Nama sate kambing Tegal semakin populer di jagad kuliner. Banyak orang berbondong-bondong mampir ke kota ini hanya untuk mencicipi makanan tersebut. Awalnya, cuma penasaran. Lalu, jadi ketagihan.
Untungnya, persis di samping gerbang Tol Adiwerna Kabupaten Tegal ada warung sate kambing Cempe Lemu. Warga luar kota Tegal yang kangen dengan olahan kambing ini cukup belok kiri dikit dari pintu keluar tol, makan, trus masuk tol lagi. Kepenak. Nggak usah muter-muter.
Ketika ada acara dengan narasumber dari luar kota pun, urusan jamuan makan siang hampir selalu diarahkan ke warung sate kambing. Kadang panitianya yang ngajak, kadang narasumbernya sendiri yang request. Pokoknya, sate kambing sudah seperti menu wajib kalau mampir ke Tegal.
Karena kepopuleran itu, wajar kalau banyak orang berpikir, enak kali ya buka usaha warung sate kambing di Tegal? Logikanya sederhana, peminat banyak, pasar besar, sama dengan cuan. Tapi kenyataannya, tidak sesederhana itu. Buka warung sate kambing di Tegal itu tidak semudah yang dibayangkan. Saya adalah saksi bagaimana warung sate kambing bermunculan, lalu gugur perlahan.
Modal besar sejak awal
Jadi begini. Warung sate kambing bukanlah usaha yang bisa dimulai dari gerobak kecil di pinggir jalan, seperti warung sate ayam. Umumnya, orang kalau beli sate kambing itu pengennya langsung makan di tempat. Sate kambing tuh kalau dibawa pulang, rasanya kurang nikmat karena sudah adem. Untuk itulah, perlu tempat yang cukup besar supaya orang-orang bisa makan dengan nyaman.
Itu baru soal tempat, belum soal bahan baku yang kalian tahu sendiri, mahal. Harga daging kambing sekitar Rp165.000 hingga lebih dari Rp220.000 per kilogram. Dan jelas, kalau tujuannya mau buka warung sate kambing, nggak mungkin kamu cuma beli daging sekilo atau dua kilo. Belum lagi kalau targetmu adalah daging kambing muda dengan tekstur empuk yang harganya jelas tidak murah.
Ada pula biaya beli peralatan, seperti panggangan, kipas, meja kursi, sampai perlengkapan dan bumbu dapur. Oh, ya, gaji pegawai juga jangan sampai lupa dimasukkan ke dalam perhitungan. Hasilnya? Bener-bener butuh modal besar kalau mau bikin warung sate kambing Tegal yang niat.
Persaingan dengan pemain sate kambing Tegal yang sudah besar
Jika kamu berpikir duit bukanlah masalah karena masih ada KUR BRI, bukan berarti langkahnya jadi mudah. Tidak, MyLov. Setelah selesai dengan masalah permodalan, masalah lain yang harus kamu hadapi adalah bersaing dengan pemain-pemain besar. Itu jelas tidak mudah karena mereka yang sudah lebih dulu menguasai pasar.
Salah satu warung sate yang ceruk pasarnya sangat besar di Tegal adalah warung sate Cempe Lemu. Padahal, kalau ditilik, Cempe Lemu ini bukanlah pemain lama. Tapi, dengan strategi branding yang tepat, tempat yang nyaman, plus cita rasa yang konsisten. Cempe Lemu sukses membuat pemain lama sesak nafas.
Akibatnya, pemain lama seperti Warung Sate Kambing Bu Tomo dan Warung Sate Kambing Tirus, jadi kalah saing. Warung sate kambing Bu Tomo masih mending, beberapa kali terlihat ada pelanggan yang mampir. Tapi, warung sate kambing Tirus? Nafasnya sudah mpot-mpotan melawan dominasi pemain baru yang energinya luar biasa.
Artinya apa, Lur? Kamu nggak cukup hanya buka warung sate kambing, lalu berharap menikmati hasil. Kamu juga wajib adu strategi untuk melawan dominasi. Kalau nggak? Siap-siap saja gulung tikar dalam hitungan bulan, seperti beberapa warung sate anyaran yang baru-baru ini ada di Tegal.
Kualitas nomor satu, harga bukan segalanya
Alasan lain kenapa buka warung sate kambing di Tegal itu susah karena bisnis ini sifatnya anomali. Salah besar kalau kamu mengira bisa menggaet pelanggan hanya dengan pasang harga lebih murah. Pencinta sate kambing paham betul kalau modal daging kambing itu memang besar. Jadi, bagi mereka harga bukanlah masalah. Asal, rasanya sepadan. Daging kambingnya empuk, kecap rawitnya melimpah, dan kuah gulainya yang meresap.
Itu sebabnya, kalau ada warung sate kambing anyaran lalu dengan percaya dirinya pasang harga di bawah standar, jangan harap bisa langsung mencuri perhatian. Yang ada, pembeli malah waspada, jangan-jangan dagingnya tua? Potongan dagingnya pasti kecil-kecil nih? Satenya pasti alot? Kuah gulainya pasti kaya air kobokan? dan masih banyak kecurigaan lain.
Singkatnya, sekali lagi, membuka bisnis sate kambing di Tegal itu bukan perkara gampang. Kamu tidak cukup hanya bermodal uang tebal, tapi juga harus punya mental baja. Persaingan di sini keras, Lur. Sudah banyak contohnya, warung sate kambing anyaran yang bahkan belum sempat mencicipi ‘cuan’, eehh, sudah gulung tikar duluan.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Akal-akalan Penjual Sate Ayam “Mempermainkan” Harga demi Untung Besar dan Bikin Pembeli Kapok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















