Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Strategi Psychological Pricing Penjual Sempol yang Tidak Kita Sadari

Taufik oleh Taufik
7 November 2020
A A
Strategi Psychological Pricing Penjual Sempol yang Tidak Kita Sadari terminal mojok.co

Strategi Psychological Pricing Penjual Sempol yang Tidak Kita Sadari terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jualan sempol juga harus pakai strategi, dong!

Dalam memanfaatkan konsumen sebagai komoditas ekonomi, penjual memanfaatkan tiga strategi paling populer dalam pelabelan harga untuk sebuah produk. Pertama, decoy effect atau kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi efek umpan. Sebuah strategi memikat konsumen untuk menentukan pilihan pada produk ketiga yang justru lebih mahal dari dua harga produk sebelumnya.

Sederhananya, konsumen diberi tiga pilihan harga untuk produk yang sama. Namun, ada penambahan item pada setiap pilihan yang secara otomatis menambah harga produk. Misal, harga sebuah buku adalah Rp3.000, lalu sebuah pensil adalah Rp2.000. Sedang untuk gabungan keduanya (efek umpan) menjadi Rp4.500 saja. Sebuah strategi yang melibatkan logika dan psikologi dalam satu waktu.

Kedua, adalah strategi angka 9. Secara sederhana, harga barang pada angka ribuan, ratusan, dan puluhan diberi label 9 untuk menyamarkan kepada konsumen. Padahal harga sebenarnya dari produk tersebut tidak terpaut dengan harga genapnya. Misal harga barang Rp20.000 menjadi Rp19.999 atau menjadi Rp20.999. Strategi ini sendiri paling banyak diterapkan pada swalayan dan pusat perbelanjaan yang sekiranya para pembelinya tidak butuh untuk menawar. Pasalnya, saya sendiri tidak membayangkan strategi serupa diterapkan di pasar-pasar tradisional.

Strategi paling populer yang ketiga, adalah anchoring. Sebuah strategi menawarkan harga tertinggi terlebih dahulu untuk sebuah produk yang utuh. Lalu memberi pilihan harga lebih murah tapi dengan kekurangan-kekurangan tertentu. Intinya penjual mendikte pembeli untuk membeli produk dengan harga yang lebih mahal sekalian. Istilahnya, kalau bisa beli yang mahal kenapa harus yang murah? Sebuah strategi menguras kantong agar lebih cepat habis.

Ketiga strategi ini sudah begitu familier. Setiap ke swalayan atau ke pusat perbelanjaan selalu dihadapkan pada pilihan yang seperti tidak ada jalan lain untuk kembali. Otak dan logika kita seolah dimanipulasi. Hal yang sama bahkan sudah sampai merambah kepada platform belanja online.

Namun, tahukah bahwa dari ketiga strategi psikologi ekonomi paling populer yang saya sebutkan di atas, dua di antaranya telah sangat sering digunakan oleh para penjual jajanan?

Di kompleks tempat tinggal saya dan mungkin juga Anda, terutama jika berdekatan dengan wisata kuliner dan semacamnya, akan sering bertemu dengan penjaja makanan ringan macam pentol atau sempol. Berbeda dengan yang berlaku di swalayan atau pusat perbelanjaan, bahkan sebelum kita benar-benar sadar soal harganya kita seolah sudah dimanipulasi oleh para penjual itu.

Baca Juga:

Kecamatan Ijen atau Sempol? Daerah di Kabupaten Bondowoso yang Krisis Identitas

5 Ide Jualan Nasi di Pinggir Jalan selain Nasi Kuning dan Nasi Uduk

Jadi, biasanya para penjual jajanan itu menjual jajanan mereka dengan harga yang murah. Biasanya kalau pentol, hanya Rp500/biji. Kalau sempol biasanya Rp1.000/tusuk. Nah, ini jadi awal penjual jajanan manipulasi kita sebagai konsumen. Strategi anchoring sudah berhasil diterapkan kepada kita. Tanpa disadari kita diberi harga standar dulu yang sebenarnya itu adalah harga original dari produk mereka. Kita hanya diberi pilihan untuk membeli atau tidak membeli. Namun, kalau sudah terlanjur memanggil ya pastinya membeli, dong? Masa penjual sempol dipanggil cuma karena iseng?

Nah, setelah pikiran kita mulai dikuasai, kita akan kembali dimanipulasi dengan strategi decoy effect. Tapi lagi-lagi dengan cara yang sangat halus. Bahkan tanpa perlu ada tawaran kepada kita. Tidak perlu ada sodoran pilihan ketiga. Dan kita masih belum sadar bahaya itu. Jika dipikir, ada logika dan psikis yang coba dimainkan sekaligus para penjual jajanan ini.

Misal saja, harga satu tusuk sempol hanya Rp1.000. Kita, terutama kaum dewasa, saya yakini akan gengsi jika hanya membeli satu atau dua tusuk. Apalagi untuk sempol, abang-abang penjualnya masih harus memasaknya barang 10 sampai 15 menit. Untuk anak kecil mah mungkin akan cuek aja. Toh mereka memang tidak atau belum terpengaruh strategi ini secara eksplisit. Anak-anak masih terpaku pada minta dibeliin atau nangis sejadi-jadinya.

Hal yang sama tidak terjadi kepada orang dewasa. Kita seperti diwajibkan untuk membeli lebih dari yang seharusnya. Ya paling standar, Rp5.000, lah. Ini seolah seperti panduan, kalau membeli kurang dari Rp5.000 sepertinya memang kurang dan tidak etis aja gitu. Kalau membeli lebih dari Rp5.000 takut kebanyakan (apalagi kalau yang makan kamu doang).

Dalam sebuah survei random kepada teman-teman saya perihal harga sempol Rp1.000/tusuk ini, mereka rerata memilih untuk membeli minimal Rp5.000 (lima tusuk) jika sedang “ngidam” jajan tersebut. Kurang dari Rp5.000 menurut mereka sebenarnya masih wajar. Paling nggak Rp3.000, lah (tiga tusuk). Ada gengsi yang mereka jaga sebagai orang yang sudah remaja atau dewasa.

Hal yang sama sebenarnya juga terjadi pada jajanan lain macam pentol, tahu bulat, dan jajanan yang terlihat sepertinya sangat murah untuk satu item. Namun, sebenarnya tidak jika kita bisa melihat secara keseluruhan.

Dalam dunia ekonomi, entah makro atau mikro, pemberian label harga yang sesuai sebenarnya sedikit banyak menentukan apakah produk kita akan laku atau tidak. Makanya banyak pedagang yang setiap hari menentukan harga baru yang dirasa cukup layak untuk produk mereka.

Padahal ya berdagang juga bukan hanya soal label harga. Hal lain macam promosi juga ikut menentukan apakah produk kita akan laku atau malah ditinggal konsumen lama. Bisa tengok apa yang terjadi dengan odading Mang Oleh, yang rasanya anjay banget itu!

BACA JUGA Jual Pulsa Adalah Bisnis Sampingan Terbaik Dekade Ini dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Oktober 2021 oleh

Tags: hargajualanSempol
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Apa sih Bedanya Makeup Mahal dan Murah Terminal Mojok

Apa sih Bedanya Makeup Mahal dan Murah?

17 Mei 2022
Kopi Hitam Tidak Ada Sangkut Pautnya Dengan Kejantanan Seseorang terminal mojok.co

Menjawab Apakah Harga Kopi Mahal Itu Sepadan

14 September 2020
4 Mekanisme Bertahan Hidup Anak Kos yang Bisa Dicoba Jika Harga Mi Instan Naik Beneran

4 Mekanisme Bertahan Hidup Anak Kos yang Bisa Dicoba Jika Harga Mi Instan Naik Beneran

10 Agustus 2022
4 Warung Makan di Malang yang Buka Dini Hari Terminal Mojok

Sebaiknya Semua Warung Makan Menyediakan Daftar Menu Beserta Harga

18 Maret 2023
Emang Iya Kuliah Keguruan Cepat Balik Modal?

Noda dan Dosa Guru: Sisi Gelap Sebuah Profesi yang Dianggap Mulia

6 September 2022
Hal yang Menguntungkan Ketika Menggunakan Fitur Instagram Private terminal mojok.co

Pengalaman Saya Menjajal Instagram Ads: Makin Mahal, Makin Besar Peluang Laku

5 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.