Selain monumen Simpang Lima Gumul dan gunung Kelud yang menjadi ikon wisata Kediri, di kabupaten ini juga mempunyai salah satu wisata kuliner yang khas yakni sate bekicot. Beberapa wilayah menyebut bekicot sebagai siput atau keong racun. Kebanyakan orang menganggap bekicot ini sebagai parasit atau hama yang merusak tanaman.
Namun di Kediri binatang ini dapat diolah menjadi makanan yang sangat enak, bahkan sudah menjadi kuliner khas sejak puluhan tahun lalu. Jika kalian mengunjungi Kediri, kalian bisa datang ke Dusun Jengkol, Desa Ploso Kidul, Kecamatan Plosoklaten. Di dusun ini menjadi sentra pengolahan daging bekicot. Kalian bisa melihat warung makan dan pusat oleh-oleh berbahan baku daging bekicot yang berjejer sepanjang jalan.
Olahan daging bekicot yang dijajakan disini berupa sate bekicot, oseng-oseng bekicot, krengsengan bekicot, dan keripik bekicot. Tidak perlu khawatir keracunan setelah memakannya. Karena sebelum diolah, bekicot yang baru didapatkan langsung dicuci dan direbus hingga matang. Setelah matang bekicot dipisahkan dari cangkangnya kemudian daging bekicot dicuci lagi. Baru setelah itu diolah sesuai keinginan.
Olahan daging bekicot yang paling laris adalah sate bekicot. Pengolahannya, setelah daging matang, daging bekicot dipotong kecil-kecil kemudian ditusuk menggunakan bambu seperti sate pada umumnya. Daging yang sudah ditusuk lalu direndam kedalam bumbu yang terdiri dari merica, kecap manis, bawang putih, dan cuka. Setelah direndam cukup lama, baru kemudian daging bekicot siap dibakar.
Untuk sate bekicot ini tidak hanya bisa kalian temui di dusun Jengkol saja. Anda bisa menemui pedagang sate bekicot di seluruh wilayah Kediri. Para pedagang sate bekicot menjajakan dagangannya dengan sepeda, jalan kaki, gerobak, dan warung makan dengan kode 02 atau tulisan sate 02. Angka 02 ini merujuk kepada angka judi togel yang disimbolkan sebagai bekicot.
Jadilah simbol 02 ini menjadi konsensus para penjual olahan daging bekicot untuk melabeli dagangan mereka. Sate bekicot dijual dengan harga 10 hingga 15 ribu per porsi. Rasanya mirip seperti sate kerang yang gurih dan manis.
Bekicot ini didapatkan dari para pemburu bekicot. Hewan ini sangat mudah ditemukan di tempat-tempat yang lembab dan basah. Tidak hanya dari pemburu, bekicot juga didapatkan dari peternak bekicot. Hewan ini sangat mudah diternakkan. Makanannya hanya berupa daun daunan atau sisa sayur dan buah-buahan.
Kandangnya juga hanya terbuat dari kayu yang disusun rapat dengan alas pasir atau tanah yang basah. Pasir atau tanah digunakan bekicot untuk bertelur. Untuk atap dan tutupnya terbuat dari jaring kawat. Perawatan kandangnya cukup dengan menjaga kelembaban kandang dan usahakan agar selalu basah.
Bekicot juga dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan luka luar pada kulit. Caranya dengan mengambil lendir yang menempel pada tubuh bekicot, lalu dioleskan ke luka yang ingin disembuhkan. Bekicot juga hewan dengan tinggi protein, zat besi, dan vitamin B12 yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Selain di Kediri, olahan bekicot ternyata juga dikenal di Perancis dengan nama escargot. Di Perancis, escargot menjadi makanan yang favorit dan berkelas. Makanan ini disajikan lengkap dengan cangkangnya yang masih utuh. Tentunya bekicot sudah dibersihkan dari lumpur dan kotoran. Untuk membuat escargot, bekicot yang sudah dibersihkan lalu dimasak dengan tumisan bumbu yang terdiri dari bawah putih, bawang bombay, mentega dan daun parsley.
Di Perancis sendiri juga menyediakan peternakan bekicot. Namun saking banyaknya permintaan bekicot, persediaan bekicot di Perancis tidak mencukupi dan harus mengimpor dari Indonesia, khususnya Kediri.
Bagi masyarakat Indonesia yang mau membandingkan rasa masakan bekicot khas Kediri dengan escargot khas Perancis, tidak perlu jauh-jauh pergi ke Perancis. Karena di restoran ala Eropa yang berada di kota-kota besar seperti jakarta juga menyediakan escargot. Bahkan escargot juga bisa kalian temukan di aplikasi jual beli online dalam bentuk kalengan.
Namun di tahun 2012 lalu ada berita yang mengejutkan bagi dunia perbekicotan. Pasalnya, MUI mengeluarkan fatwa bahwa bekicot termasuk binatang amfibi dan menjijikkan sehingga haram dimakan. Lagi-lagi halal haram menjadi masalah di masyarakat. Padahal olahan bekicot sudah berpuluh tahun menjadi kuliner khas Kediri. Jadi jika masyarakat menganggap bekicot halal ya monggo, haram ya monggo, sesuai keyakinan masing-masing saja.
BACA JUGA Wow! Motif Sarung Ternyata Bisa Menggambarkan Usia Seseorang dan tulisan Nurhadi Mubarok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.