Bukan rahasia lagi kalau generasi yang lebih tua selalu punya cibiran tertuju pada generasi yang lebih muda. Hal ini terjadi hampir di semua lini kehidupan dan selalu berulang-ulang di tiap masa. Cibiran ini biasanya sesuatu yang bernada merendahkan dengan mengganggap apa yang ada di masa kami itu jauh lebih baik daripada yang ada di masa kalian. Terkadang generasi Lama ini menilai generasi baru masih seperti bocah kemarin sore yang belum mengerti apa-apa.
Sebagai contoh, pemain DOTA2 yang notabene sudah bertahun-tahun bergelut dalam dunia PerMOBA-an suka menyindir teman-teman pemain Mobile Lengend yang suka pamer rank mereka di Social media.
“Kalau cuman main MOBA analog, jangan sentuh-sentuh saya, najis kalian” kata para tetua ini dengan pongah. “Mobile Legend ma gampang, coba aja kalau bisa rampage (satu pemain melakukan kill pada lima pemain lawan) main DOTA2” tambah tetua yang lain. hal-hal semacam ini sangat sering kita jumpai entah itu bercanda ataus serius.
Tidak berhenti di situ, lebih parah lagi kontradiksi Gamers PC/Console melawan Gamers Mobile dalam mendefinisikan apa sebenarnya makna dan hakikat menjadi seorang Gamer. Apakah harus ngerasain tidur di Warnet dulu, Bolos sekolah demi main game dulu, atau harus begadang buat Farming item Craft terus skip kuliah. Lantas mereka yang tinggal di ruangan ber- AC di kamar masing-masing atau yang duduk berkerumun di cafe dan warung kopi sambil megang Handphone buat war tidak layak disebut gamer. Mereka juga kan ngereject telpon pacarnya karena ditelpon pas War dan setelahnya setengah mati juga buat ngebucin biar pacarnya tidak marah lagi. Terlebih lagi mereka juga menghabiskan uang buat beli Pernik-pernik yang ada di dalam game itu.
Pola-pola semacam ini kemudian berulang pada sisi kehidupan kita yang lain tanpa kita sadari. Senior yang bilang juniornya tidak sopan hanya karena lewat di depan mereka tidak permisi, Generasi 90an yang menyebut generasi mereka terbaik, Penulis/pembaca yang ngatain Buku NKCTHI itu tidak layak disebut sastra, penyair-penyair yang nyebut puisi para selebgram jelek, Youtubers yang gerah sama Artis-artis yang juga bikan channel youtube, Millenial yang bilang Gen Z itu generasi yang manja dan cuman pengen cari cara pintas buat sukses dengan jadi youtuber atau selebgram, penikmat musik indie lama yang mulai kecewa sama progress musik indie hari ini dan Kpopers yang ketawain teman-teman mereka yang mulai nonton Crash Landing on You, kalian norak.
Sebagai penikmat K-Drama dari masa Winter Sonata dan Full House, saya mau bilang penggemar veteran K-pop tidak usah berlebihan dalam menanggapi hal ini, apa lagi sampai mencibir mereka-mereka yang baru nonton satu atau dua judul drama. Mari kita menyambut teman-teman baru kita dengan tangan terbuka dan lapang dada. Bukannya lebih baik lagi kalau semakin banyak orang yang memiliki interest yang sama dengan kita, sehingga kita bisa bertukar film baru, atau mungkin mendapatkan rekomendasi Drama Korea lain yang sesuai preference masing-masing.
Covid-19 yang bikin kita tak hanya hampir mati kehabisan akal sehat tapi juga kehabisan tontonan dan Pertemanan yang terjalin antara Babe cabita dengan Siwon SUJU adalah dua faktor yang dalam hemat saya berpengaruh besar dalam tumbuhnya peminat K-Drama di Indonesia. Bertumbuhnya peminat K-drama ini tentu saja adalah hal yang mesti kita sambut baik. K-Drama selain memperkenalkan kita pada Oppa-oppa dan Noona-noona yang ganteng dan cantik, ia juga mempererat hubungan bilateral Negara kita dengan Korea Selatan.
Tidak berhenti di situ sja, tumbuhnya pasar K-Pop di Indonesia tentu saja menjadi sebuah market baru bagi para Pelapak DVD Bajakan, Promotor konser, Produsen Mie, Penyedia Jasa Toko Online dll. Apalagi Fans Boyband dan Girlband yang tekenal fanatik bisa menjadi target konsumen yang sangat menguntungkan jika dapat dikelolah dengan baik.
Bahkan Korea Selatan secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka siap memberikan bantuan berupa Alat Tes COVID yang mereka pakai di negara mereka untuk Indonesia. Hal ini menurut saya adalah salah satu efek baik dari semakin eratnya hubungan negara Kita dengan Korea Selatan (yang tentu saja digawangi Babe dan Siwon).
Yang mesti kita lakukan hari ini adalah mari kita rangkul teman-teman baru kita dan segera stream Episode 10 The World of Married Couple, lalu sembari menonton kita berikan umpatan terbaik kita di Instagramnya si pelakor Han So-hee yang selalu berhasil bikin kita gemes (Kalian yang lakukan ini lebih norak).
BACA JUGA Tipe-tipe Penikmat Drakor dalam Menonton The World of the Married, Kamu yang Mana? atau tulisan Faizal Akbar Bochari lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.