Salah satu keunggulan YouTube dibanding platform media sosial lain adalah ada buanyak sekali video, dengan buanyak sekali genre di sana. Yang perlu kamu lakukan cuma mengetik kata kunci yang sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Dan BOOOM YouTube akan merekomendasikan tontonan yang mungkin cocok dengan apa yang kamu cari. Dari video masak, vlog seleb, sampai investigas dan discovery juga ada di sana. Dan yang paling enak sih karena pilihannya buanyak, jadi kalau kamu nggak suka dengan video yang lagi kamu tonton, kamu tinggal close saja videonya, cari lagi yang lain deh.
YouTube juga punya algoritma yang bisa mengetahui preferensi kita sehingga dia bisa merekomendasikan video apa yang kiranya akan kita sukai. Saya misalnya, suka sekali menonton vlog tentang kehidupan diaspora Indonesia di negara lain lalu YouTube merekomendasikan video-video dengan tema serupa. Rekomendasinya ada yang menarik, tapi ya kadang ada yang zonk juga sih. Tapi yang paling berkesan menurut saya adalah perjumpaan saya dengan channel Nomadprostory, channel yang super duper anti mainstream! Terima kasih algoritma YouTube hehe.
Yang bikin channel Nomadprostory beda sama channel vlog youtuber diaspora lain adalah dia ada di negara yang sangat jarang disorot di mana-mana. Betuuul, ketika biasanya YouTuber diaspora pada pamer nunjukin kehidupan di negara maju, Nomadprostory malah nunjukin gimana kehidupan di negara dunia ketiga yaitu Gabon.
Kalian tahu negara Gabon nggak? Saya berani bertaruh satu-satunya hal yang kalian tahu soal negara ini adalah dia negara yang ada di benua Afrika hahaha. Nah, Nomadprostory dengan baik hati membagikan kisahnya selama hidup di negara ini.
Maulana Rahman, orang di balik channel YouTube Nomadprostory ini orang Kalimantan yang kerja di perusahaan kelapa sawit di Gabon. Dia iseng bikin vlog biar nanti di masa depan dia dan teman-temannya bisa mengingat lagi apa aja yang pernah dia lakukan di Gabon. Vlognya ternyata laku (subscribernya sampai 400 ribu, gaes) bukan hanya oleh orang Indonesia tapi orang Gabon juga!
Maulana bilang kalau channel YouTubenya itu channel paling langka di dunia soalnya di dunia ini siapa coba yang niat banget mendokumentasikan kesehariannya di negara dunia ketiga kayak Gabon secara detail (iya, detail banget), yang saking detailnya, kita jadi tahu gimana keseharian warga Gabon di sana. Hal ini tentu mematahkan stigma soal masyarakat Afrika yang selama ini kita tahu. Dan ini tentu hal baik karena nggak banyak orang tahu Gabon. Apa yang dilakukannya juga diapresiasi sama orang Gabonnya sendiri. Bahkan anak-anak di sana menyukai dan menantikan kehadiran Maulana (apalagi pas ngasih oleh-oleh yang menurut mereka langka banget). Orang Gabon mungkin sudah menganggap Maulana sebagai teman yang baik.
Di videonya kita jadi tahu kalau kehidupan di Gabon sangat kontras dengan Indonesia. Kalau di Indonesia orang bebas main PUBG dan Mobile Legends, di Gabon sebaliknya. Di sana orang tidak terlalu banyak berinteraksi dengan teknologi. Begitu juga dengan jumlah kendaraan, di Indonesia banyak banget sampe bikin macet, di Gabon malah sepi karena orang Gabon lebih memilih berjalan kaki. Maulana juga mengcover bagaimana pasar, restoran cepat saji, hingga pendidikan di Gabon bekerja.
Side story dari channel ini adalah bagaimana Maulana menempuh jalan terjang sebelum pergi ke Gabon. Awalnya, ia ditawari bekerja di sana pada tahun 2015 oleh atasannya. Karena negara yang dituju agak asing baginya, ia pun mempertimbangkan terutama keamanannya. Setelah membaca dan bertanya kepada orang gimana itu negara Gabon, akhirnya ia mau ke sana. Sebagai anak muda, Maulana Rahman ini menganggapnya sebagai batu loncatan mengejar karir. Ia pun belajar seluk-beluk negara tersebut sampai akhirnya bisa berbicara bahasa Prancis, bahasa resmi negara Gabon. Sampai empat tahun tinggal di sana, ia malah kerasan dan hanya sekali dalam se tahun pulang ke Indonesia.
Btw, sekarang Maulana Rahman telah berada di Indonesia dan baru menikah lho! Untuk ke depannya apakah masih di Gabon atau tidak, itu lihat nanti setelah wabah ini berakhir. Kalau kalian belum pernah nonton channelnya, saya sih sangat merekomendasikan untuk menonton video-videonya di sini.
Sumber Gambar:Instagram Nomadprostory
BACA JUGA Gara-Gara Channel “Nihongo Mantappu” Minat Belajar Saya Jadi Tinggi atau tulisan Kristianto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.