Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Berdamai dengan Stereotipe Alumni UIN, Satu-satunya Cara Hidup Tenang Setelah Lulus

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
20 Maret 2025
A A
Berdamai dengan Stereotipe Alumni UIN, Satu-satunya Cara Hidup Tenang Setelah Lulus Mojok.co

Berdamai dengan Stereotipe Alumni UIN, Satu-satunya Cara Hidup Tenang Setelah Lulus (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya sangat tertarik dengan tulisan di Terminal Mojok berjudul Menjadi Alumni UIN Itu Juga Beban, Terutama Jika Hidup di Desa yang terbit beberapa waktu lalu. Sebagai alumni UIN, saya relate dengan tulisan tersebut. Penulis, Mas Adib, dengan gamblang menggambarkan betapa nggak enaknya jadi lulusan UIN yang tinggal di pedesaan. 

Saya yang saat ini tinggal di pelosok Sulawesi pun perlu berdamai dan bersiasat agar label alumni UIN tidak merepotkan. Saya tidak pernah terbuka tentang kampus. Kecuali untuk perkara administrasi yang penting sekali, saya baru terbuka tentang tempat menimba ilmu. Soalnya, kalau masyarakat tahu saya ini lulusan ekonomi syariah di UIN, diri ini bisa “diteror” berbagai macam pertanyaan terkait agama.

Akan tetapi, beda cerita ketika seorang alumni UIN tinggal di perkotaan. Tidak ada beban berat di pundak ini karena orang kota rata-rata tidak peduli dengan orang lain dan asal kampusnya. Kebanyakan orang hanya ingin tahu seorang sarjana atau tidak. Mereka tidak ingin tahu orang lain lulusan perguruan tinggi mana. 

Lulusan UIN yang kerap disepelekan malah jadi sebuah keunggulan

Seperti yang diungkapkan dalam tulisan Mas Adib, lulusan UIN itu kerap disepelekan. Kampus kami nyaris selalu kalah saing dengan kampus negeri lain. Bahkan, kadang UIN juga bukan pilihan utama bagi orang yang ingin berkuliah di kampus Islam.

Terus terang, saya malah suka banget lulusan UIN disepelekan. Saya jadi nggak punya beban buat sukses. Andai saya sukses, ya tinggal disyukuri. Kalau kurang sukses, ya wajar banget, toh di mata masyarakat kampus kami bukan pencetak orang besar.

Coba bandingkan dengan lulusan kampus ternama negeri ini. Jika mereka belum sukses, pasti pundaknya pegal sekali. Sebab mereka harus menggendong nama besar kampusnya.

Lulusan UIN dipaksa berpakaian agamis

Mas Adib di tulisannya cerita kalau lulusan UIN kerap kali dikomentari pakaiannya. Bila pakaiannya terlalu rebel, dipertanyakan status lulusan kampus agamanya. Padahal Mas Adib juga ingin bergaya layaknya anak muda lain.

Saya malah suka stereotipe lulusan UIN yang selalu berpakaian agamis. Saya jadi punya validasi kegemaran kaosan dan pakai sarung ke mana-mana. Buat kamu yang belum pernah menimba ilmu di lembaga pendidikan agama mesti kurang relate dengan nyamannya mengenakan kaus dan sarung ke mana-mana.

Baca Juga:

5 Salah Kaprah tentang UIN Jakarta yang Terlanjur Dipercaya Banyak Orang, Termasuk Calon Mahasiswanya

Kuliah di UIN Bandung: Ekspektasi Mau kayak Dilan 1990 Realitanya Malah Kaya Mad Max Fury Road

Percaya sama saya, kaosan dan sarungan ke mana-mana itu nikmat banget. Kalau nggak percaya, coba tanya ke bapak atau kakek kalian, bagaimana ademnya sehari-hari kaosan dan sarungan doang di rumah.

Dianggap tahu agama bukan beban, malah bisa jadi alasan

Berbeda dengan Mas Adib yang punya beban banyak sebagai lulusan UIN perihal agama, saya nggak punya beban sama sekali. Selain saya nggak terbuka dengan status lulusan UIN, saya mungkin nggak ada potongan pemuka agama. Potongan saya lebih pas untuk jadi pengikut aliran sesat.

Awalnya saya punya pemikiran serupa dengan Mas Adib, bahwa anggapan semua lulusan UIN itu tahu agama termasuk beban. Tapi, setelah saya renungkan kembali ternyata itu belum tentu beban. Malah bisa dijadikan sebuah alasan saat gagal di dunia.

Nggak perlu jauh-jauh mencari contoh, cukup jadikan diri ini menjadi contoh. Saya ini bukan siapa-siapa. Karir dan keuangan saya jauh dari kata moncer. Bisa dibilang karir dan keuangan saya ini medioker.

Dengan stempel masyarakat yang mengatakan lulusan UIN itu tahu agama, saya menutupi karir yang medioker ini dengan mengaku lulusan UIN lebih mengejar akhirat. Tidak seperti lulusan kampus ternama lain yang mengejar dunia melulu. Ingat, kesuksesan bukan hanya dinilai dari harta.

Begitu kira-kira narasi saya. Padahal, saya juga pengen sukses dunia dan akhirat. Siapa sih manusia di dunia ini yang nggak pengen sukses di keduanya? Setul apa betul, Gaes? Kesimpulannya, kamu bisa jadi lulusan UIN yang nyaman tanpa beban. Asal kamu memenuhi dua syarat. Pertama, nggak terbuka ke publik bahwa kamu lulusan UIN. Kedua, kamu harus tinggal di perkotaan yang kurang mementingkan status lulusan UIN.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Enaknya Jadi Alumni UNY: Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan, Nggak Ada Beban

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2025 oleh

Tags: alumnialumni uinUIN
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

UIN Salatiga Menyimpan Salah Paham yang Menyesatkan (Unsplash)

UIN Salatiga Menyimpan Salah Paham yang Menyesatkan

3 Januari 2024
Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

Alumni UNNES: Setelah Lulus pun Harus Berdamai dengan Stereotipe Miring

26 November 2025
kenaikan ukt UIN

Kabar Kenaikan UKT dan PHP Kemenag Adalah Cara Kampus Menempa Kesolehan Anak UIN

26 April 2020
Alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Lebih Banyak yang Banting Setir daripada Merealisasikan Visi dan Misi Jurusan

Alumni Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Lebih Banyak yang Banting Setir daripada Merealisasikan Visi dan Misi Jurusan

17 Desember 2023
UIN Jogja Tidak Pantas Lagi Menyandang Status Kampus Rakyat (Unsplash)

UIN Jogja Tidak Pantas Menyandang Status Kampus Rakyat ketika UKT Anak Petani Tembus 7 Juta Rupiah!

28 September 2023
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Sebenarnya Lebih Mirip UIN daripada Universitas Negeri Biasa. Bikin Mahasiswa Pengin Insaf Tiap Masuk Gerbang Kampus

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Lebih Mirip UIN daripada Universitas Negeri Biasa, Bikin Mahasiswa Insaf Tiap Masuk Gerbang Kampus

5 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Indomaret Tidak Bunuh UMKM, tapi Parkir Liar dan Pungli (Pixabay)

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

6 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.