Saya membaca tulisan mas Ahmad Muarifin berjudul 3 Jenis Pertanyaan Terlarang di Kafe, dan saya malah dibuat kemekelen. Lah, soalnya tiga pertanyaan yang konon terlarang ditanyakan di kafe itu menurut saya memang sudah sewajibnya ditanyakan. Dan sebagai seorang kasir kafe, memang sudah wajib untuk dijawab. Bagi pelanggan, mendapatkan info tentang makanan dan minuman yang akan dibeli adalah kebutuhan. Pelanggan nggak mau dong udah beli dan yang datang tidak sesuai ekspektasi.
Makanya, di sini saya akan menjelaskan kenapa tiga pertanyaan yang menurut mas Ahmad itu terlarang, justru sebenarnya teramat sangat penting untuk ditanyakan, dan tentu saja teramat sangat penting untuk dijawab kasir.
Pertanyaan tentang makanan dan minuman paling enak yang mana
Saya bekerja sebagai barista di sebuah kedai kopi di Jogja. Sebagai barista, saya sudah pasti berhadapan langsung dengan pelanggan yang datang. Menyambut dengan sapaan ramah dan senyuman terbaik agar pelanggan merasa nyaman. Setelah itu bagi pelanggan baru, urusan memilih menu memang sangat dilematis, terlebih jika namanya sangat asing.
Biasanya bahkan ada pelanggan yang membutuhkan waktu lama untuk memilih menu, agar jangan sampai salah pilih. Nah, tugas kasir kafe—atau barista—adalah membantu pelanggan menentukan pilihan. Kalau pelanggan nggak nanya menu yang paling enak, sudah tugas kasir—atau barista juga—bertanya duluan. Pertanyaannya simpel, semisal, “Kakak sukanya kopi atau non kopi, Kak? Biar bisa saya rekomendasikan,” setelah itu, pelanggan pasti bakal langsung jawab karena sudah dipancing. Misal pelanggan itu menjawab, “Yang kopi, Mas!”
Setelah sudah mengetahui bahwa pelanggan suka kopi, kasir tinggal melanjutkan pertanyaan semisal, “Suka yang kopi susu atau kopi hitam, Kak?” atau, “Suka yang manis atau yang pahit, Kak?” Pelanggan akan semakin mengerucut pilihannya, sampai akhirnya terpilihlah satu menu.
Ya, sudah menjadi tugas kasir, barista, atau siapa saja yang berada di garis terdepan menyambut pelanggan dan membimbing mereka menemukan pilihan terbaik. Atau kalau pelanggan tanya, “makanan dan minuman paling enak yang mana, Mas?” Itu akan lebih gampang. Jawabannya bisa berdasarkan data makanan mana yang paling laris karena yang paling laris biasanya memang yang paling disukai. Kalau kemudian sudah menjawab menu mana yang paling laris tetapi pelanggan nggak suka, tinggal lakukan proses pertanyaan seperti tadi, menanyakan pelanggan sukanya yang seperti apa, lantas membimbingnya mendapat pilihan terbaik.
Repot? Memakan waktu lama? Ya memang begitu. Hubungan antara pelanggan dan kasir atau barista atau siapa saja yang menyambut memang harus seperti itu agar pelanggan mendapatkan pilihan terbaiknya. Makanya, haram hukumnya pasang muka judes atau malah menunjukkan rasa mangkel karena pelanggan tanya-tanya mulu. Ya memang kalo nggak tau pasti bakal tanya, dan tugasnya yang tau yang menjawab.
Pertanyaan tentang makanan atau minuman mana yang habis
Pertanyaan ini juga sangat penting. Kecuali di kafe menyediakan papan pengumuman menu apa saja yang habis, pertanyaan ini wajib dijawab, dan apabila tidak ditanyakan, maka tugas kasir adalah memberitahukan ketidaktersediaan menu itu. Semata-mata agar pelanggan nggak kecewa karena sudah milih, eh ternyata habis.
Apabila pelanggan tanya makanan atau minuman mana yang habis, berarti tugas kasir justru lebih mudah karena tinggal menyebutkan mana saja yang habis. Akan lebih susah apabila pelanggan nggak nanya, karena kasir harus menjelaskan dulu menu mana saja yang tidak tersedia. Skenario yang terjadi apabila pelanggan nggak tanya tentang menu mana saja yang habis adalah kasir akan menjelaskan seperti ini, “Mau pesan makanan atau minuman yang seperti apa, Kak? Biar bisa saya rekomendasikan. Tapi, sebelumnya mohon maaf, untuk menu X, menu X, dan menu X, sedang tidak tersedia saat ini ya, Kak. Bisa saya rekomendasikan menu yang ini barangkali?” Dengan menerangkan seperti itu, pelanggan tidak akan langsung kecewa apabila menu pilihannya habis karena kasir akan langsung merekomendasikan menu yang barangkali mirip atau sesuai dengan kesukaan pelanggan. Maka, menjawab pertanyaan menu mana yang habis itu sangatlah penting dan nggak terlarang sama sekali untuk dilakukan.
Pertanyaan tentang makanan dan minuman yang nggak ada
Oke, yang satu ini sebenernya memang ngaco. Tapi, sejauh yang saya ketahui, biasanya yang tanya model beginian adalah mas-mas atau mbak-mbak humoris yang pengin bercanda. Hal ini justru bagus karena sudah pasti pelanggan itu membuka kesempatan untuk ditawari. Makanya, guyonan seperti itu bisa dibalas dengan guyonan juga semisal, “Yang nggak ada Sop Iga Brontosaurus, Kak. Es Kopi Berlian Neptunus juga sedang kosong. Mungkin mau saya rekomendasikan menu yang ini saja?” setelah itu akan terjadi proses dialog yang seru dengan pelanggan sampai akhirnya pelanggan humoris itu menentukan pilihannya.
BACA JUGA Beberapa Jenis Tukang Parkir yang Menyebalkan dan tulisan Riyanto lainnya.