Si Doel Anak Sekolahan episode 10 ini dibuka dengan judul “Cemburu Tiga Penjuru”. Hmmm, bukannya perihal cemburu ini hanya berhubungan antara Sarah dan Zaenab ya? Kok jadi tiga? Kan aku pinisirin.
Di adegan awal, ada Andre yang bertamu ke rumah Doel. Kali ini Atun mau menerima dan menemani Andre ngobrol di teras. Andre membawa Raka, keponakannya. Raka yang masuk rumah menemukan terompet tanjidor milik Doel dan meminta memainkannya di depan.
Tidak puas karena dicuekin oleh Andre dan Atun di depan, Raka ke belakang menyusul Doel yang sedang membelah kayu. Raka penasaran kenapa Doel membelah kayu untuk masak.
“Kok masaknya pakai kayu?” tanya Raka.
“Ya, kan Om nggak punya kompor gas,” jawab Doel.
“Oh, nggak punya kompor gas.”
“Raka mau dibikinin mainan nggak? Mobil-mobilan?”
“Mau.”
Tanpa Doel sadari, kedekatan dengan Raka inilah yang mungkin nantinya akan jadi bibit kecemburuan Sarah setelah Zaenab.
Mak Nyak pulang belanja bersama mobil Pak Salim. Pak Salim juga tak segan-segan membantu Mak Nyak membuka warung dan menurunkan semua barang belanjaannya. Atun sedang mencuci rambut Andre saat Sita datang menjemput. Sita melihat keakraban antara Doel dan Raka yang sedang bermain di halaman belakang. Tiba-tiba Sarah datang. Waduh, berabe nih.
Benar saja, muka Sarah langsung berubah melihat Doel yang akrab dengan Sita dan Raka. Kayaknya cemburu ya. Sita langsung berinisiatif mengajak Raka dan Andre pulang. Andre berjanji nanti jam enam dia bakalan datang lagi menjemput Atun untuk diajak nonton bioskop.
Doel bertanya Sarah dari mana, Sarah jujur bilang bahwa dia habis mengantar Zaenab ke pabrik, ke tempat kursus, dan sempat makan siang sama-sama. Tadi Sita bilang bahwa dia mengharap kehadiran Doel besok di kantornya. Sarah sempat mendengar lalu menanyakannya. Doel bilang dia juga tidak tahu bahwa perusahaan yang dia datangi adalah milik Sita dan dia juga belum yakin besok akan datang lagi atau tidak.
Sarah kelihatan semakin kesal.
“Ngomong-ngomong, kamu masih ada waktu nggak?” tanya Sarah.
“Waktu apa?” tanya Doel.
“Iya, buat ngobrol-ngobrol.”
“Mau ngomongin apa sih?”
“Ya, banyak. Tentang Zaenab juga.”
“Zaenab?”
“Iya. Kalau masih ada waktu aku tunggu kamu di rumah ya?”
“Jam berapa?”
“Ya jam berapa aja, terserah kamu. Pokoknya aku nungguin kamu di rumah aja.”
“Oke.”
“Ya udah, aku mau pulang.”
“Kok pulang?”
“Udah sore.”
Eciyeee. Yang jeleeesss.
Sementara, Mas Karyo dan Mandra tampak pulang berjalan kaki. Lah lah, opeletnya ke mana? Mandra ngedumel tiada henti. Mandra menyesal karena menuruti permintaan Mas Karyo untuk menagih ke pelanggan-pelanggannya. Hasilnya? Nol. Sedangkan Mas Karyo seperti biasanya jelas tidak mau disalahin. Mereka ribut sepanjang jalan. Saling salah-salahan.
Di antara semua kejadian hari ini, tampak Pak Salim yang masih berusaha nyepik Mak Nyak dan nggak kelar-kelar. Bolak-balik datang ke warung Mak Nyak untuk membeli barang remeh temeh. Sabun lah, mi instan lah, permen lah. Bisa-bisaan aja nih, Pak Salim.
Mak Nyak kaget melihat Mas Karyo dan Mandra datang berjalan kaki. Mandra mengaku kalau opeletnya dititipkan di apotek karena kehabisan bensin, nggak bisa jalan total. Mak Nyak malas melihat keributan mereka berdua, jadi buru-buru memberi uang ke Mandra untuk membeli bensin. Awalnya Mas Karyo malas ikut beli bensin tapi karena melihat Atun yang sudah dandan cakep dan mengaku mau nonton sama Andre, Mas Karyo jadi ikutan panas. Jeles pisan!
Malamnya, Doel betulan datang ke rumah Sarah. Tapi Sarah malah mengajak Doel bicara di tempat lain. Sarah menceritakan obrolannya dengan Zaenab tadi siang.
“Doel, kalau kamu nggak pernah memberikan harapan sama Zaenab, nggak mungkin dong dia ngarepin sesuatu dari kamu. Udah deh, Doel, jujur aja! Jangan bikin aku kecewa!” kata Sarah.
“Kamu kecewa?” tanya Doel.
“Iya. Aku pasti akan kecewa kalau kamu nggak jujur. Karena aku tahu kamu tuh selama ini orangnya jujur, nggak pernah pura-pura.”
“Aku jadi malu.”
“Malu kenapa?”
“Karena kamu selama ini menganggap aku sedemikian baik, jujur, nggak pernah berpura-pura.”
“Aaah, jangan berbelit-belit deh!”
“Nggak. Aku nggak berbelit-belit. Aku cuma ingin menjelaskan padamu. Ya, mungkin saja sikapku dari sudut pandang kamu dan Zaenab, membuat kamu dan Zaenab jadi salah paham padaku.”
“Salah paham gimana?”
“Ya, aku kan harus bersikap baik pada siapa saja kan? Kalau kemudian Zaenab menyimpulkan sikap baikku menjadi sebuah harapan, apakah aku harus menanggung itu sebagai suatu kesalahan?”
“Jadi selama ini kamu nggak pernah bilang sama dia kalau suatu saat kamu bakal ngelamar dia?”
Doel menggeleng.
“Tapi Zaenab menganggap perjodohan kalian waktu kecil itu serius lho. Dia bilang dia menunggu kepastian dari kamu.”
“Kepastian apa?”
“Ya, kepastian. Ya atau tidak. Dan dia nggak mau dijodohkan dengan Ahong dulu sampai dia tahu kamu tuh ngelamar dia atau nggak!”
Ehem. Kok dalem ya pembicaraan ini?
Sarah meminta Doel untuk ngomong apa adanya dan berterus terang pada Zaenab, tapi Doel bilang dia takut menyakiti hati Zaenab. Sarah bilang semua itu harus dilakukan supaya semuanya tidak berlarut-larut. Hmmm, benar juga.
Di rumah, Mas Karyo diajak makan malam bersama oleh Mak Nyak. Tapi saat dia datang, nasi dan lauk sudah dihabiskan oleh Mandra dan Engkong Ali. Mas Karyo kecewa. Mana perutnya sudah lapar. Mak Nyak memang memasakkan lagi untuk Mas Karyo tapi kan harus nunggu juga. Mas Karyo berusaha menipu rasa laparnya dengan minum air putih banyak-banyak.
“Nah gitu, minum yang banyak! Usus lu ngambang kayak ikan mujaer!” kata Mandra menertawakan Mas Karyo.
Di bagian akhir dari Si Doel Anak Sekolahan episode 10 ini, Sarah menanyakan satu hal lagi pada Doel. Yang menjadi jawaban dari judul cemburu tiga penjuru tadi.
“Doel, sebenarnya Sita itu siapa sih? Janda atau masih punya suami? Habis kayaknya kamu deket sama dia. Sama anaknya juga akrab.” kata Sarah.
“Apa salahnya sih bersikap baik?” Doel malah bertanya balik.
“Oke, okeeee. Bersikap baik. Makan deh!” kata Sarah putus asa.
Hahaha!
Daftar sinopsis sebelumnya: Si Doel Anak Sekolahan musim 1, Si Doel Anak Sekolahan musim 2, dan Si Doel Anak Sekolahan musim 3.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.