Drama James Rodriguez dengan Real Madrid akhirnya berakhir. Ya bisa dibilang anti klimaks, sih. Bagaimana tidak, sempat diincar PSG, Atletico Madrid maupun klub besar lainnya. Sang pemain malah pindah ke Everton, rivalnya Liverpool dalam di Premier League.
Yang diuntungkan pastinya Everton, dong. Cukup dengan 20 juta euro, mereka sudah bisa membawa gelandang yang sempat meledak pamornya di Piala Dunia 2014 lalu. Selain itu, Real Madrid juga lumayan merugi. Lumayan kalau dilihat dari nilai beli awal. Mereka membelinya dari AS Monaco seharga 60 juta euro.
Padahal kalau dilihat permainannya, gelandang berusia 29 tahun bisa dibilang nggak jelek-jelek amat. Bayangin aja, James Rodriguez udah nyumbang dua gelar Liga Champions dan dua gelar La Liga. Itu masih ditambah Piala Super Spanyol dan gelar juara Bundesliga buat Bayern Munich, kurang apa coba?
Kalau kita lihat sejenak, yang merekrut James Rodriguez itu bukan Everton, tapi sang juru taktik, Carlo Ancelotti. Mereka berdua memiliki kisah manis sendiri sebagai juru taktik dan pemain.
Di Real Madrid, James Rodriguez kerap menunjukkan tajinya sebagai gelandang yang diperhitungkan. Olah bola dan kemampuan tendangan bebas menjadi senjata utama James Rodriguez. Saat melatih El Real, Ancelotti kerap memainkannya. Namun sayang seribu sayang, ketika perannya diganti oleh Zinedine Zidane, seolah mantan pemain Porto dan AS Monaco hilang ditelan bumi.
Mau tidak mau, akhirnya sang pemain dipinjamkan ke Bayern Munchen, dan kembali bermain dengan Carlo Ancelotti di sana. Total 43 pertandingan dengan torehan 14 gol, tak bisa dimungkiri perannya bersama Bavarian sangat vital, namun sang pemain akhirnya tidak dipermanenkan oleh Bayern Munchen.
Selain harganya masih mahal, Bayern Munchen juga enggan mengeluarkan untuk sang pemain yang sinarnya bisa dibilang otewe meredup. Mau tidak mau James Rodriguez balik kandang ke sang pemilik sah.
Bisa dibilang sang pemain tak punya gambaran masa depan di Real Madrid. Hidup segan mati tak mau, kira-kira begitu gambarannya. Masuk line up aja udah Alhamdulillah apalagi main full. Namun tampaknya, Zinedine Zidane lebih memilih Isco. Isco, di mata Zidane lebih cocok dengan skema yang ia punya.
Tak ayal, kejelasan statusnya di klub menjadi tanda tanya besar. Di satu sisi sang pemain ingin hengkang, tetapi pihak klub menahan menunggu tawaran yang tepat. Hingga akhirnya Everton datang menawarkan transfer dan voila, terjadilah perekrutan.
Salah nggak, sih, masuk Everton? Selain musim lalu peringkat 12, klub berjuluk Merseyside Biru ini kerap kali gonta ganti pelatih, hingga akhirnya Ancelotti memperbaiki semuanya. Walau sebenarnya, belum banyak yang bisa dilihat dari Everton di tangan Don Carlo.
Datangnya James menjadi angin buat para penggemar. Selain menaikkan pamor, juga menaikkan kinerja klub itu sendiri. Walau kita tahu, sebuah tim yang baik adalah tim yang terorganisir, dan tak lupa menambah gelandang kreatif yang di klub berjuluk The Toffeess. Seperti Tom Davies, Andre Gomes, dan Gylfi Sigurdsson.
Saya yakin, kedatangan pemain bintang akan menaikkan kembali pamor dan sinar sang pemain satu ini. Gimana nggak yakin, James sepertinya ditakdirkan untuk bersama Ancelotti, nggak beda jauh lah sama Ibrahimovic dengan Maxwell.
Nggak ada yang salahnya dari pindahnya James ke Everton. Memangnya dia mau nggak dimainin terus sampe habis kontrak? Ini berisiko lho, nggak semua pemain bisa langsung dapet klub yang diinginkan pula. Pemain, agen, dan klub juga merupakan elemen penting ketika transfer perpindahan pemain itu terjadi.
Jadi buat Kang James Rodriguez, awakmu ki bejo, entuk nggon seng gelem nampani, dan awakmu yo Alhamdulillah nerimo wae. Mungkin menjajaki karir di Premier League juga nggak ada salahnya toh. Banyak kok pemain yang bagus di Liga sebelah malah cocok di Premier League, siapa tau James juga.
Rejeki nggak ada yang tahu, apalagi karir pesepakbola, kalau nggak naik yo turun. Nah kalo nggak naik-naik, yo berarti nyungsep. Ingat ya, nggak ada salahnya main di Everton. Para netizen juga yakin, jam terbangmu disana akan berpotensi besar dibandingkan di El Real. Apalagi Zidane manggil Odegaard pulang. Isco aja nggak bisa digeser, malah pesaingnya ditambah Odegaard.
Ingat ya, Kang James, fokus aja ama karir yang sekarang, jenengan yo masih apik kok. Cuma yo iku, neng Madrid kakean gelandang nom-noman dan gelandang kreatif. Mundur alon-alon plus mawas diri yo. Tapi nggak boleh sombong kalau udah sukses di Everton ya. Yang penting main terus di Everton daripada nganggur di Real Madrid.
Sumber gambar: Akun Twitter @jamesdrodriguez
BACA JUGA Pengangguran Terjadi Bukan karena Keadaan, tapi Faktor Gengsi dan artikel Terminal Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.