Kunjungan Dirjen
Barulah pada tahun 2018 silam, ide mendirikan PAUD/TK di dalam terminal mencuat. Tepatnya, saat Dirjen PAUD dan Dikmas melakukan kunjungan ke TBM Sakila Kerti. Kala itu, Dirjen PAUD dan Dikmas berharap agar pembelajaran di PKBM Sakila Kerti tidak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga anak-anak. Maklum, anak-anak usia pra-sekolah di lingkungan terminal lebih sering berkeliaran daripada menimba ilmu.
Kalaupun ada warga terminal yang sadar tentang pentingnya pendidikan usia dini, jumlahnya bisa dihitung jari. Itu pun lebih sering kalah dengan urusan perut. Mau bagaimana lagi? Siklusnya kan begini: yang dewasa cari duit, yang kecil sana cari kesibukan sendiri. Alhasil, tumbuh kembang anak yang besar di lingkungan terminal kurang dapat terkontrol. Maka jangan heran jika anak-anak di lingkungan terminal punya gaya bicara seperti orang dewasa.
Beruntung, angin segar itu datang. Warga terminal tak perlu harus menghentikan laju ekonomi demi menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak mereka. Pada tahun 2019, TK/PAUD Sakila Kerti resmi berdiri, menjadi surga di tengah kerasnya kehidupan Terminal Kota Tegal.
Menjadi percontohan
Keberadaan PAUD/TK Sakila Kerti tentu disambut gembira oleh warga Terminal Kota Tegal. Sambil mencari nafkah, para orang tua ini bisa menitipkan buah hatinya untuk mengenyam pendidikan gratis. Ya, Sakila Kerti memang tidak memungut biaya pendidikan kepada siswa-siswinya. Bagi pengelola PAUD/TK Sakila Kerti, harapan agar dapat menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak dini lebih penting daripada sekadar rupiah. Bukanlah jika pondasinya kuat maka akan kuat pula bangunannya?
Dalam perjalanannya, PAUD/TK Sakila Kerti menjadi percontohan terminal-terminal lain. Konon, PAUD/TK yang diresmikan oleh Dirjen Perhubungan Darat ini menjadi satu-satunya tempat layanan PAUD berbasis holistik di Indonesia. Luar biasa.
Lantas, bagaimana setelahnya?
Fleksibel
Seperti yang disebutkan di awal, sebelum mendirikan PAUD/TK, Sakila Kerti terlebih dahulu sudah membuka program kejar paket A, B, dan C. Program kejar paket ini nantinya dapat dimanfaatkan bagi siswa PAUD/TK Sakila Kerti yang ingin melanjutkan sekolah namun terkendala beberapa persoalan, misalnya harus bekerja membantu orang tua. Sehingga tidak memungkinkan bagi anak tersebut untuk mengenyam pendidikan di sektor resmi yang ada di luar terminal.
Nah, selayaknya kejar paket pada umumnya, kejar paket Sakila Kerti Terminal Kota Tegal juga mengeluarkan ijazah yang disamakan dengan sekolah formal lainnya. Yang menarik adalah proses pembelajaran di kejar paket Sakila Kerti cenderung fleksibel.
Bayangkan, saat sekolah negeri dan swasta terpaku pada jadwal-jadwal paten yang tercantum pada kalender pendidikan, kejar paket Sakila Kerti bebas-bebas ae. Mau bagaimana lagi? Sebagian besar siswanya adalah pedagang dan pengasong. Konyol jika memaksakan sesuatu yang mutlak pada mereka. Harus ada penyesuaian agar urusan mencari ilmu tak menghalangi urusan perut.
Salah satu contoh penyesuaian yang terjadi yaitu yang berkaitan dengan waktu pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) ganjil. Normalnya, PTS ganjil dilaksanakan pada bulan September atau awal Oktober. Namun, di kejar paket Sakila Kerti Terminal Kota Tegal, PTS ganjil tahun lalu dilaksanakan pada bulan Desember, menyesuaikan waktu luang siswa-siswanya.
Menarik, ya? Apakah ini semacam upaya menerapkan kurikulum merdeka?
Belum tentu.
Yang jelas, ketika seseorang selesai dengan urusan perutnya, dia bisa fokus menyelesaikan urusan yang lainnya.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi