Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Analisis Rivalitas Warteg VS Rumah Makan Padang dengan Pendekatan Marketing Mix

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
22 April 2020
A A
Analisis Rivalitas Warteg VS Rumah Makan Padang dengan Pendekatan Marketing Mix
Share on FacebookShare on Twitter

Di kancah perkulineran, saya melihat ada dua jenis warung yang sudah menjadi rival sejak lama. Mereka adalah warung tegal alias warteg dan rumah makan padang.

Fenomena rivalitas di kehidupan ini memang lumrah, bisa terjadi antara sesama individu, kelompok atau hingga negara. Persaingan itu bisa berupa kompetisi prestasi, pencapaian, hingga aspek-aspek vital, seperti ekonomi, pendidikan, hingga lingkungan.

Rivalitas bisa muncul dari persepsi remeh-temeh, semisal tulisan Iqbal AR tentang persaingan Alfamart dengan Indomaret, dalam jagat anime antara Naruto dan Sasuke, Luffy dan Kurohige, hingga kompetisi saling menyiksa antara Tom dan Jerry.

Singkatnya, rivalitas itu seperti sunnatullah yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Dan rivalitas itu muncul seringnya nggak dibuat-buat, serta berjalan tanpa individu ataupun kelompok itu sadari bahwa mereka sedang menjadi rival satu sama lain.

Membahas rivalitas warteg dan rumah makan padang, saya menggunakan pendekatan ekonomi biar tulisan ini ada ilmunya walau sedikit.

Pendekatan ekonomi yang saya maksud di sini adalah pendekatan marketing mix. Dalam ilmu marketing, marketing mix adalah cara memetakan strategi pemasaran produk. Di dalamnya terdapat unsur 7P, tapi dalam membedah rivalitas warteg dan rumah makan padang saya hanya akan memakai 5P punsur 5P, yaitu Product, Place, Price, Promotion, dan People.

Pertama, unsur Product. Product yang kita tinjau adalah makanan. Kedua jenis warung ini memiliki ciri khas.

Ciri khas warteg, ia menjual makanan rumahan yang mudah dimasak, jenis makanan yang djual sangat bervariasi, dan warteg menjadi simbol warung makan yang menjajakan masakan bercita rasa Jawa.

Baca Juga:

5 Ciri Warteg yang Masakannya Sudah Pasti Enak, Nggak Bikin Kapok Pembeli

8 Dosa Warteg yang Bikin Pelanggan Kabur, Mending Tobat Deh!

Sementara rumah makan padang, seperti namanya, menjual kuliner Minangkabau. Di etalasenya bisa kita lihat menu makanan yang dominan olahan hewani, mulai dari ikan, cumi, ayam, dan sapi, yang rata-rata diolah menggunakan santan dan kaya rempah. Ciri khas lainnya adalah keberadaan daun singkong sebagai lalapan.

Berdasarkan produk makanan yang mereka sajikan, kedua jenis warung ini punya sasaran konsumen yang berbeda. Warteg lebih welcome dengan masyarakat kelas bawah, rumah makan padang lebih akrab dengan kaum menengah ke atas.

Kedua adalah Place. Setting tempat yang ditawarkan oleh kedua jenis warung ini juga berbeda. Rumah makan padang punya tempat yang lebih nyaman karena lebih luas dan ada pemisahan tegas antara warung dan dapur. Posisi etalase juga dibuat terpisah dari meja dan tempat duduk para konsumen. Bisa dibilang makan di rumah makan padang lebih nyaman ketimbang di warteg.

Warteg adalah kebalikannya, seringnya menempati pondok yang sempit yang kadang konsumennya sampai duduk berdesak-desakan. Saya juga sering menemukan warteg dengan konsep meja makan menyatu dengan etalase masakan. Hal ini membuat meja makannya jadi sempit.

Ketiga adalah Price. Dari segi harga, dari pengamatan saya yang sering makan di dua tempat tersebut di berbagai daerah, warteg lebih murah. Ya jelas karena masakan yang dijual di warteg bahan baku dan cara mengolahnya lebih murah.

Keempat, Promotion. Kedua jenis warung ini sama-sama tidak frontal dan muluk-muluk dalam memperkenalkan masakan mereka. Saya nggak pernah lihat mereka membuat iklan di TV atau YouTube dengan menggunakan influencer sekelas Nex Carlos atau Almarhum Pak Bondan. Warteg lebih mengandalkan rasa masakan dan harga murah agar pengunjung kembali atau pengunjung baru datang. Sedangkan rumah makan padang sudah sangat ikonik sehingga pasti ada satu momen dalam hidup seseorang, dia kepengin makan masakan padang.

Kelima adalah People. People sendiri bisa diartikan sebagai pelaku atau penjual dari dua jenis warung ini. Pelaku usaha dua jenis warung ini sama-sama tersebar secara sporadis di banyak daerah, tapi secara skala penyebarannya, penetrasi rumah makan padang lebih masif. Rumah makan padang tersebar di seluruh Indonesia. Dari barat sampai timur Indonesia. Bahkan ada stereotip bahwa sebuah kota kurang lengkap bila tidak ada rumah makan padangnya. Sementara warteg, lebih sering ditemui di jawa dan masih sangat jarang berada di luar Jawa, terutama di Indonesia Timur.

Meskipun begitu, ada sisi orisinalitas yang ditawarkan warteg. Seperti ada hukum bahwa pelaku usaha warteg harus berasal dari Kabupaten Tegal atau wilayah ngapak lainnya. Berbeda dengan rumah makan padang yang kadang penjualnya bukan orang Minang. Pernah saya membeli di rumah makan padang yang penjualnya malah orang Jawa.

Nah itu sedikit analisis berdasarkan pendekatan marketing mix. Yah walaupun pasti akan sedikit terlihat cocoklogi, tapi setidaknya saya sudah berusaha mengungkap sisi rivalitas berdasarkan aspek-aspek yang saya pahami.

BACA JUGA Sarjana Perbankan Syariah yang Sama Ngenesnya Kayak Sarjana Pendidikan dan tulisan Muhamad Iqbal Haqiqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: marketingmasakan padangrumah makan padangwartegwarung tegal
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

6 Menu Warteg yang Bermasalah, Pikir Ulang sebelum Pesan

6 Menu Warteg yang Bermasalah, Pikir Ulang sebelum Pesan  

16 Agustus 2025
Walau Jadi Perdebatan, Rawon Tegal Adalah Rawon untuk Semua Orang terminal mojok.co

Walau Jadi Perdebatan, Rawon Tegal Adalah Rawon untuk Semua Orang

14 Januari 2022
5 Ciri Warteg yang Masakannya Sudah Pasti Enak, Nggak Bikin Kapok Pembeli

5 Ciri Warteg yang Masakannya Sudah Pasti Enak, Nggak Bikin Kapok Pembeli

25 Oktober 2025
Rendang enak, dendeng batokok tak kalah nikmat. (Unspalsh.com)

Rendang Boleh Menguasai Dunia, tapi Dendeng Batokok Tak Kalah Nikmat

6 Juli 2022
Kesalahan Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli, Rasanya Cuma Bikin Kecewa

Kesalahan Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli, Rasanya Cuma Bikin Kecewa

16 Februari 2024
4 Dosa Warteg Mania yang Sebaiknya Dihentikan

10 Daftar Makanan Terlaris yang Ada di Warteg  

16 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.