Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Westerling, Percobaan Kudeta, dan Candaannya tentang Nyawa Sukarno

Hendra Sugiantoro oleh Hendra Sugiantoro
13 September 2020
A A
kapten Raymond Paul Pierre Westerling pembantaian sulsel 1946-1947 kekejaman kudeta sukarno mojok.co

kapten Raymond Paul Pierre Westerling pembantaian sulsel 1946-1947 kekejaman kudeta sukarno mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Nama lengkapnya Raymond Paul Pierre Westerling. Lahir pada 31 Agustus 1919 di Istanbul, saat itu masih Kesultanan Utsmaniyah Turki. Ayahnya keturunan Belanda, ibunya berdarah Yunani. Nama panggilannya Ray sementara dunia mengenalnya sebagai Westerling. Oleh karena asalnya dari Turki, ia di Belanda dijuluki sebagai Kapten Turk.

Bagi masyarakat Indonesia, sejarah Westerling merekam fakta kekejaman dan kebengisan. Aksinya sepanjang 1946-1947 di Sulawesi Selatan menimbulkan korban jiwa tak terhitung. Saking banyaknya, tak ada sumber akurat yang bisa menyebut jumlahnya. Pada Desember 1946 hingga Februari 1947, ia dan pasukannya menggenangi Makassar sampai Barru, Parepare, Pinrang, Sidrap, dan Enrekang dengan lautan darah.

Usai Jepang kalah di Perang Dunia II dan Belanda berusaha masuk kembali ke Indonesia, kondisi Makassar dianggap Belanda begitu genting. Untuk melakukan normalisasi keadaan, Kapten Turk memimpin pasukan bernama Depot Speciale Troepen (DST) memasuki Makassar pada 6 Desember 1946. Namun, konsep normalisasi ala Kapten Turk ini artinya pembantaian membabi buta. Ada yang mengapresiasi kelakuannya, ada pula yang mencibirnya. Bagaimanapun, perbuatannya tetap kejahatan perang. Pada 1948 ia pun dipecat dari dinas militer Belanda.

Namun, anehnya, tingkah polah Kapten Turk tak reda. Sesudah dipecat, ia malah membentuk Ratu Adil Persatuan Indonesia (RAPI). Organisasi rahasia itu memiliki kesatuan bersenjata bernama Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Pada 1950, ia hendak mengudeta Sukarno.

Walentina Waluyanti de Jonge memaparkan kisah hidup Westerling dalam buku Tembak Bung Karno, Rugi 30 Sen. Apa maksud pernyataan di judul tersebut? Berikut penuturan Walentina:

“Saya pernah mendengar kisah tentang gaya humor Westerling. Walau bercanda pun, tetap tak menghapus kesan terhadap sosoknya yang ‘berdarah dingin;. Simak saja gaya humor Westerling yang pernah diungkapkannya saat ditanya, ‘Kenapa Anda tidak menembak Sukarno waktu kudeta dulu?’ Apa jawab Westerling? ‘Orang Belanda itu perhitungan sekali. Satu peluru harganya 35 sen. Sedangkan harga Sukarno tak lebih dari 5 sen. Jadi rugi 30 sen. Kerugian yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.’ Westerling bercanda karena ia tahu pada hari terjadinya kudeta itu, ia tidak bisa menembak Sukarno. Sebab hari itu, pukul 06.00, 23 Januari 1950, Sukarno dan Fatmawati terbang ke India untuk kunjungan kenegaraan pertama.”

Dalam catatan kaki, Walentina menambahkan komentar, “Di Belanda, dalam beberapa kesempatan, saya bertemu beberapa veteran perang, eks tentara KNIL, yang dulu pernah bertugas di Indonesia. Jika saya bertanya tentang Westerling, umumnya mereka punya cerita senada tentang candaan Westerling ini. Bahkan, di Spanyol pun, saya juga bertemu seorang veteran KNIL asal Belanda, Paul Leenders, yang juga menceritakan hal yang sama.”

Untuk mengupas sosok Kapten Turk, Walentina sungguh beruntung bisa memperoleh buku langka berjudul Mijn Memoires. Buku ini ditulis Westerling sendiri dan dicetak pada 1952 oleh N.V. Uitgeverij P. Vink di Antwerpen, Amsterdam. Dalam buku itu memang terungkap bahwa Kapten Turk sangat membenci dan menyudutkan Sukarno. Westerling menganggap Sukarno memakai Komunisme demi menarik simpati kalangan Islam dan dunia Barat. Ia ingin menyaingi Sukarno, makanya mengklaim diri sebagai Ratu Adil.

Baca Juga:

‘Ampun Bang Jago’ di Momen Kudeta Myanmar Memang Terbukti ‘Menyehatkan’

Jiraiya Adalah HOS Tjokroaminoto di Konohagakure

Dari buku Mijn Memoires juga terungkap kebengisan Kapten Turk telah terbentuk sejak cilik. Dunia kekerasan, pertarungan, dan perang telah disukainya. Westerling mengaku rasa takut telah lenyap dalam dirinya sejak kecil. Saat usia 7 tahun, ia sudah mengenal senjata api dan bisa mengoperasikannya. Obsesinya pada senjata akhirnya membulatkan tekadnya terjun dalam dunia militer.

Terkait kudeta yang dilakukan Kapten Turk, pemerintah Belanda menyangkal terlibat, menyebutnya sebagai inisiatif pribadi. Banyak pihak di Indonesia meyakini keterlibatan Belanda.

Jika Kapten Turk sudah dipecat pada 1948 akibat kekejaman di luar batas kemanusiaan di Sulawesi Selatan, mengapa ia masih memiliki kekuatan senjata dan bisa membentuk organisasi rahasia di Indonesia? Pemaparan Walentina dalam buku ini menegaskan bahwa kudeta terhadap Sukarno bukan kerjaan Westerling sendirian. Ada otak intelektual di belakang Kapten Turk yang ia tudingkan kepada Pangeran Bernhard. Ia adalah pria Jerman yang menikah dengan Juliana, ratu Belanda. Konon Pangeran Bernhard terobsesi menjadi gubernur jenderal di Indonesia.

Teka-teki otak intelektual di belakang Kapten Turk ketika melancarkan kudeta terhadap Sukarno terkuak dari penelitian sejarawan Belanda Harry Veenendaal dan wartawan Belanda Jort Kelder yang dilakukan selama delapan tahun. Ketika menanyakan motif Pangeran Bernhard, Harry Veenendaal mendapatkan jawaban dari seorang pejabat Nationaal Archief di Belanda.

Berikut penuturan Walentina:

“Pejabat yang memegang rahasia negara itu tidak menjawab secara lisan, namun menuliskannya di atas kartu kecil, dengan satu kata: Vice-Roi. Vice Roi adalah kata bahasa Perancis—di Belanda artinya Onderkoning (penguasa yang bertindak sebagai representatif raja/ratu di negara koloni). Dalam bahasa Indonesia disebut Gubernur Jenderal. Jabatan Vice-Roi adalah kekuasaan tertinggi yang mewakili monarki di tanah jajahan.”

Kapten Turk sebagai wayang Pangeran Bernhard ini bahkan tercatat dalam dokumen resmi negara. Televisi Belanda NCRV sempat menyiarkannya pada 30 November 2009 dalam program Netwerk bahwa Pangeran Bernhard tak puas hanya berfungsi sebagai suami ratu. Pers Belanda, papar Walentina, mengibaratkan Pangeran Bernhard ingin seperti Lord Mountbatten yang pernah berkuasa atas nama Raja Inggris sebagai Vice-Roi di India.

Kejahatan perang Westerling di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta terhadap Sukarno hanya terekam sebagai fakta sejarah. Pemerintah Indonesia tak pernah berhasil mengekstradisinya ke Indonesia. Westerling meninggal sebagai orang bebas pada 1987 di Purmerend, Belanda.

Foto Westerling (tengah) pada 1952 oleh Harry Pot via Wikimedia Commons

BACA JUGA Sang Terpidana Mati Kusni Kasdut dan artikel Hendra Sugiantoro lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 September 2020 oleh

Tags: kudetasejarah indonesiawesterling
Hendra Sugiantoro

Hendra Sugiantoro

Pekerja serabutan yang suka menulis.

ArtikelTerkait

Jiraiya Adalah HOS Tjokroaminoto di Konohagakure konoha terminal mojok.co

Jiraiya Adalah HOS Tjokroaminoto di Konohagakure

15 Desember 2020
ampun bang jago kudeta myanmar militer polisi mojok

‘Ampun Bang Jago’ di Momen Kudeta Myanmar Memang Terbukti ‘Menyehatkan’

3 Februari 2021
panjat pinang

Kenapa Sih Mau Bergembira dengan Panjat Pinang Kok Dilarang?

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.