Ada sebagian orang yang menganggap bahwa cowok yang mau membelikan pembalut untuk pasangannya itu merupakan lelaki idaman yang kini sudah langka keberadaannya. Padahal yah gak gitu juga kali. Banyak kok para cowok-cowok yang dengan suka rela dan tulus mau membelikan pembalut untuk ibunya, adiknya, kakaknya, temannya, pacarnya, ataupun istrinya. Jadi, perihal cowok beli pembalut ini bukan hal tabu lagi sekarang ini dan biasa aja sih.
Sebenarnya alasan utama cewek suka nitip pembalut ke cowok itu bukan karena mereka mau bikin challenge seberapa besar cinta ke pasangannya, tapi kadang pas cewek lagi haid, seringnya suka mager karena lemas atau nyeri haid.
Kalau udah mager kayak gini, jangankan ke warung dekat rumah, mau jalan dua langkah dari kasur aja malesnya nggak ketulungan. Nah kalau pas kondisi gitu, eh ternyata stok pembalut udah habis, mau nggak mau pasti harus nyuruh orang beliin kan ya, kalau pas kebetulan yang deket (dan bisa disuruh-suruh itu) cowok atau pasangan mereka, ya mereka lah yang harus mau dititipi beli pembalut kalau pas keluar.
Tapi eh tapi, tiap kali nitip beli pembalut sama cowok itu pasti ada saja dramanya. Tak jarang hal ini tuh bikin orang emosi sampai bikin ketawa geli dibuatnya. Saya sendiri sering sekali nitip pembalut ke pasangan tiap kali datang bulan dan pas stok pembalut habis. Untungnya dia jenis orang yang menganggap bahwa pembeli pembalut itu bergender. Soalnya suka ada tuh, orang yang masih menganggap bahwa mentang-mentang cowok gak haid lantas gak pantas buat beli pembalut.
Kali pertama saya nitip pembalut dulu, dia salah beli pembalut. Pembalut yang saya pesan merek apa, eh dia belinya merek apa. Padahal tahu sendiri kan ya, tiap merek pembalut itu punya ciri khas sendiri-sendiri bagi kenyaman tiap orang. Pembalut A mungkin nyaman dipakai si itu, tapi gak mesti nyaman dipakai saya. Jadi kesalahan membeli merek pembalut ini merupakan kesalahan yang amat fatal. Lagi PMS eh malah dibikin gondok, jadi yah harap maklum ya kalau kena omel.
“Aku kira semua merek pembalut itu sama aja je, hehehe,” ucapnya dengan nada polos.
Kali kedua, pas saya nitip pembalut dia benar membeli pembalut dengan merek langganan saya. Tapi kok ya gitu. Sudah saya bilang, nitip pembalut yang bersayap eh malah dibelikan pembalut yang tak bersayap.
“Lah, memangnya apa bedanya pembalut yang bersayap dan gak bersayap? Sama-sama gak bisa terbang ini kan ya?” sahutnya tanpa dosa.
Mungkin bagi cewel hal ini sepele sekali ya, tapi bagi cowok mungkin mereka bingung membedakan pembalut bersayap dan nggak itu kayak gimana. Secara kemasan atau bungkus pembalut bersayap dan tidak bersayap itu hampir sama. FYI, buat cowok-cowok yang masih bingung membedakan pembalut bersayap dan tidak, mungkin bisa dilihat di kemasannya. Biasanya ada tulisan pembalut bersayap. Selain itu di kemasannya aka nada gambar pembalut dengan dua bagian mirip sayap gitu di ke dua sisi pembalut.
Ada sebagian cewek yang sangat butuh sayap ini untuk menyokong darah haidnya agar tidak tembus. Tapi kalau yang sudah terbiasa pakai pembalut tanpa sayap mungkin juga gak nyaman sih pakai yang bersayap. Pada kesimpulannya memakai pembalut bersayap atau tidak bersayap ini kembali lagi selera tiap perempuan masing-masing.
Tapi salah merek dan gak bersayap itu masih mending sih buat saya. Teman saya malah lebih tragis lagi. Dia nitip dibelikan pembalut sama cowoknya, eh masa malah dibelikan pentilener coba. Ini kan gokil banget ya. Masa orang haid dibelikan pentilener kan yang bener aja ya. Perasaan pempers bayi gak gini-gini amat kan ya. Wkwkkwk
Kakak lelaki saya dulu juga pernah dimintai tolong untuk membelikan pembalut bersalin untuk istrinya yang baru saja melahirkan. Masa kakak saya malah membeli pembalut biasa, gak bersayap, dan lucunya lagi dia beli cuma satu sachet alias satu biji doang coba. Aduh, saya melihat ini ketawa kepingkel-pingkel di rumah sakit. Padahal ini lahiran anak keduanya, kok ya dia gak tahu kalau pembalut bersalin itu khusus. Biasanya lebih panjang dan lebih tebal untuk menampung darah nifas. Ya, ampun habis itu kakak saya diomeli istrinya, ibunya, sama ibu mertuanya.
Hal seperti ini tuh wajar sih, soalnya masyarakat kita sendiri yang suka mengenderkan barang ini. Mentang-mentang cowok gak makai, lantas mereka gak perlu diberi pemahaman tentang pembalut sejak kecil. Dulu saya pernah denger cerita dari teman SMP saya, para cowok-cowok ini pada penasaran sama yang namanya pembalut. Akhirnya mereka membeli pembalut dan dilihat bareng-bareng di toilet sambil dibedah, dilihat isinya itu apaan. Padahal ya, gak ada salahnya kok anak lelaki itu tahu soal pembalut sejak dini, gak usah ditutup-tutupi juga.
Kadang ya, jujur dari hati yang terdalam, saya itu suka merasa bersalah sendiri kalau nitip pembalut ke pasangan. Dia sudah mau pergi beliin, kadang ditertawakan sama ibu warung kalau pas gak beli di minimarket, udah gitu pulang ke rumah salah beli dan harus diomeli sama istrinya. Ya ampun, Pak, nasibmu kok gitu amat ya. Salah terossss!
Tapi gak semua sih, ada banyak juga kok cowok-cowok yang diberi kelebihan untuk paham membedakan jenis pembalut. Sehingga tiap dititipi pesanannya jarang zonk. Tapi kalau amannya yah udahlah, Ladies, mending beli sendiri aja. Kalau bisa nyetok pembalut di rumah sehingga gak usah merepotkan bapak-bapak ini. Kecuali kalau kepepet.
BACA JUGA Alasan Kenapa Perempuan Nggak Perlu Lagi Ngumpetin Pembalut dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.