Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Culte de La Raison, ‘Agama’ Ateis yang Lahir dari Revolusi Prancis

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
10 September 2020
A A
Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa orang menganggap bahwa agama adalah sarana menyembah bentuk-bentuk ilahi. Dan syarat sebuah agama adalah memiliki figur ilahi yang disembah. Namun, dalam satu waktu pernah ada agama yang tidak memiliki figur ilahi. Agama ini tidak mempercayai segala bentuk ketuhanan. Sederhananya, agama ini adalah agama ateis.

Agama ini bernama Culte de La Raison (Cult of Reason atau Kepercayaan pada Sebab Musabab). Agama yang nganeh-anehi ini bukan lahir dari tuntunan dan ajaran seorang “nabi”. Bukan pula dari konsep-konsep masyarakat adat yang terbentuk ratusan tahun. Selain punya konsep kepercayaan yang unik, agama ini juga lahir dadakan dari Revolusi Prancis. Kurang unik apa coba?

Mungkin, saat ini Anda protes “Kok bisa ada agama yang nggak percaya tuhan?” “Harusnya agama itu jadi sarana menyembah tuhan!” Saya maklumi, tapi mari kita luruskan dulu definisi agama. Memang, agama didefinisikan KBBI sebagai sistem yang mengatur kepercayaan terhadap Ketuhanan.

Tapi, dalam kamus Oxford, definisi agama adalah sebagai kepercayaan pada pemujaan pada kekuatan kendali superhuman. Nah, kendali ini bisa berarti sosok ilahi, atau ilmu pengetahuan. Dan Culte de La Raison memuja ilmu pengetahuan yang disimbolkan sebagai raison/reason/sebab musabab.

Kembali pada Culte de La Raison, agama ini lahir pada 1792 saat Republik Prancis Pertama dideklarasikan. Berdirinya Republik Prancis ini adalah hasil dari revolusi yang dimulai sejak 1789. Revolusi yang sekarang jadi sejarah wajib kakak-kakak kekirian ini melakukan perombakan besar-besaran. Salah satunya perombakan pada bidang agama.

Kok agama disangkutpautkan? Apa hubungannya antara agama dan revolusi? Nah, kita pahami dahulu dasarnya. Agama ateis ini hadir untuk mengganti sistem agama Katolik. Agama Katolik menjadi sasaran Revolusi Prancis karena dianggap korup dan mendukung monarki.

Namun, penyingkiran agama dari masyarakat menimbulkan kekosongan. Dengan menghilangkan agama, masyarakat kehilangan pegangan dan alasan untuk hidup. Maka para tokoh intelektual dalam revolusi membentuk konsep kepercayaan baru. Sebuah kepercayaan yang berlandaskan pada pencapaian kebenaran dan menolak bentuk hierarkis yang umum dalam agama lain. maka Culte de La Raison lahir.

Antoine-Francois Momoro (1756-1794) adalah filsuf yang membangun dasar-dasar utama dari agama ateis ini. Dasar filsafat dari Culte de La Raison adalah antroposentris. Antroposentris adalah kepercayaan bahwa manusia adalah figur terpenting di dunia. Dari dasar ini, Culte de La Raison bertujuan untuk mencapai kesempurnaan manusia melalui pencapaian kebenaran hakiki dan kemerdekaan.

Baca Juga:

Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian

Jika Tuhan Mahakuasa, Kenapa Manusia Menderita? oleh Ulil Abshar Abdalla: Sekumpulan Esai Memahami Akidah Islam

Semboyan dari agama ini adalah “one God only, Le Peuple” (hanya ada satu Tuhan, yaitu rakyat). Dalam ajarannya, agama ateis ini berpusat pada dasar pemikiran dan hasil kerja para tokoh revolusi Prancis, Terutama Rousseau.

Tidak berhenti di urusan dasar-dasar agama, agama ini juga memiliki tempat ibadah sendiri. Tapi, para revolusioner ini tidak mau repot membangun rumah ibadah baru. Dengan tersingkirnya Katolik dari Prancis, bangunan gereja yang terbengkalai disulap menjadi Temple of Reason.

Seluruh simbolisme kekristenan ditutupi dengan simbol agama ini. Ibadah misa juga diubah dengan bentuk “peribadahan” yang sejalan dengan konsep Culte de La Raison. Nah, meskipun memiliki dasar ateis tapi agama ini tetap memiliki sistem peribadatan layaknya agama yang berdasar teis.

“Tapi, Culte de La Raison nyumbang hari libur nggak?”

Jangan salah, agama ateis ini tetap punya hari raya. Hari raya ini disebut Fete de La Raison (Festival of Reason). Diperingati setiap 10 November, festival ini diawali dengan perubahan simbolis gereja Notre Dame sebagai Temple of Reason. Ngomong-ngomong, gereja Notre Dame adalah gereja terbesar di Prancis. Gereja ini sempat terbakar saat demonstrasi besar-besaran di Prancis tahun lalu.

Tapi agama ini tidak berumur lama. Popularitas Culte de La Raison tergusur dengan “agama” baru: Cult of the Supreme Being. Robespierre sebagai “nabi” Cult of Supreme Being ini mengembalikan unsur deitis (keilahian) pada tatanan agama di Republik Prancis. Secara efektif agama ini bubar pada tahun 1794. Ketika Napoleon Bonaparte berkuasa, kedua agama produk revolusi ini dilarang.

Meskipun agama ini dianggap bubar, tapi Culte de La Raison tetap memiliki penganut. Para penganut ini tetap meromantisir nilai-nilai Revolusi Prancis sekaligus menolak konsep keagamaan mainstream. Memang, Revolusi Prancis memiliki tempat istimewa dalam sejarah dunia. Dan siapa sangka, revolusi ini melahirkan agama ateis yang mungkin satu-satunya.

BACA JUGA Panduan Memahami Spektrum Agnostik dan Ateis dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

 

Terakhir diperbarui pada 10 September 2020 oleh

Tags: agamaateisculte de la raison
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

hypatia

Malangnya Nasib Hypatia Gadis yang Dibunuh karena Penelitian Ilmiah

2 Juli 2019
Kata Sains Ruh, Jin, dan Tuhan Itu Tidak Ada

Kata Sains, Ruh, Jin, dan Tuhan Itu Tidak Ada

30 November 2019
pak wiranto

Pak Wiranto, Semoga Lekas Sembuh!

11 Oktober 2019
ukhti

Ukhti, Mengapa Aku Berbeda?

23 Agustus 2019
agama

Kontekstualisasi Agama atau Seragamisasi Agama?

5 Mei 2019
Sebuah Analisis Serius: Apa Sebetulnya Agama Naruto? terminal mojok.co

Sebuah Analisis Serius: Apa Sebetulnya Agama Naruto?

7 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.