Mengadakan suatu kegiatan itu lazim bagi para mahasiswa, terlepas dari apakah kegiatan tersebut memang benar-benar worth it atau sekedar buat nambahin proker aja. Berbeda dengan kegiatan di sekolah, kegiatan yang ada di kampus tidak mesti dijalankan oleh anggota BEM atau UKM saja. Semua mahasiswa bisa berpartisipasi karena nantinya akan diadakan open recruitment bagi calon panitia.
Pada saat open recruitment, calon panitia akan diberikan opsi untuk memilih di divisi mana ia akan bekerja. Tentu dengan alasan mengapa ia memilih di divisi tersebut.
Semakin sering saya mengikuti kegiatan, ternyata saya menyadari bahwa ada kasta-kasta dalam pemilihan divisi kegiatan mahasiswa, mulai dari yang paling dicari atau yang paling apes sendiri. Setidaknya inilah kasta dalam pemilihan divisi kegiatan mahasiswa menurut saya, dan tentu diamini oleh beberapa partner kerja saya dalam berkegiatan.
#1 Divisi Acara
Kasta divisi kegiatan mahasiswa pertama tentu saja diberikan kepada divisi acara, lihat saja bagaimana para calon panitia membidik divisi acara sebagai pilihan utama. Karena mahasiswa biasanya pengen mikir, moh buat kerja kuli.
Tidak heran, karena divisi acara biasanya diisi oleh orang yang telah berpengalaman dalam kegiatan. Anggota divisi acara dituntut untuk mengeluarkan ide-ide kreatif yang out of the box juga memiliki planning yang matang.
Karena memiliki tanggung jawab yang lebih dalam melangsungkan kegiatan, anak acara memiliki beberapa privilege. Misalnya untuk menentukan siapa pemateri yang akan diundang, bagaimana konsep yang akan dipakai. Gimanapun ngototnya anak humas, kalau anak acara minta narasumbernya ganti ya harus ganti, haduh memang anak acara baru mahasiswa udah bakat buat jadi bos, wkwkwk.
Tapi itu sepadan dengan tanggung jawab yang dibebankan, kalau ada apa-apa sama kegiatannya pasti yang disalahkan anak acara duluan. Belum lagi mikir pra-acara, hari-H, sampai pasca acara.
#2 Divisi Humas
Kasta divisi kegiatan mahasiswa kedua saya berikan kepada divisi Humas, saya apresiasi bagi kalian yang mau pontang-panting demi mengabarkan kegiatanmu kepada khalayak umum ataupun buat cari peserta.
Tipe anggota divisi humas adalah orang-orang yang gercep dan nggak lelet. Lha bisa bahaya kalo anak humas males-malesan, bisa-bisa miskomunikasi. Wah kalau begitu bisa kena damprat sama anak acara deh.
Tapi keuntungannya anak humas biasanya bisa dikenal sama narsum atau peserta kegiatan. Lha gimana nggak dikenal, emang tugasnya begitu. Lumayan kan buat nambah relasi, klise sekali.
Minusnya ya mungkin harus merelakan uang bensinnya nggak dibalikin karena alasan “penghematan anggaran”. Asem, udah capek kesana kemari, minus bensin lagi.
#3 Divisi Dekdok
Divisi kegiatan mahasiswa yang paling aman tentu saja divisi Dekdok. Aman dari cengkeraman intervensi anak acara biasanya, yang penting foto atau video buat dokumentasi lancar.
Nggak sembarangan orang bisa masuk jadi anak Dekdok, konon katanya yang bisa masuk divisi dekdok adalah orang yang bisa edit video bagus dan ngambil foto secara aesthetic, kalau nggak bisa begituan mending cari divisi lain deh.
Anak Dekdok itu keren, siapa lagi yang berani buat deketin pak Rektor waktu pidato pembukaan ospek. Ya cuma anak Dekdok yang berani.
Biasanya anak Dekdok kalau ospek rada kampret juga. Bisa jadi paparazzi dadakan, hunting maba-maba yang shinning shimmering splendid. Terus disepik-sepik tipis deh, asli beneran bikin iri divisi lainnya.
#4 Divisi Perkap
Mari kita beralih ke divisi yang anyep-anyep. Selanjutnya perkap aka perlengkapan. Berbeda dengan anak acara yang nggak pengen buat kerja kuli dan memaksimalkan kinerja otak mereka, divisi perlengkapan dibutuhkan orang yang siap untuk kerja kuli. Persiapan sebelum hari-H paling ngoyoh sendiri, sampe dibela-belain buat nginep sebelum acara.
Karena dibutuhkan tenaganya, biasanya anak perlengkapan diisi sama laki-laki, ada juga mungkin disisain cewek buat bagian administrasi perlengkapannya. Maklum kalo laki-laki biasanya nggak primpen, bisa bahaya kalau semua barang ilang habis acara karena nggak ada catatannya.
Enaknya jadi bagian dari perlengkapan adalah saat yang lain istirahat, perkap yang kerja, saat yang lain kerja, perkap istirahatkan badan. Enaknya cuma itu doang beneran dah, selain karena dipaksa bekerja bagai romusha, kadang dari divisi lain juga ogah-ogahan buat bantuin yang membuat kita pengen misuh-misuh waktu eval. Udah capek pra-acara, hari-H masih harus bersih-bersih juga.
#5 Divisi Danus
Hei hei hei, ternyata ada yang juga menderita selain perkap, apalagi kalau bukan divisi Danus yang biasanya disamarkan dengan embel-embel divisi sponsorship, kelihatannya sih keren tapi sama aja.
Anak Danus ini benar-benar menjadi tulang punggung kegiatan tanpa tanda jasa, mereka dipasrahkan untuk memutarkan dana yang minimal untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, biasanya ya jualan jajan.
Kadang anak Danus ini menghibur diri dengan berkilah kalau dengan begini ia belajar seperti wirausaha yang menjajakan produknya. Mereka harus rai gedhek saat menjual jajan kepada teman-temannya. Dengan harga yang nggak masuk akal teman yang ditawarin juga nggrundel, mau dibeli kok mahal, kalo nggak dibeli kasihan.
Belum lagi kalau ada temen sekelas yang sama-sama jualan, pasti nggak enak juga kalo saingan. Tapi ya gimana lagi, harus wani rai gedhek demi lancarnya kegiatan.
BACA JUGA Demi Kebaikan, Sebaiknya Pedagang Jangan Menerapkan Tarif Seikhlasnya atau tulisan-tulisan Achmad Bayu Setyawan lainnya di Terminal Mojok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.