Saya kadang berpikir, bagaimana kalau seandainya rapor SD tidak dikasih pemeringkatan (rangking)? Supaya anak-anak dari usia dini, tidak diajarkan untuk saling berkompetisi. Dengan tidak adanya pemeringkatan, anak-anak tidak akan terbebani dalam proses belajar. Tentu mereka juga jangan lalai dan jangan lupa dengan tugas utamanya yaitu belajar.
Kadang kita juga banyak menemui orang tua yang marah pada anaknya karena anaknya tidak masuk sepuluh besar dalam kelasnya. Karena, bagi orang tua, anak bisa dibilang pintar kalau ia masuk peringkat sepuluh besar di kelasnya. Dan hal ini yang membuat para anak terbebani. Ini adalah fenomena yang terjadi di negeri ini.
Saya lebih setuju kalau seandainya pemeringkatan itu dihapus. Selain karena sikap orang tua yang menyebabkan para anak terbebani. Hal yang lebih penting lagi, supaya para anak tidak diajarkan untuk saling berkompetisi. Seperti apa yang sudah saya utarakan di atas.
Saya cenderung lebih suka, kalau masa-masa SD, lebih diajarkan ke pendidikan karakter. Misalnya saja, seperti memperbanyak tugas kelompok untuk para siswa dibanding tugas individu. Itu akan membuat para siswa terbiasa melakukan kerja sama. Itu juga bisa membuat para siswa lebih akrab dan saling membantu.
Dengan kita diajarkan berkompetisi dari usia dini, secara tidak langsung itu akan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita akan saling menjatuhkan teman-teman kita sendiri. Kita lihat saja, seandainya di kantor, yang seharusnya kita bisa bekerja sama malah kita saling menjatuhkan untuk memperoleh simpati atasan kita. Itu akan juga membuat hubungan pertemanan yang semula baik menjadi tidak baik.
Kita juga bisa lihat, ketika ada kegiatan bersih-bersih di kampung kita. Yang seharusnya kita bekerja sama dan saling membantu, supaya cepat selesai. Malah kita dihadapkan dengan sebuah peristiwa saling klaim, siapa yang sedari pagi—lebih dulu—mulai, untuk memperoleh simpati kepala desa. Itu juga akan membuat hubungan antar masyarakat tidak baik.
Dan lagi, kita lihat, ada dua orang pemuda yang masing-masing membawa sepeda motor. Mereka berdua adalah seorang sahabat yang sama-sama ingin melakukan interview kerja. Dalam sebuah perjalanan salah satu dari mereka mengalami kebocoran ban. Yang seharusnya, yang satunya memberikan tumpangan, malah berangkat duluan, alasannya takut terlambat. Ini akan merusak persahabatan mereka. Dan banyak lagi contoh-contoh lain.
Dalam tiga peristiwa di atas, mereka memiliki motif yang sama. Sama-sama ingin yang terdepan dan berlomba-lomba untuk mendapatkan simpati. Dan yang terjadi, tentu saja mereka saling meniadakan, menjatuhkan, dan seterusnya. Padahal mereka berteman bahkan bersahabat dan tentu peristiwa seperti itu akan merusak tali pertemanan mereka yang sedari dulu mereka jalin.
Ini adalah fenomena yang sering terjadi di negeri ini. Saling meniadakan dan menjatuhkan satu sama lain demi meraup simpati. Mungkin budaya ini juga yang mengakibatkan negeri ini susah maju—selain faktor-faktor lain. Seandainya kita melakukan kerja sama dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, kita akan lebih mudah untuk menggapai apa yang kita ingin capai. Dan kehidupan kita akan diselimuti kedamaian karena tidak ada saling sikut di antara kita.
Mungkin itu semua bisa diubah, seandainya sedari dini kita menanamkan pendidikan karakter di sekolah. Saya rasa, kita harus memulainya dengan menghapus pemeringkatan di rapor SD. Saya juga yakin, secara psikologis, itu akan sangat membantu. Para siswa tidak diajari berkompetisi bila kita menghapus pemeringkatan itu. Dan, mereka juga akan merasakan keasyikan dalam belajar karena tidak ada beban atau tekanan dari orang tua.
Di sisi lain kita perbanyak tugas kelompok. Itu akan membuat mereka selalu bekerja sama. Ini juga akan mempererat tali pertemanan mereka. Mereka juga akan lebih kompak dan tidak saling menjatuhkan. Pasalnya, yang saya tau, tugas individu masih sangat mendominasi di sekolah dasar (SD). Yang juga, hal ini tidak memberikan nilai tambah kekompakan pada para siswa.
Saya meyakini, kalau hal-hal yang sudah saya utarakan di atas dilakukan, ini akan sangat berdampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak akan ada lagi saling sikut-sikutan, saling meniadakan, saling menjatuhkan di antara kita. Yang ada kita akan saling membantu, saling menolong, saling mendukung, saling kompak di antara kita. Ini juga akan menjaga tali pertemanan dan persahabatan kita semakin harmonis.
BACA JUGA Sistem Ujian di Sekolah yang Ada di Australia dan Jerman atau tulisan Asep Meshuri lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.