksi sosial yang dibangun dalam kehidupan para tokoh di animasi Nussa, berangkat dari teori kontruksi sosial yang menjelaskan bahwa agama sebagai bagian dari kebudayaan adalah kontruksi manusia. Ada proses dialektika antara agama dengan masyarakat. Setiap individu sebagai bagian dari masyarakat menginterpretasikan teks (ajaran agama) atau norma (agama) yang didapatkan dari entitas obyektif (yang berada di luar diri manusia) menjadi “way of life” mereka.

Pada serial Nussa, simbol formalistik Islam sebagai hasil interpretasi teks terang-terangan dinarasikan. Bagaimana cara berpakaian yang dianggap tepat, menolak bersalaman karena bukan mahram, dan seterusnya. Simbol formal tersebut digunakan untuk membuat klasifikasi do dan don’t bagi seorang muslim/ah, mengidentifikasi muslim/ah, bahkan “mengukur” keimanan seseorang.

Tidak akan menjadi masalah jika penonton memahami adanya keragaman berislam, tapi secara halus memang ada usaha menggiring penonton terutama anak-anak untuk melihat narasi Nussa tentang Islam sebagai kebenaran tunggal.

Selain mengeliminasi keragaman berislam muslim/ah di keseharian masyarakat Indonesia umumnya bahwa Islam tidak hanya yang dinarasikan Nussa saja. Persoalan lain adalah kultur yang ada di keluarganya yang khas kelas menengah di perkotaan. Nussa hanya mewakili diskursus dan fenomena sosial hijrah masyarakat perkotaan, tidak tepat untuk jadi konsumsi anak-anak di televisi yang bisa diakses masyarakat desa dan kelas menengah-bawah.

Kok jahat amat sih, masa karena alasan begitu aja langsung bilang Nussa nggak cocok tayang di TV? Bisa dong, dicocok-cocokin~

Narasi Nussa dan adiknya sulit dicerna anak-anak yang seusia mereka. Kecuali mengajarkan tuntutan praktis seperti berdoa, misalnya. Oleh karena itu, perlu ditambahkan batasan usia atau beri keterangan menonton tayangan perlu didampingi orang tua.

Materi yang jempolan di animasi ini adalah kondisi Nussa yang disabilitas tapi bercita-cita menjadi astronot sekaligus hafiz Quran. Mimpi anak-anak tidak diberangus begitu saja oleh orang tua dan orang dewasa di sekitarnya. Nussa juga tangkas dalam menangkap situasi di sekitar, ini contoh yang tepat untuk anak-anak, di dunia nyata, yang lebih terikat pada gadget ketimbang ikut dalam interaksi sosial dengan orang-orang di sekitarnya.

Kesederhanaan cara berpikir, keterbatasan kata-kata saat berdialog, cara interaksi dengan orang lain yang spontan adalah karakter khas seorang kanak-kanak yang luput dari Nussa. Sementara itu, di sisi lain, alasan televisi menayangkan Nussa karena minat audiens di Youtube selalu tinggi. Duh.

BACA JUGA Melihat Islam di Indonesia Melalui Kartun “Upin Ipin” dan “Nussa Rara” dan tulisan Aminah Sri Prabasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Mei 2020 oleh

Tags: kartun anak islamikartun IndonesiaNussa dan Rara
Aminah Sri Prabasari

Aminah Sri Prabasari

Perempuan yg merdeka, pegawai swasta yg punya kerja sambilan, pembaca yg sesekali menulis.

ArtikelTerkait

kartun upin ipin dan nussa rara

Melihat Islam di Indonesia Melalui Kartun “Upin Ipin” dan “Nussa Rara”

29 Mei 2020
nussa dan rara, Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi Wajah Baru Pemberi Warna Baru di Sinetron Preman Pensiun 4 Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E

Ah Kata Siapa Nussa dan Rara Nggak Cocok Sama Kita

2 Juni 2020
Jika Nussa dan Rara Lahir dari Keluarga NU atau Muhammadiyah terminal mojok.co

Jika Nussa dan Rara Lahir dari Keluarga NU atau Muhammadiyah

16 Januari 2021
Mereka yang Bikin Teori Konspirasi tentang Kartun Adalah Orang Paling Goblok! 4 Bakat SpongeBob Lain yang Masih Terpendam Selain Jadi Koki terminal mojok.co

Alasan Kartun Indonesia Harus Belajar dari Eksistensi Spongebob Squarepants

23 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Alasan Orang Suka Males Berbelanja di Warung Kelontong Milik Tetangga

cewek bandung cantik, orang sunda

Cari Jodoh? Orang Sunda aja

melihat status hubungan orang dari detergen

Melihat Status Hubungan Orang dari Merek Detergen yang Dia Gunakan

Terpopuler Sepekan

Banyak Tugu di Bangkalan Madura Jadi Tak Bermakna karena Pemerintahnya Tak Bisa Kerja Mojok.co

Bangkalan Madura, Gambaran Nyata Kawasan Metropolitan Paling Gagal, Bukannya Berkembang Malah Makin Timpang

18 Mei 2025
Seperti Urban Legend, Inilah 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Seperti Urban Legend, Inilah 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES)

24 Mei 2025
Kendal, Daerah Medioker yang Masih Punya Hal-hal Baik di Dalamnya

Kendal, Daerah Medioker yang Masih Punya Hal-hal Baik di Dalamnya

21 Mei 2025
Semarang Tak Selalu Menyimpan Sisi Gelap, Ada Sisi Terang Juga yang Tidak Diketahui Banyak Orang

5 Tipe Orang yang Kurang Cocok Berwisata ke Semarang, Bukannya Healing, Malah Jadi Sinting!

17 Mei 2025
Kelebihan dan Kekurangan Bus Harapan Jaya, Si Raja Jalanan dari Tulungagung

Kelebihan dan Kekurangan Bus Harapan Jaya, Si Raja Jalanan dari Tulungagung

21 Mei 2025
5 Kesalahan yang Saya Lakukan Saat Liburan ke Labuan Bajo, Saya Tulis agar Kalian Nggak Melakukan Hal Sama

5 Kesalahan yang Saya Lakukan Saat Liburan ke Labuan Bajo, Saya Tulis agar Kalian Nggak Melakukan Hal Sama

19 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa
  • Perkara Transportasi Wisata, Jogja Sangat Tidak Kreatif dan Perlu Belajar dari Cara Surabaya Mengelola Trans Jatim Bus Jaka Tingkir
  • Terkucilkan dari Acara Kelulusan Sekolah karena Nunggak SPP, Lemah Ekonomi Jadi Objek Diskriminasi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.