Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ada Cerita tentang Manusia Purba dan Kesabaran di Museum Semedo

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
24 Juli 2023
A A
Ada Cerita tentang Manusia Purba dan Kesabaran di Museum Semedo

Ada Cerita tentang Manusia Purba dan Kesabaran di Museum Semedo (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang tahu kalau warteg itu asalnya dari Tegal. Banyak pula yang langsung teringat dengan Tegal manakala berbicara tentang sate kambing, soto ataupun tahu aci. Namun, tak banyak orang tahu bahwa di Tegal juga ada sebuah tempat di mana kita bisa melihat dan mempelajari sejarah manusia purba. Tempat itu bernama Museum Semedo.

Terletak di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Museum ini berjarak sekitar 26 km dari pusat Kabupaten Tegal. Jangan khawatir, akses jalan menuju ke lokasi sudah beraspal. Sehingga, nyaman untuk dilewati kendaraan. Memang, sih, di beberapa titik jalannya terasa sempit untuk mobil simpangan. Tapi tak apa. Bukankah kesempitan kerap mengajarkan kita tentang makna kesabaran?  

Sejarah Museum Semedo

Berdirinya museum Semedo tak lepas dari perjuangan salah seorang warga bernama Dakri. Dakri diketahui rajin menggali dan mengumpulkan benda purbakala yang ia temukan di situs semedo selama bertahun-tahun. Puncaknya terjadi pada 2011, Dakri menemukan fosil fragmen atap tengkorak manusia purba. Ia pun segera memberi kabar ke pihak Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.

Tak lama kemudian, datanglah pakar arkeologi dari Balai Arkeologi Yogyakarta bersama pihak Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Mereka kemudian melakukan penelitian bersama tentang kebenaran benda purbakala yang ditemukan Dakri.

Hasil penelitian pun menyatakan bahwa pecahan atap tengkorak bagian belakang yang Dakri temukan adalah fosil manusia purba dari zaman Pleistosen Tengah, atau sekitar 700.000 tahun yang lalu. Kemudian, sebagai bentuk konservasi terhadap benda-benda peninggalan purbakala, pemerintah membangun museum Semedo. Benda-benda purbakala yang Dakri temukan pun disimpan di sana.

Daya tarik Museum Semedo

Saat kali pertama memasuki gerbang Museum Semedo, pengunjung akan dibuat terpesona dengan tampilan luar museum. Dari luar, gedung museum Semedo memang tampak gagah dan indah. Ada ornamen gambar homo erectus yang sangat besar di bagian depan dinding gedung. Seolah, homo erectus itu sedang menyambut pengunjung yang datang.

Sementara itu di bagian samping kanan gedung museum, ada replika gading berukuran besar. Tak ketinggalan, ada pula replika gajah purba. Harus diakui, penataan bagian luar museum memang memanjakan mata pengunjung. Banyak spot menarik yang bisa dijadikan latar untuk berfoto. Apalagi, di sekitar halaman museum terdapat banyak pohon dan bunga yang membuat suasana jadi semakin asri.

Lantas, bagaimana dengan ragam koleksi yang ada di museum Semedo?

Baca Juga:

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

4 Alasan Kamu Wajib Coba River Tubing di Kebumen yang Sungainya Masih Bersih 

Ada 3 ruang pamer

Secara garis besar, bagian dalam Museum terdiri atas 3 ruang pamer. Di ruang pamer pertama, pengunjung dapat belajar tentang pembentukan alam semesta, kedatangan homo erectus di Nusantara, jembatan darat pada zaman es dan migrasi out of Africa.

Tak perlu repot-repot memahami infografis yang dimunculkan di dinding-dinding museum. Membersamai kita, ada mba tour guide yang berbaik hati menjelaskan semuanya untuk kita. Pengunjung tinggal mendengarkan sambil mengikuti langkah mbaknya saja.

Selesai berkeliling di ruang pamer pertama, pengunjung akan dibawa ke ruang pamer kedua. Di sini, tour guide akan menjelaskan tentang persebaran homo erectus di Indonesia, tingkatan evolusi homo erectus dan situs Semedo.

Terakhir, ada diorama-diorama kehidupan manusia purba di ruang pamer ketiga. Nanti, sebelum keluar dari museum, pengunjung diperbolehkan untuk menyentuh salah satu fosil tulang yang ada di museum Semedo.

Melatih kesabaran

Sayangnya, dibutuhkan kesabaran yang ekstra jika ingin berkunjung ke museum Semedo. Ini bukan kesabaran tentang akses jalan yang bikin mobil sulit simpangan. Ini tentang kesabaran yang lain. Yaitu, kesabaran untuk menunggu giliran masuk ke dalam museum.

Jadi, pengunjung di museum Semedo memang dibatasi. Per satu kloternya, hanya diperbolehkan sekitar 10 orang saja. Kloter selanjutnya baru boleh masuk jika kloter yang di dalam sudah keluar dari museum.

Nah, kesabaranmu sungguh diuji jika hari kamu berkunjung ke Museum Semedo bertepatan dengan kunjungan anak sekolah. Wah, kalau seperti itu kejadiannya, saran saya, mending ganti hari. Kecuali, kamu oke-oke saja kalau harus menunggu selama berjam-jam.

Latihan kesabaran lainnya yaitu sabar terhadap proses. Entah kenapa, saya hanya bisa menikmati Museum Semedo sampai di pertengahan ruang pamer yang kedua saja. Selanjutnya, bosan. Pengin cepet-cepet keluar. Pengunjung lain juga sepertinya merasakan hal yang sama. Terbukti, begitu memasuki ruang pamer ketiga, banyak yang asik sendiri. Ya main gadget, ya ngobrol, malah ada yang curi pintu keluar.

Apa ini memang penyakit umum orang pergi ke museum, ya? Rentan bosan.

Tapi, jika kalian tertarik untuk berkunjung, boleh-boleh saja. Silakan dicatat, ya, Museum Semedo hanya buka mulai hari Kamis hingga Minggu. Selamat berkunjung dan jangan lupa kabari saya apakah kamu bosan atau tidak selama di sana.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Destinasi Museum Date di Jogja biar Kencanmu Nggak ke Situ-situ Aja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2023 oleh

Tags: homo erectusmuseum semedotegal
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Misteri Desa Cawitali Bumijawa Tegal, Tempat Persinggahan Syekh Siti Jenar

Misteri Desa Cawitali Bumijawa Tegal, Tempat Persinggahan Syekh Siti Jenar

17 Juni 2023
Harga Gula Naik, Penjual Kue Pancong di Tegal Ingin Beralih Jadi Tukang Kredit di Bulan Puasa

Harga Gula Naik, Penjual Kue Pancong di Tegal Merana. Ingin Beralih Jadi Tukang Kredit Panci di Bulan Puasa

23 Maret 2024
Senjakala Lapak Buku Bekas di Pasar Alun-alun Tegal: Mati Tak Ingin, Bertahan (Hampir) Tak Mungkin

Senjakala Lapak Buku Bekas di Pasar Alun-alun Tegal: Mati Tak Ingin, Bertahan (Hampir) Tak Mungkin

23 Maret 2024
3 Hal yang Bisa Dilakukan di Malioboro Tegal, tapi Nggak Bisa Dilakukan di Malioboro Jogja

3 Hal yang Bisa Dilakukan di Malioboro Tegal, tapi Nggak Bisa Dilakukan di Malioboro Jogja

12 September 2024
Gang Trisanja 16, Gang Mewah yang Jadi Antitesis UMK Kabupaten Tegal 

Wali Kota Tegal, Wali Kota yang Amat Sangat Dicintai Warganya, Bener kan, Lur?

19 Maret 2024
Nggak Cuma di Jogja: Ternyata, Malioboro Punya Cabang di Beberapa Kota terminal mojok.co

Nggak Cuma di Jogja: Malioboro Juga Punya Cabang di Beberapa Kota

8 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.