Jika jalur Alas Pujon di barat Malang menjadi jalur favorit perantau plat S dan plat AG yang menempuh pendidikan di Kota Malang, Kabupaten Jember juga punya jalur yang menjadi lintasan favorit perantau plat P, namanya jalur Alas Gumitir. Jalur ini menjadi jalur utama untuk menuju Bumi Blambangan Banyuwangi, maka tak heran kalau pengendara plat P akan terlihat cukup banyak di sini. Plat P sendiri merujuk pada plat kendaraan yang digunakan di Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jember, dan Situbondo.
Jember jadi tujuan mahasiswa
Serupa dengan Jogja dan Malang, Jember juga bisa disebut sebagai Kota Pelajar, setidaknya untuk wilayah eks Karesidenan Besuki. Sebab, cukup banyak mahasiswa dari luar daerah yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di kota ini.
Maka tak heran kalau banyak mahasiswa dari kabupaten sekitar, utamanya Banyuwangi, memilih berkuliah di Jember. Dan tentu saja jalur andalan para mahasiswa plat P itu adalah jalur Alas Gumitir. Iya, jalur yang memisahkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi ini memang cukup favorit.
Jalur Alas Gumitir sebenarnya mirip roller coaster versi jalan raya karena topografinya pegunungan. Kalau lewat sini, dijamin pengendara bakal melalui perjalanan seru ditemani pemandangan alam yang indah. Sayangnya, jalur ini cukup bikin pengendara stres karena kemacetan yang mengganggu kenyamanan. Maklum, jalur ini juga menjadi “red carpet”-nya truk-truk besar yang sibuk melintas, utamanya jelang sore hari dan saat musim tebu tiba.
Mengurai benang kusut kemacetan di jalur Alas Gumitir
Kemacetan di Alas Gumitir memang masalah yang perlu ditangani. Sebab, truk-truk besar yang melintas di sana bisa bikin kemacetan makin parah dan berpotensi mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya. Nah, kalau ini tugas pemangku kebijakan untuk menangani masalah ini dengan serius. Misalnya, dengan mengatur jam operasional truk yang melintas, atau malah mempercepat pembangunan jalan alternatif di pantai selatan yang konon kabarnya masih mandek hanya sampai Puger Jember.
Sebagai mahasiswa yang juga sering melintasi jalur Alas Gumitir, saya malah berharap dengan langkah-langkah yang diambil pemangku kebijakan setempat, jalur ini bisa jadi lebih lancar dan aman. Sebab, pola kemacetan yang terjadi di sana memang selalu sama. Apalagi saat musim tebang tebu tiba, macet jadi bertambah parah. Kalau bukan karena ada truk tebu yang terguling, pasti karena ada truk yang mengalami kendala mesin. Maklum, truk yang melintas rata-rata juga sudah tua.
Sebenernya saya agak bingung sama masalah truk tebu yang lewat jalur Alas Gumitir ini. Wong tebu yang berasal dari Jember dikirim ke Glenmore Banyuwangi, padahal ada pabrik gula di sana. Sementara tebu yang di Glenmore justru dibawa ke Kecamatan Semboro Jember karena konsesi lahannya milik PTPN XI. Sementara pabrik gula Glenmore merupakan konsorsium yang diinisiasi PTPN XII.
Apa kedua BUMN ini nggak bisa duduk bareng mencari solusi agar beban jalur Alas Gumitir sedikit lebih ringan? Supaya para mahasiswa plat P yang melintas di Alas Gumitir juga lebih tenang dan nyaman mengarungi jalanan karena truk-truk besar bermuatan tebu nggak terlalu banyak lalu-lalang.
Buat teman-teman mahasiswa plat P asal Banyuwangi yang senantiasa melewati Alas Gumitir untuk mengejar ilmu sampai ke Jember, tetap semangat. Siapkan bekal dan tenaga yang cukup sebelum melewati Alas Gumitir. Jangan berkecil hati jika menemui kemacetan di jalur ini. Macet pasti berlalu.
Penulis: Anik Sajawi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalur Alas Pujon Malang Menyimpan Bahaya bagi Pengendara.