Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Guru Honorer: Gaji Tak Seberapa, Pekerjaan Berlipat Ganda

Dani Ismantoko oleh Dani Ismantoko
2 Juli 2020
A A
seleksi pppk pns guru honorer birokrasi amburadul mojok.co

pns guru honorer birokrasi amburadul mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Selepas lulus kuliah, sebagai lulusan jurusan pendidikan, tentu saja saya mencoba peruntungan dengan memasukkan lamaran-lamaran di sekolah-sekolah. Saat itu saya memasukkan lamaran di sebuah SMP negeri. Karena beruntung, saya diterima. Kebetulan ada satu posisi kosong yang sesuai dengan posisi yang saya lamar. Tanpa ada tes apa-apa saya diterima, namanya juga guru honorer.

Hal pertama yang saya persiapkan sebelum bekerja di sekolah negeri adalah mental. Terutama mental untuk siap mendapatkan gaji di bawah standar kelayakan. Maka ketika kepala sekolah memberitahukan gaji, yang begitu rendah, saya tidak begitu kaget. Saat itu, yang penting ada kerjaan. Kalau nganggur sudah barang tentu saya akan menjadi bulan-bulanan tetangga, melalui gosip yang beredar ke sana ke mari.

Baiklah, kalau uang memang tidak bisa didapat, paling tidak bisa dapat pengalaman. Itu prinsip saya. Dan benar, pengalaman yang saya dapatkan, malah jauh lebih banyak dari apa yang saya bayangkan. Saking banyaknya, banyak pengalaman-pengalaman yang bikin jengkel dan membuat saya ingin buru-buru pergi dari tempat itu.

Saya bekerja di lingkungan PNS. Ya, mayoritas guru dan karyawan di sekolah negeri sudah barang tentu berstatus PNS. Saat itu, rekan-rekan yang honorer ada 4. Jika dijumlah 5 dengan saya.

Bayangan ideal saya adalah PNS itu profesional. Apalagi yang sudah lebih dari sepuluh tahun menjadi PNS. Dan saya bisa mendapatkan pengalaman dari profesionalitas yang mereka tunjukkan.

Ternyata malah sebaliknya. Guru honorer jadi semacam tumpuan dalam berbagai hal. Terutama pada hal-hal yang berbasis teknologi informasi. Sialnya beban itu malah jadi melebihi beban tugas yang seharusnya, tanpa dikasih honor lagi. Bayangkan, saya dan teman saya sampai pernah nglembur di kecamatan sampai tengah malam mengerjakan pendataan aset tanpa diberi uang makan, apalagi transport. Betapa tidak dihargainya pekerjaan kami.

Saya sebelumnya memang sudah mempersiapkan mental untuk mendapat gaji rendah. Tapi tidak seperti itu juga kebangetannya kali. Saya pikir, kalau ada tugas tambahan ya, minimal dapat uang makanlah.

Tidak berhenti sampai di situ saja kesialan dan kejengkelan itu. Guru-guru PNS yang ngakunya gaptek itu—padahal hanya malas belajar saja—malah sibuk adu gengsi. Ada yang beli mobil, tidak berselang lama ada guru lain beli mobil. Ok, kalau memang mereka benar-benar punya uang berlebih tidak masalah. Masalahnya adalah saya tahu sendiri, bahwa guru-guru PNS itu gajinya habis untuk nyicil. Bayangkan dari gaji pokok 3-4 juta, hanya sisa 300 ribu, bahkan ada yang sisa 100 ribu. Sedangkan para guru honorer, dengan beban yang melebihi batas itu kesejahteraan tak terjamin.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Tunjangan Kinerja buat ASN, Beban Kerja buat Honorer, di Mana Adabmu?

Bagaimana bisa kami, para guru honorer jadi tidak berpikir seperti ini, “Apa para PNS ini hanya mau uangnya saja tapi tidak mau bekerja ya?”

Saya mulai sadar bahwa saya terjebak di lingkungan kerja yang toxic. Dan sulit keluar dari tempat kerja itu. Di satu sisi saya merasa tidak nyaman. Di sisi lain saya bingung, mau kerja di mana kalau saya keluar dari tempat itu. Hal itu membuat saya jadi merasa, bahwa lebih baik bekerja walaupun lingkungan kerjanya toxic daripada tidak sama sekali.

Akhirnya, hampir setiap hari, kami para guru honorer saling mengeluh satu sama lain. Yang alih-alih membuat pikiran terasa plong, justru membuat pikiran berpikir lebih berat. Dan membuat setiap hari merasa bahwa bekerja di tempat itu terasa begitu menyebalkan.

Untung saja, ada info lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya, di tempat lain yang saya kira lebih baik dari tempat bekerja saya sebelumnya. Saya melamar bekerja di tempat itu. Tetapi tidak lantas langsung keluar dari tempat kerja sebelumnya. Saya mencoba membebaskan diri secara perlahan. Mulai dari bekerja di dua tempat. Tempat kerja saya yang toxic dan tempat kerja yang baru. Karena memang, status honorer memungkinkan semua itu. Setelah satu tahun, akhirnya saya bisa bebas. Saya memutuskan untuk keluar secara baik-baik.

Dari sini, saya jadi tahu mengapa banyak sekali birokrasi pemerintah yang buruk pelayanannya. Alasannya ya karena banyak PNS yang mau gajinya tetapi tidak mau kerjanya.

BACA JUGA Anime Menyelamatkan Saya dari Hasutan “Bakal Drakor Pada Waktunya” dan tulisan Dani Ismantoko lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Juli 2020 oleh

Tags: BirokrasiGuru Honorerpns
Dani Ismantoko

Dani Ismantoko

Penulis yang kadang-kadang jadi guru MI

ArtikelTerkait

Selebgram UNDIP Hedon dapat KIP Kuliah, Anak PNS Miskin Ditolak (Unsplash)

Selebgram UNDIP Gaya Hidup Hedon dapat KIP Kuliah, tapi Anak PNS Miskin Justru Ditolak Beasiswa Adalah Kenyataan Dunia Pendidikan Indonesia

2 Mei 2024
3 Hal yang Harus Disyukuri Menjadi PNS Daerah Terminal Mojok

3 Hal yang Harus Disyukuri Menjadi PNS Daerah

3 Mei 2022
Akbar Faisal Profesi PNS Adalah Kebanggaan Orang Tua yang Masih Abadi terminal mojok.co

Pernyataan Akbar Faizal Super Relate bagi Pemuda yang Terus-terusan Dipaksa Jadi PNS

17 Oktober 2021
Jurusan Pendidikan Itu Memang Gampang dan Sepele kok, Beneran deh, Serius Guru

Jurusan Pendidikan Itu Memang Gampang dan Sepele kok, Beneran deh, Serius

26 Februari 2024
Punya Alasan Menjadi PNS atau Tidak, Saya Ingin Bahagia dengan Pilihan Sendiri terminal mojok.co tes cpns pendaftaran pns

PNS adalah Simbol Keterbatasan Pilihan bagi Anak Muda di Kota Kecil

21 Juli 2020
5 Rekomendasi Film Pendek tentang PNS yang Perlu Kamu Tonton biar Tahu Susahnya jadi Abdi Negara

5 Rekomendasi Film Pendek tentang PNS yang Perlu Kamu Tonton biar Tahu Susahnya jadi Abdi Negara

5 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.