Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!

Iqbal AR oleh Iqbal AR
14 April 2020
A A
Bagi Saya, Makan Rujak Cingur Pakai Nasi Itu Sungguh Aneh!
Share on FacebookShare on Twitter

Selain menjadi penyebab persatuan antar manusia, makanan juga menjadi salah satu penyebab perpecahan antar manusia. Manusia bisa bertengkar, saling bunuh, hanya karena makanan, dan itu sudah terjadi sejak dahulu kala. Sekarang pun masih saja terjadi. Bedanya tidak sampai saling bunuh, hanya adu mulut saja. Sudah banyak terjadi perdebatan soal makanan akhir-akhir ini. Bubur, soto, dan berbagai macam makanan menjadi objek perdebatan. Ada yang perdebatannya tidak penting dan tidak prinsipil, ada juga yang cukup penting dan cukup prinsipil.

Kali ini, ada satu kegelisahan saya terhadap cara orang makan sebuah makanan khas Jawa Timur yang juga banyak dilakukan oleh orang Jawa Timur pula. Kegelisahan saya adalah banyak orang yang makan rujak cingur pakai nasi, bukan pakai lontong.

Mungkin beberapa orang kurang familiar dengan hubungan antara rujak cingur, lontong, dan nasi. Adanya lontong dalam sepiring rujak cingur mempunyai peran sebagai sumber karbohidrat, pengganti nasi. Satu hal yang jelas, mengganti lontong dengan nasi dalam sepiring rujak cingur itu perbuatan yang sangat aneh.

Akan saya coba jelaskan, mengapa makan rujak cingur pakai nasi itu aneh dan sebaiknya dihindari. Rujak cingur sendiri merupakan makanan khas Jawa Timur yang mencampurkan sayuran, buah-buahan (opsional), tahu-tempe, lontong atau ketupat, dan tentunya cingur (hidung sapi) dengan bumbu atau saus yang berasal dari kacang dan petis. Mungkin sekilas mirip gado-gado atau pecel, tetapi kalau dirasakan jelas berbeda. Aroma cingur yang khas, ditambah kesegaran dari buah-buahan, lalu dipadukan dengan bumbu petis yang gurih dan khas, menjadikan makanan ini bisa dibilang unik.

Makanan ini sering sekali dijumpai, terutama di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar orang-orang Jawa Timur kalau bilang rujak, pasti merujuknya ke rujak cingur. Beda dengan orang-orang luar Jawa Timur yang kalau bilang rujak, merujuknya mungkin ke rujak buah. Satu hal yang pasti, dua-duanya tidak cocok dimakan dengan nasi. Kalau rujak buah, jangan ditanya mengapa, sudah jelas jawabannya.

Pertanyaannya, mengapa rujak cingur kalau dimakan pakai nasi itu aneh? Ya karena apa-apa yang terkandung dalam sepiring rujak ini sudah mutlak, susah untuk diganggu gugat. Memang bisa dimodifikasi ini itu, sih. Namun, tidak dengan mengganti lontong dengan nasilah. Selain aneh, makan rujak cingur dengan nasi itu tidak cocok dan tidak terlalu enak. Memang lebih mengenyangkan, tetapi buat apa kenyang kalau tidak terlalu enak dan tidak cocok?

Bayangkan saja, sayur-sayuran, buah-buahan, tahu-tempe, dan cingur, disiram bumbu petis, lalu dimakan dengan nasi. Pasti aneh. Tekstur bumbu petis yang kental akan menjadi agak cair kalau tercampur nasi, dan secara tekstur jelas tidak menarik lagi.

Belum lagi kalau ada buah-buahannya. Sudah jelas anehnya itu. Membayangkannya saya sudah aneh dan tidak menarik, apalagi memakannya. Ini berbeda kalau makan rujak cingur dengan lontong atau ketupat. Secara tekstur sudah berbeda. Aroma pun juga berbeda. Meskipun sama-sama berasal dari beras, tetapi tekstur lontong atau ketupat yang padat menjadikan rujak cingur lebih cocok dan lebih pantas dimakan pakai makanan ini.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Lagian, buat apa juga makan rujak cingur pakai nasi? Kalau alasan lontongnya habis sih agak tidak mungkin, ya. Walaupun ada yang seperti itu, ya masih bisa diterimalah. Meski tetap saja, makan rujak cingur pakai nasi itu keliru.

Namun, kalau alasannya biar kenyang, itu lebih tidak masuk akal lagi. Kalau mau lebih kenyang, ya tinggal minta lontongnya yang banyak. Pasti akan lebih kenyang dan lebih lama kenyangnya. Lha wong lontong padatnya seperti itu, makan empat potong saja sudah kenyang, apalagi lebih dari empat potong. Belum lagi ditambah unsur-unsur lain dalam rujak cingur, bohonglah kalau tidak kenyang. Makanya, mengganti lontong pakai nasi dengan alasan biar kenyang itu sebenarnya tidak masuk akal dan tidak bisa diterima.

Saya tahu, banyak orang yang lebih suka makan rujak cingur pakai nasi dan mereka mungkin akan marah pada saya. Namun, saya tidak peduli. Saya tidak peduli amarah orang-orang. Satu hal yang saya pedulikan adalah tidak perlu aneh-aneh dalam mengonsumsi makanan. Makanlah sebagaimana adanya makanan itu. Tidak perlu dimodifikasi, ini diganti itu, tidak perlu. Selain tidak perlu, perbuatan itu jelas buang-buang waktu dan bisa menghina makanan itu sendiri.

BACA JUGA Makan Soto tapi Nasinya Dipisah Itu Manner dari Mana? atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 April 2020 oleh

Tags: Kulinerlontongrujak cingur
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

9 Kuliner Cirebon yang Layak Dikenal Lebih Luas selain Empal Gentong dan Nasi Jamblang Mojok.co

9 Kuliner Cirebon yang Layak Dikenal Lebih Luas selain Empal Gentong dan Nasi Jamblang

17 Maret 2025
3 Kuliner di Tegal yang Tak Biasa dan Wajib Dicoba Bagian 2 terminal mojok.co

3 Kuliner di Tegal yang Tak Biasa dan Wajib Dicoba Bagian 2

5 Januari 2022
5 Rekomendasi Kuliner Enak di Pekalongan

5 Rekomendasi Kuliner Enak di Pekalongan

27 Februari 2022
indomie goreng aceh mojok

Indomie Goreng Aceh, Varian Mi Instan Pedas yang Paling Enak

5 September 2021
Nasi Goreng Paling Enak Tercipta dari Olahan Nasi Sisa Semalam terminal mojok.co

Nasi Goreng Jadi Menu Sarapan Itu Aturan dari Mana, sih?

8 September 2020
Nasi Senerek, Kuliner Underrated nan Sulit Ditemui di Luar Magelang Terminal mojok

Nasi Senerek, Kuliner Underrated nan Sulit Ditemui di Luar Magelang

27 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.