Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Alasan-Alasan Drama Korea Lebih Menarik Daripada Sinetron Indonesia

Husen Mulachela oleh Husen Mulachela
5 Juli 2019
A A
drama korea

drama korea

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai salah satu Kpopers, tentu drama Korea jadi bagian dari beberapa unsur kebudayaan Korea lainnya yang sulit untuk saya abaikan. Tanpa ragu saya ucapkan kalau saya sudah menyaksikan puluhan drama Korea. Ya segitu gabutnya cintanya saya dengan drama Korea.

Di Indonesia, menurut pemantauan pribadi saya, mulai ada peningkatan dalam kualitas filmnya maupun produksi. Hal ini terbukti dari produktifnya sutradara-sutradara kenamaan Indonesia dalam menciptakan karya yang menarik dengan cerita yang nggak monoton. Beberapa bahkan mampu menembus kancah internasional. Antusiasme anak muda dalam perfilman juga meningkat. Ditambah lagi dengan adanya salah satu platform yang membantu mereka untuk ‘me-riya’-kan’ karyanya.

Namun jika membahas series ataupun sinetron—dilihat dari segi kualitas cerita—Indonesia nampaknya masih belum bisa menandingi series drama Korea. Produksi series Indonesia masih minim jika dibanding dengan produksi filmnya. Karena memang tidak mudah dalam membuat sebuah series. Selain karena ceritanya yang nggak bisa selesai dalam waktu 1 jam 30 menitan, membuat sebuah series juga tentu memerlukan sebuah naskah cerita yang lebih kompleks plus nggak ngebosenin dan bikin penonton setia buat nungguin kelanjutan ceritanya.

Bukan bermaksud menjelek-jelekan karya anak bangsa dan mengagung-agungkan karya luar—tapi sepertinya Indonesia memang harus sedikit belajar dari Korea soal perfilman. Kali ini saya sudah merangkum beberapa alasan kenapa drama Korea bisa lebih menarik untuk ditonton ketimbang sinetron Indonesia. Cekidot!

1.Totalitas

Ya jelas yang pertama adalah totalitas. Mulai dari aktor, setting, wardrobe sampai pekerja belakang layar, semua harus bekerja secara total dan bersinergi. Tentu saja totalitas yang mereka berikan sejalan dengan upah yang mereka dapat.

Salah satu unsur penting dalam produksi drama Korea adalah pemeran. Beberapa dari drama Korea yang pernah saya tonton tidak sungkan-sungkan untuk menggunakan jasa bintang hallyu—sebutan bagi mereka yang punya peran dalam mempopulerkan kultur pop Korea—dengan bayaran sampai ratusan juta. Kenapa mahal? Karena memang beberapa agensi tempat mereka bernaung punya pelatihan dan aturan ketat untuk artis-artis mereka. Makanya jangan kaget kalau beberapa dari mereka multitalent.

Sebut saja Kim Soo hyun, yang dibayar 1M tiap episodenya atau Song Joong Ki yang dibayar 600jt untuk masing-masing episode. Dengan bayaran sebesar ini performa yang mereka tampilkan tentu tidak mengecewakan dan sesuai dengan harapan sutradara dan penonton.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Selain para pemain, setting juga sangat diperhatikan. Mereka nggak ragu buat ngebangun satu gedung besar untuk dihancurin demi kebutuhan syutingnya. Salah satu drama Korea dengan biaya produksi tertinggi adalah Descendant of the Sun yang menghabiskan hingga 13 milliar Won atau yang kalau dirupiahkan sekitar 159 milliar. Sekadar info, dengan modal segini kalian bisa modif motor matic jadi kapal selam.

 

2. Episode yang Nggak Panjang-panjang Amat

Selama ini belum pernah saya temui drama Korea dengan total episode sampai 1.533 buah. Drama Korea umumnya mentok di episode 16, 20, 24, 32, 42, 52, dan beberapa drama ada yang sampai menyentuh episode 100 ke atas. Dengan episode yang—bisa dibilang—pendek, penulis naskah bisa merancang cerita dengan ‘konflik cerita’ yang nggak ke sana ke mari dan fokus dengan masalah yang dihadapi karakter dalam cerita serta cara yang dipilih karakter untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Berkaitan dengan jumlah episode, mungkin ada prinsip yang perlu dibenahi dalam produksi sinetron di Indonesia. Kalau saya perhatikan, mereka—filmmaker—cenderung lebih berlomba-lomba mempertahankan karya mereka disebuah saluran TV dibanding berlomba-lomba untuk menciptakan karya baru dengan ide cerita yang lebih ‘gila’ dan fresh.

 

3. Lembaga Sensor Tidak Terlalu Mengekang, Sutradara Tidak Terlalu Idealis

Memang dalam kebanyakan drama Korea menyuguhkan beberapa adegan ciuman dan vulgar lainnya. Karena memang itulah yang kita cari adegan seperti ini sudah lumrah digunakan sebagai penambah bumbu-bumbu romansa dalam ceritanya. Tapi adegan-adegan seperti ini nggak bakal sampai ke ‘adegan ranjang’. Kalaupun sampai ke ‘adegan ranjang’, kamera pasti akan dialihkan ke objek lain.

Sekalipun kita suka dengan adegan impulsif dalam hubungan romansa yang ditampilkan dalam layar, kita juga harus perhatikan karakter negara kita yang agak sedikit tabu dengan hal-hal seperti ini jika ingin diterapkan di Indonesia. Pada akhirnya problem yang sering dialami adalah di satu sisi sutradara ingin menampilkan adegan yang mungkin berbau vulgar dalam ceritanya demi nilai seni atau mungkin menjadi bagian esensial dalam cerita, tapi di lain sisi lembaga sensor juga berusaha memberi aturan yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia tanpa mengekang kreatifitas para filmmaker.

 

4. Fokus pada Cerita, Bukan Editing

Jarang sekali kita menyaksikan sebuah drama Korea yang menggunakan editing rumit dan berlebihan. Jika dalam ceritanya membutuhkan atribut atau setting tambahan untuk menunjang cerita. Mereka lebih memilih memakai konsep practical effects—di mana setting atau atribut yang dibutuhkan dalam proses syuting mereka ciptakan sendiri agar bisa langsung digunakan di lokasi syuting tanpa perlu menambah-nambah tugas editor.

 

5. Iklan Produk yang Tidak Terlalu Ketara

“Kim Ji Won, kamu lagi minum apa? Enak banget kayanya.”

“Ini loh Lee Min Ho—ini kopi “Ship Fire”. Kopi ini bisa bikin aku melek seharian buat ngerjain skripsi!”

“Wah kalau gitu aku mau dong satu. Aku juga mau begadang nih buat bikin lagu Indie.”

“Ya udah—tunggu aku buatin dulu yhaaa~”

*mereka sruput kopi bersama

*kamera menyorot sachet kopi

Nggak mungkin kalian nemu iklan produk di luar kebutuhan cerita film secara blak-blakan kaya gini di drama Korea.

 

6. Karena Kita Nonton Pakai Subtitle

Dan pastinya ini adalah alasan yang paling logis kenapa kita suka drama Korea. Karena tanpa subtitle kita hanyalah remahan rengginang—yhaaa~

Nah, kira-kira itulah beberapa alasannya. Apakah kamu tertarik?

Selamat menonton!

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: anak gaulanak mudadrama koreakpopKpopersSinetron
Husen Mulachela

Husen Mulachela

ArtikelTerkait

Sisipan Iklan Layanan Masyarakat di Dua Sinetron Prime Time Andalan RCTI Ramashok Blas! terminal mojok

Sisipan Iklan Layanan Masyarakat di Dua Sinetron Prime Time Andalan RCTI Ramashok Blas!

27 Juni 2021
5 Cewek Green Flag yang Hanya Ada di Drama Korea

5 Cewek Green Flag yang Hanya Ada di Drama Korea

15 Juni 2024
5 Drakor Bertema Olahraga yang Menarik untuk Ditonton Terminal Mojok

5 Drakor Bertema Olahraga yang Menarik untuk Ditonton

23 Maret 2022
sinetron jadi pocong pocong mumun mojok.co

Pocong Mumun dan Jefri di Sinetron ‘Jadi Pocong’ Adalah Tontonan Terseram Semasa Kecil

7 Agustus 2020
4 Hal Sederhana yang Bikin Penonton Drakor di Indonesia Marah

4 Hal Sederhana yang Bikin Penonton Drakor di Indonesia Marah

24 Februari 2025
5 Drama Korea tentang Hacker yang Bisa Ditonton agar Paham Gimana Bjorka Bekerja Terminal mojok

5 Drama Korea tentang Hacker yang Bisa Ditonton agar Paham Gimana Bjorka Bekerja

14 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.