Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

3 Alasan J-pop Kurang Diminati ketimbang K-Pop di Indonesia

Agiel Rabbanie oleh Agiel Rabbanie
21 September 2020
A A
j-pop k-pop industri musik indonesia mojok

j-pop k-pop industri musik indonesia mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Di era digital ini musik merupakan salah satu hiburan yang diminati oleh hampir seluruh orang di dunia termasuk di Indonesia. Banyaknya genre musik yang beredar di pasaran membuat setiap orang dapat memilih jenis musik mana yang cocok dengan selera mereka. Beberapa yang terkenal ada musik jaz, J-pop, blues, RnB, funk, rock, metal, indie, pop, dan masih banyak yang lainnya.

Di Indonesia salah satu genre musik yang banyak diminati saat ini adalah musik pop dari Korea alias K-pop. Udah nggak heran lagi mengapa genre ini banyak diminati di Indonesia terutama para cewek-cewek. Bisa kita lihat sendiri di media sosial bahwa para penggemar K-pop itu banyak banget, terutama di Twitter. Biasanya udah keliatan tuh dari isi profilnya, mulai dari tweet, like, bahkan foto profilnya.

Namun, saya yang merupakan peminat dari musik pop Jepang atau J-pop merasa agak iri sekaligus heran mengapa K-pop bisa lebih laris di Indonesia padahal saya merasa kualitas lagu J-pop itu tidaklah buruk dan dapat bersaing dengan K-pop. Seperti contohnya L’arc-en-Ciel, One OK Rock, Sayuri, dan masih banyak yang lainnya. Setelah saya mencari tahu dan mengamati bagaimana masuknya kedua musik ini di Indonesia, saya menemukan tiga alasan mengapa J-pop kurang diminati di Indonesia.

K-pop dipopulerkan oleh boyband dan girlband

Pada awal 2000-an, kepopuleran K-pop ini kemungkinan diawali dengan ditayangkannya banyak serial drama Korea di televisi Indonesia. Namun, ledakan justru terjadi 2011-an ketika masuknya boyband dan girlband asal Korea itu yang membuat banyak orang penasaran dan akhirnya menyukai K-pop dengan fanatik yang membuat nama K-pop menjadi besar di Indonesia. Dimulai dari Super Junior, SNSD, dan sekarang dikuasai oleh Blackpink dan Twice.

Walaupun anime sudah terlebih dahulu tayang di televisi Indonesia, namun nama J-pop tidak mendapatkan perhatian yang lebih. Hal ini karena lagu-lagu J-pop yang menjadi soundtrack anime pada saat itu telah dibuat ulang menjadi versi Indonesia sehingga para peminat lagu J-pop baru muncul setelah masuknya K-pop yang sudah terlebih dahulu menguasai pasar di Indonesia. Salah satunya dengan kemunculan idol group Jepang yang bernama AKB48 dan JKT48 yang terhitung “telat”.

J-pop tidak dipromosikan untuk pasar di luar Jepang

Ternyata kurangnya peminat J-pop di Indonesia bukan karena kualitas J-pop itu sendiri yang kurang bersaing, melainkan karena terdapat perbedaan dalam hal promosi. Jepang dalam membuat anime, manga, lagu, dan lain sebagainya, hanya diperuntukkan untuk dijual di dalam negeri. Maka dari itu, situs ilegal seperti anime, manga, dan yang lainnya yang berada di luar Jepang itu masih banyak beredar. Jepang sendiri tidak terlalu mempermasalahkan pembajakan yang dilakukan di luar negaranya itu.

Banyak lagu J-pop yang menerapkan pembatasan region seperti di YouTube dan Spotify yang membuat lagu itu hanya bisa diputar dan diakses di daerah Jepang. Maka dari itu, hal yang berbau jejepangan terkadang lebih tertutup aksesnya.

Berbeda dengan budaya Korea yang memang sengaja dipromosikan ke seluruh dunia. Entah itu lewat media sosial seperti YouTube, Instagram, Twitter, maupun melalui media massa. Makanya setiap ada lagu K-pop yang rilis di YouTube itu sering menjadi trending nomor satu, seperti lagu Blackpink yang berjudul “Ice Cream” yang telah rilis beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Bagi-bagi Freebies di Konser K-Pop Bikin Trauma dan Nama Baik Fandom Tercemar Gara-gara Oknum K-Popers Tak Tahu Diri

Season Greeting, Merchandise KPop Paling Nggak Penting yang Mending Stop Produksi

Formula lagu J-pop terlalu kompleks

J-pop memiliki keunikan tersendiri, di mana formula musik yang beredar memiliki banyak sekali perbedaan, seperti ritme, nada, lirik, dan lain sebagainya. Musik J-pop mayoritas tidak menggunakan autotune yang membuat para penyanyi memiliki ciri khas suaranya masing-masing sehingga suara aslinya tidak berbeda dengan yang kita biasa dengar di MV ataupun di platform lainnya.

Kenapa bisa gitu? Ya karena Jepang punya pakem musik yang berbeda dengan musik-musik yang sering kita dengar.

Sedangkan K-pop (terutama grup) biasanya menggunakan formula yang itu-itu aja, nggak jauh-jauh dari penggunaan autotune juga musik elektro. Selain itu, lirik dan nada yang terdapat di lagu K-pop lebih mudah untuk didengarkan juga didukung dengan koreografi yang membuat penggemar K-pop terkagum-kagum.

Walaupun penggemar K-pop lebih banyak dari J-pop terutama di Indonesia, bukan berarti J-pop itu memiliki kualitas lagu yang buruk, itu semua kembali lagi kepada selera para pendengar musik itu sendiri. Selera musik seseorang itu memang tidak bisa dipaksakan, jadi pilihlah musik yang memang sesuai dengan kepribadian kita masing-masing.

BACA JUGA 4 Alasan Anime Lebih Layak Tonton dari Drama Korea dan tulisan Agiel Rabbani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 21 September 2020 oleh

Tags: animeblack pinkj-popK-Pop
Agiel Rabbanie

Agiel Rabbanie

Mahasiswa HI yang ngira HI belajar budaya, ternyata politik.

ArtikelTerkait

Stereotip Ngehek bagi Bapak-bapak yang Masih Suka Nonton Anime terminal mojok.co

Kimetsu no Yaiba, Anime Paling Bagus dari Segi Kualitas Animasinya

4 Agustus 2020
Mencermati Lagu Fix You Dari Coldplay Yang Dicover BTS Dari Kacamata Fans Codplay dan Awam K-Pop Terminal Mojok

Mencermati Lagu ‘Fix You’ yang Dicover BTS dari Kacamata Fans Coldplay dan Awam K-Pop

7 Maret 2021
Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada Terminal Mojok

5 Karakter Paling Menyebalkan dalam Serial Chibi Maruko-chan

12 Juni 2022
Crosshijaber

Fenomena Crosshijaber: Para Lelaki yang Mengenakan Hijab Syar’i dan Potensi Pelecehan Seksual

15 Oktober 2019
Tak Hanya Tsubasa Ozora, Kawan-kawannya juga Berhak Bermain di Eropa terminal mojok.co

Tak Hanya Tsubasa Ozora, Kawan-kawannya juga Berhak Bermain di Eropa

21 Oktober 2020
Saya Pria dan Saya Lebih Suka Chibi Maruko Chan Ketimbang 'AoT' Terminal Mojok

Saya Pria dan Saya Lebih Suka ‘Chibi Maruko Chan’ Ketimbang ‘AoT’

7 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.