Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes

Muhammad Farih Fanani oleh Muhammad Farih Fanani
26 Agustus 2020
A A
Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes mojok.co

Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ken Arok, atau dalam beberapa literatur sejarah, penulisan nama yang benar adalah Ken Angrok. Dia adalah seorang raja dan pelopor dari Wangsa Rajasa yang memiliki cerita “nakal” pada zamannya.

Terlepas dari desas-desus keaslian Ken Arok dalam sejarah. Yang pasti, banyak sejarawan yang meyakini kebenarannya. Termasuk sebuah buku berjudul Tafsir Baru Kesejarahan Ken Angrok, dan Sejarah Nasional Indonesia, tentunya.

Di balik kisah suksesnya sebagai leluhur Wangsa Rajasa yang menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit, ia adalah sosok yang memiliki kepribadian menyebalkan.

Seorang yang menyebalkan” tersebut rupanya mampu melahirkan keturunan yang nantinya akan mengubah kondisi politik kerajaan di Nusantara. Bahkan kerajaan Majapahit mampu menaklukkan seluruh dataran nusantara dengan rajanya bernama Hayam Wuruk dan patihnya Gadjah Mada.

Dari kesuksesan, keagungan, dan kebesaran Ken Arok dalam melahirkan keturunan yang go international, ia memiliki kisah yang tidak kalah tenar. Kisah yang tentu sudah banyak diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena tertulis di buku-buku pelajarn sejarah.

Ken Arok adalah putra dari seorang wanita bernama Ken Endok, istri seorang petani bernama Gajah Para. Sebagaimana seorang istri pada umumnya, Ken Endok membiasakan diri mengantar makanan untuk suaminya di sawah.

Dalam perjalanan, Ken Endok bertemu Dewa Brahma dan dalam sejarah Ken Endok menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Dewa Brahma, sehingga menyebabkan Ken Endok mengandung.

Karena tidak adanya CCTV pada waktu itu, maka Ken Endok tidak memiliki bukti apapun untuk melaporkan tindakan Dewa Brahma yang jahat itu. Perlakuan Dewa Brahma kepada Ken Endok kemudian membentuk zigot yang menjadi cikal bakal lahirnya sosok Ken Arok. Singkat seasa kecil ia diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong. Itu terjadi karena ia dibuang oleh ibunya di sebuah kuburan.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Ia hidup penuh dengan pengalaman kejahatan, pencurian, pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Kebiasaan semacam itu lahir karena lingkungan. Lingkungan itu membuatnya termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Kebiasaan tersebut melekat sampai ia dewasa.

Kisah kejahatan ini menyebar luas. Dengan proses yang panjang, ia berhasil masuk dan mengabdi kepada seorang akuwu (semacam kepala daerah) Tumapel dari Kerajaan Kadiri bernama Tunggul Ametung.

Tunggul Ametung yang sejatinya telah mengetahui sifat Ken Arok mencoba untuk memberikan kesempatan. Selain itu, dalam ceritanya ia memiliki semacam penghubung dari “orang dalam” yang membantu dirinya masuk dan mengabdi kepada Akuwu Tunggul Ametung.

Seperti halnya sinetron masa kini yang banyak adegan selingkuh-selingkuhan, kisah ini pun demikian. Ia tertarik kepada seorang wanita yang notabene adalah istri dari Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Fisik rupawan yang dimiliki oleh Ken Dedes membuatnya tidak mampu membohongi diri untuk jatuh hati.

Jiwa fakboi Ken Arok terkoyak ketika ia memutuskan untuk merebut hati Ken Dedes. Dengan berbekal pengalaman berbuat jahat dan keris dari Mpu Gandring yang setengah jadi, ia membunuh Tunggul Ametung menggunakan keris tersebut.

Ken Arok berhasil memperistri Ken Dedes. Godaan sadis dan strateginya untuk merebut hati Ken Dedes pada zaman itu hanya bisa tertuang dalam kekerasan. Padahal di masa kini, tindakan tersebut bisa diwakili oleh lagu Yura Yunita, cinta dan rahasia. Si fakboi cukup membawa gitar dan menyanyikannya di depan Ken Dedes.

Ken Arok adalah pebinor (perebut bini orang) yang lihai. Setelah ia berhasil merebut Ken Dedes, ia pun menggantikan Tunggul Ametung sebagai akuwu Tumapel. Sebuah tindakan yang “menyebalkan” dan tidak patut dicontoh.

Perjuangan berat penuh resiko yang dilakukan tampaknya telah membuahkan hasil. Ia mendapatkan gelar Sri Rajasa Sang Amurwwabhumi. Dengan terbunuhnya Tunggul Ametung, menandai lahirnya kerajaan baru bernama Singhasari dengan Wangsa Rajasa atau yang juga disebut Wangsa Girindra.

Masalah belum selesai. Ken Arok bisa jadi lupa bahwa keris Mpu Gandring yang dipakai untuk membunuh Tunggul Ametung adalah keris yang belum selesai. Ia terburu-buru mengambilnya. Barangkali rasa cinta dan keindahan paras Ken Dedes tidak berhenti menggoda dan memikat hati.

Mpu Gandring mengutuk bahwa kerisnya akan membunuh Ken Arok hingga tujuh turunan.

Benar saja, ia terbunuh oleh suruhan dari anak tirinya bernama Anusapati dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Ken Arok meninggal (bukan karena makan enak) dan hanya memimpin selama lima tahun.

Dari kisah tersebut ada tiga hal bisa didapatkan. Pertama, bahwa kenakalan berbanding lurus dengan perjuangan. Kedua, tidak ada yang tidak mungkin untuk mendapatkan hati wanita yang sudah berpasangan, hehe. Ketiga, jangan meminta barang atau proyek yang masih setengah jadi, risikonya besar sekali.

Sumber gambar: Wikimedia Commons.

BACA JUGA Saking Ndesonya Soal Jogja, Saya Pernah Beli Pecel di Angkringan atau tulisan Muhammad Farih Fanani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Agustus 2020 oleh

Tags: majapahitsejarah
Muhammad Farih Fanani

Muhammad Farih Fanani

Muhammad Farih Fanani, full time berpikir, part time menulis. Instagram @mfarihf.

ArtikelTerkait

Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desainnya yang Berganti Tiap Era

Bermula pada 1976, dan Bertahan Hingga Kini dan Seterusnya: Melihat Perjalanan Panjang Djarum 76, Rokok Penuh Sejarah dari Desain Bungkusnya yang Berganti Tiap Era

3 September 2023
Kisah Cinta Paling Tragis Bukan Drama Cintamu, Tapi Kisah Kapten Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin

Kisah Cinta Paling Tragis Bukan Drama Cintamu, Tapi Kisah Kapten Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin

21 November 2019
tun abdul jalil majapahit samudera pasai mojok

Akhir Tragis Cerita Cinta Tun Abdul Jalil dan Raden Galuh Gemerencang

2 Oktober 2020
Gedebage

Sejarah Gedebage, Daerah Pengangkutan Barang sejak Zaman Kolonial

2 Desember 2021
Sejarah Heroin: Berawal dari Obat Batuk, Berakhir Menjadi Barang Terkutuk

Sejarah Heroin: Berawal dari Obat Batuk, Berakhir Menjadi Barang Terkutuk

25 Agustus 2022
Monumen Rawagede, Saksi Bisu Pembantaian Sadis dalam Puisi Karawang-Bekasi

Monumen Rawagede, Saksi Bisu Pembantaian Sadis dalam Puisi Karawang-Bekasi

20 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.