Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Kenapa Gabung Grup WhatsApp itu Penting

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
15 Maret 2020
A A
grup whatsApp

Alasan Kenapa Gabung Grup WhatsApp itu Penting

Share on FacebookShare on Twitter

WhatsApp adalah aplikasi berbagi pesan yang paling sering digunakan di Indonesia. Kalau menurut data dari Survei Hootsuite tahun 2019, setidaknya ada 124.500.000 pengguna WhatsApp di Indonesia. Itu sekitar 83% dari total pengguna internet di Indonesia. Banyak ya? Banget!

Karena hampir semua komunikasi sekarang dilakukan melalui WhatsApp, setiap bertukar nomor HP pun, sudah jadi common sense untuk memberikan nomor yang sudah ada WhatsAppnya. Nah ini yang jadi masalah. Seringkali orang memasukan kita ke dalam sebuah grup WhatsApp (WAG). Kenapa itu jadi masalah? Ya karena banyak orang yang nggak suka sembarang dimasuk-masukan grup seperti itu. Alasannya beragam, ada yang nggak suka karena bikin pesan menumpuk, nggak suka keberisikan dengan topik nggak penting yang dibicarakan di grup, sampai ada yang nggak suka karena chat-chat dari grup WhatsApp itu bikin HPnya jadi lemot—eh ini sih HPnya aja yang kentang wqwq.

Tapi ya dilematis juga sih, soalnya kalau nggak dibikin grup, kalau ada perlu sama banyak orang, masa harus dijapri satu-satu? Padahal kalau ada grupnya kan enak, sekali kirim wushhhhh informasi yang ingin kita sampaikan langsung terkirim.

Sebagai orang yang suka dengan kehadiran grup WhatsApp, saya mau ngasih tahu beberapa hal buat kalian-kalian yang nggak suka menjadi anggota grup. Saya kasih tahu yaaa, banyak grup WhatsApp itu seru! Setidaknya kamu mainan WhatsApp bukan cuma buat nontonin story-story dan ngintipin foto profil orang doang. Dan yang lebih penting sih…

…WhatsApp saya jadi rame karena saya jones dan jarang ada yang ngechat jadi bisa dapat banyak informasi baru dari orang-orang lain.

WhatsApp grup ini sejujurnya bikin hidup saya jadi lebih berwarna, tentu saja kuota saya juga jadi tidak sia-sia karena saya jadi sering buka aplikasi ini. Keuntungan lain yang saya dapatkan dengan bergabung di banyak grup WhatsApp adalah saja selalu terhibur dengan candaan-candaan receh yang kerap dilontarkan oleh anggota grup. Ya kadang ada yang sebar hoax atau share foto-foto yang nggak terlalu saya kenali sih, tapi ya nggak apa-apa. saya anggap itu konsekuensi kecil ketika memilih masuk ke sebuah grup.

Oh iya, kalau kalian pikir saya suka ketika bergabung di grup WhatsApp karena saya orangnya ekstrover dan suka bergaul, kalian salah. Saya juga waktu awal-awal dimasukan ke berbagai grup suka kesal kok. Waktu itu saya hanya pengin masuk grup kelas saja. Ketika dimasukan ke dalam grup jurusan (yang di dalamnya ada Kajur sebagai anggota) saya sempat mau keluar grup. Tapi karena saya super sungkan, jadinya saya urungkan dan memilih untuk jadi seorang silent reader saja.

Setelah agak lama, saya mulai paham kalau masuk grup WhatsApp itu sangat penting soalnya di sana banyak sekali informasi terkait jurusan kuliah saya. Kalau saya nggak join, saya pasti sudah sangat kudet karena cuma mengandalkan informasi teman (yang kadang pelit) atau informasi di papan pengumuman (yang nggak pernah update-update sejak saya maba).

Baca Juga:

4 Siasat Bertahan di Grup WhatsApp Keluarga Besar 

Fitur Reaction WhatsApp Nggak Ada Gunanya, Bukannya Mempermudah Komunikasi Cuma Bikin Sakit Hati

Sejak masuk ke dalam banyak grup WhatsApp saya juga jadi paham kalau kita bisa mengenal orang lain lebih dalam dengan memerhatikan bagaimana dia berkomunikasi di sebuah grup. Meskipun misal, ktia tidak pernah bertemu atau bertatap muka dengannya. Saya pikir ini penting juga sih untuk orang-orang pemalu seperti saya.

Terakhir, grup WhatsApp juga memperbanyak jaringan saya. Saya jadi punya banyak teman baru, aktivitas baru, dan gosip-gosip baru juga hehehe.

Menurut saya, kalau misalkan grup WhatsApp ini mengganggu, dimute saja grupnya sehingga notifikasinya tidak terus menerus muncul. Baru pas punya waktu luang atau pas gabut pesan itu dibaca satu per satu. Jadi silent reader itu bukan sebuah dosa kok ~

Tapi ya kalau memang betul-betul nggak mau, ya saya nggak akan maksa.

Eh maksa sedikit nggak apa-apa deh, pokoknya kalian jangan nolak kalau dimasukin grup WhatsApp. Selain karena kita nggak pernah tahu hal penting apa saja yang akan dibahas di sana, siapa tahu nih ya, siapa tahu lhoo, di sana ada jodoh orang yang bisa jadi gebetan kita. Asik tuh, dari grup WhatsApp pindah ke hati eh ke japri!

BACA JUGA Penelitian Saya Tentang Alasan Kenapa Orang Mematikan Centang Biru WhatsApp Mereka atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Maret 2020 oleh

Tags: grup whatsappWhatsapp
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Orang yang Menumpuk Notifikasi dan Melarikan Diri Perlu Dirukyah Ningsih Tinampi mojok.co

Orang yang Menumpuk Notifikasi Sebaiknya Dirukyah Ningsih Tinampi

25 Oktober 2020
Polemik Fitur Delete Message WhatsApp: Bukannya Menyelesaikan Persoalan Malah Menimbulkan Pertanyaan

Polemik Fitur Delete Message WhatsApp: Bukannya Menyelesaikan Persoalan Malah Menimbulkan Pertanyaan

25 Februari 2020
nge-chat lupa kirim chat whatsapp lupa ngechat wa gimana tips menghindarinya mojok

Udah Niat Ngechat tapi Lupa, Sering Gitu? Nggak Usah Banyak Cingcong, Ini Tipsnya

20 April 2020
Tipe Teman Berdasarkan Status WhatsApp

Tipe Teman Berdasarkan Status WhatsApp Mereka

30 Maret 2020
Membela secara Historis Orang-orang yang Mematikan Fitur Centang Biru WhatsApp terminal mojok.co

Membela secara Historis Orang-orang yang Matikan Fitur Centang Biru WhatsApp

30 Juli 2021
Grup WhatsApp Kos: Dianggap Sepele, tapi Perannya Gede

Grup WhatsApp Kos: Dianggap Sepele, tapi Perannya Gede

14 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.