Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Aksi Cepat Tanggap Sebaiknya Ganti Nama Jadi Aksi Cepat Tobat

Salma Fauziah Khairunnisa oleh Salma Fauziah Khairunnisa
4 Juli 2022
A A
Aksi Cepat Tanggap Sebaiknya Ganti Nama Jadi Aksi Cepat Tobat

Aksi Cepat Tanggap Sebaiknya Ganti Nama Jadi Aksi Cepat Tobat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Aksi Cepat Tanggap jadi bulan-bulanan setelah skandal mereka akhirnya terkuak

Apa saja profesi berpenghasilan 250 juta per bulan yang Anda ketahui?

Sebagai mahasiswa yang akrab dengan UMR Jogja dan bayaran menulis seadanya, saya pribadi hanya mengenal segelintir profesi yang menghasilkan gaji dua digit. Gaji tiga digit? Makin susah, apalagi yang mencapai tiga digit. Setahu saya profesi yang bisa tiga dikit itu dikit banget, seperti programmer, wirausahawan, atau perampok. 

Ternyata, di zaman yang makin sulit dengan harga sembako terus melangit, kreativitas orang dalam meraup keuntungan menjadi gila-gilaan. Atau bahkan nggak perlu pusing-pusing berkreativitas, cukup mematut diri dengan citra agamis atau memposting foto korban bencana dengan copywriting tingkat tinggi agar orang-orang tergerak untuk berdonasi. Dunia memang sudah edyan, rasa-rasanya figur seperti ini memang lagi marak bermunculan.

Di antara berbagai profesi yang menjanjikan gaji ratusan juta, tak pernah terbayangkan bila menjadi petinggi di sebuah lembaga kemanusiaan bisa jadi salah satunya. Rumah gedongan, mobil mewah terbaru, hingga perjalanan dinas kualitas nomor satu. Gambaran tersebut tentu berbanding terbalik dengan gambar-gambar yang menghiasi poster di sosial media resmi lembaga tersebut: anak yang kehilangan orang tua, tangisan korban bencana, hingga kelaparan yang menyebar di medan peperangan.

Lembaga kemanusiaan tersebut adalah  ACT atau, Aksi Cepat Tanggap, yang kini menjadi trending di mana-mana setelah jadi berita utama majalah Tempo keluaran terbaru dengan tagline “Kantong Bocor Dana Umat”. Ada puluhan lembar artikel liputan yang secara tersirat maupun tersurat menggambarkan betapa naif dan tidak transparannya perputaran uang donatur di lembaga yang sudah berdiri belasan tahun tersebut akibat ulah oknum petinggi.

Dimulai dari pemberian fasilitas fantastis untuk para petinggi lembaga yang terdiri dari president, senior vice president, vice president, direktur eksekutif, dan direktur berupa mobil mewah dan gaji tinggi. Dalihhnya adalah, pasang tinggi gajinya, paksa kerja habis-habisan, agar ACT bisa mempersembahkan program terbaik. Di sini saja saya sudah dibikin agak mikir dengan skala prioritas yang diatur lembaga tersebut: apakah semata-mata hanya mencari harta?

Mungkin sah-sah saja jika instansi yang menaungi memang berfokus meningkatkan laba dan mengejar dunia. Tapi, untuk sebuah lembaga yang nyata-nyata menjual agama dan janji akhirat, rasanya kok sangat kontradiktif, yha.

Baca Juga:

Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

Menebak Motif Rakyat Indonesia Malas Bayar Pajak, tapi Rajin Donasi

Sekarang mari kita lihat apakah “program-program terbaik” Aksi Cepat Tanggap benar-benar terlaksana setelah miliaran dana terkucur untuk menggaji para petinggi tersebut. Berdasarkan laporan Tempo, ternyata mlempem juga. 

Salah satunya untuk proyek kemanusiaan yang bekerjasama dengan Boeing sebagai bentuk kompensasi kepada keluarga korban atas jatuhnya pesawat Lion Air 2018 silam. Dana sejumlah Rp131 miliar telah diserahkan Boeing kepada pihak ACT untuk membangun fasilitas sekolah di tempat yang ditentukan pihak keluarga korban.

Namun, eksekusi pembangunan gedung sekolah tersebut berjalan tidak maksimal. Sebab, dana yang diberikan sebagian digunakan untuk menutup program ACT lain yang mangkrak karena manajemen uang yang ugal-ugalan.

Dalam hal tersebut, poin yang bisa saya ambil hampir selalu serupa di setiap kasus penyaluran dana yang mengalami gangguan. Pihak relawan dan pengurus Aksi Cepat Tanggap daerah cenderung tidak tahu-menahu karena baik nominal donasi secara konkret dan persentase dana yang dicairkan hanya Tuhan dan pihak ACT pusat yang mengetahui.

Oleh karena itu, meski gondok setengah mati, sebagai seorang awam, saya masih menyarankan agar pengawalan kasus penyelewengan dana ACT ini tidak dilakukan dengan anarkis dan membabi buta. Sebab, tidak semua unsur karyawan dan relawan menjadi pihak yang menilep dana.

Toh pimpinannya yang disinyalir meraup keuntungan 250 juta itu sudah lengser 11 Januari silam dan diganti oleh seseorang yang katanya berkomitmen untuk membangun kepercayaan publik. Tapi, ya nggak semudah itu lah, ya. ACT harus benar-benar melakukan muhasabah, atau sekalian ganti nama dari Aksi Cepat Tanggap menjadi Aksi Cepat Tobat.

Penulis: Salma Fauziah Khairunnisa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Betapa Ngawurnya Open Donasi Bodong dengan Mengeksploitasi Kemiskinan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Juli 2022 oleh

Tags: Aksi Cepat TanggapDana Umatdonasimanajemen uangpenyelewengan
Salma Fauziah Khairunnisa

Salma Fauziah Khairunnisa

Mahasiswi yang pura-pura jadi penulis, kadang sebaliknya.

ArtikelTerkait

Lelah dengan Iklan Penggalangan Dana yang 'Menjual' Kesedihan terminal mojok.co

Lelah dengan Iklan Penggalangan Dana yang ‘Menjual’ Kesedihan

27 September 2020
Salahkah Melakukan Dokumentasi Saat Kegiatan Amal? terminal mojok.co

Salahkah Melakukan Dokumentasi Saat Kegiatan Amal?

26 Januari 2021
transparansi dana sumbangan

Transparansi Dana Sumbangan Crowdfunding

28 Mei 2019
Salahkah Melakukan Dokumentasi Saat Kegiatan Amal? terminal mojok.co

5 Tipe Orang Melakukan Donasi

13 Januari 2021
Sumber Gambar Pixabay

Saat Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Jangan Lupa Minta Transparansi

10 September 2021
Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

Program Donasi Rp1.000 Sehari Dedi Mulyadi Adalah Bentuk Nyata Pungli Berkedok Solidaritas Sosial

9 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.