Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Menjadi Alumni UIN Itu Juga Beban, Terutama Jika Hidup di Desa

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
19 Maret 2025
A A
Menjadi Alumni UIN Itu Juga Beban, Terutama Jika Hidup di Desa

Menjadi Alumni UIN Itu Juga Beban, Terutama Jika Hidup di Desa (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Buat yang pernah kuliah di UIN (Universitas Islam Negeri), pasti paham bahwa status ini bukan sekadar gelar akademik. Ini juga semacam cap yang menempel seumur hidup, mau nggak mau. Kalau di kota, mungkin status itu hanya jadi tambahan di CV, tapi kalau di desa? Waduh, lain cerita. Begitu pulang kampung, alumni UIN mendadak jadi ustaz dadakan, meskipun waktu kuliah malah nggak pernah mampir masjid, kecuali ketika mencari takjil gratisan.

Setiap ada acara keagamaan, nama alumni UIN pasti disebut duluan. Apalagi kalau tiba-tiba ditunjuk jadi imam tarawih. Ya, meskipun selama kuliah hafalannya lebih sering dipakai buat mengingat menu kantin favorit ketimbang surat-surat panjang.

Ironisnya, cap “alumni UIN pasti alim” ini berlaku untuk semua jurusan. Entah kamu lulusan Hukum, Komunikasi, bahkan Sastra Inggris, tetap saja dianggap lebih paham agama dibandingkan alumni kampus lain. Pokoknya kalau ada “Islam” di nama kampusnya, langsung diasumsikan punya kemampuan dakwah. Mau protes? Percuma. Masyarakat sudah lebih dulu men-judge kita.

Kuliah di UIN: antara disepelekan dan disangka alim

Dulu waktu saya masih kuliah, mahasiswa UIN sering dianggap remeh. Di tiap daerah, UIN selalu punya rival dari kampus lain yang lebih mentereng. Kalau ada alumni kampus umum dengan embel-embel “negeri”, mereka dipandang lebih keren. Kalau ada alumni kampus Islam swasta yang terkenal, mereka dianggap lebih eksklusif. Sedangkan UIN? Ya, nanggung.

Namun begitu lulus dan pulang kampung, situasi berbalik drastis. Orang-orang di desa nggak peduli kamu kuliah di jurusan Hukum, Sastra, atau Ilmu Komunikasi. Pokoknya kalau ada kata “Islam” di nama kampusnya, mereka langsung berpikir, “Wah, ini pasti bisa jadi imam tarawih.” Bahkan kalau kamu kuliah di jurusan Teknik Informatika sekalipun di UIN, tetap saja dianggap lebih ngerti agama dibanding alumni kampus lain yang jurusan agama.

Beban alumni UIN di desa: dari imam tarawih sampai tukang tahlil

Tinggal di kota sebagai alumni UIN mungkin aman-aman saja. Statusmu nggak begitu dipermasalahkan, dan orang-orang lebih fokus pada pekerjaan atau kariermu. Tapi kalau di desa? Tentu beda cerita. Ada beberapa beban moral (dan sosial) yang otomatis kamu sandang.

Selain dianggap bisa jadi imam salat dengan bacaan yang paripurna, kamu juga dianggap pasti bisa memimpin tahlilan. Pokoknya begitu ada tahlilan, warga langsung nunjuk alumni UIN untuk memimpin doa. Nggak peduli kamu hafal urutannya atau nggak, pokoknya tanggung jawab itu jatuh ke pundakmu.

Belum lagi soal ceramah atau khotbah. Saya nih sering banget mendapat tawaran tersebut. Padahal ketika kuliah, saya hanya fokus menjadi anak kosan, bukan full mondok sampai menjelang boyongan.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

5 Salah Kaprah tentang UIN Jakarta yang Terlanjur Dipercaya Banyak Orang, Termasuk Calon Mahasiswanya

Selanjutnya menyoal hukum Islam. Kita sering dianggap paham dan punya otoritas memberikan fatwa soal hukum yang beredar di masyarakat. Misalnya, sering banget ditanyai soal hukum bunga bank itu riba atau bukan. Saya cuma tersenyum, sebab saya lebih paham soal promo di e-commerce dibanding hukum Islam.

Satu lagi, ini yang menyebalkan, yakni sering dipandang sinis kalau pakaiannya terlalu rebel. “Lho, kamu kan alumni UIN, kok bajunya gitu?” Seketika, orang-orang lupa kalau kamu juga anak muda yang pengin bergaya.

Hidup sebagai alumni UIN: antara bangga dan terbebani

Memang ada rasa bangga menjadi alumni UIN. Banyak hal yang bisa dipelajari selama kuliah, dari ilmu keislaman sampai wawasan sosial. Tapi di sisi lain, ekspektasi masyarakat sering kali terlalu tinggi. Rasanya seperti selalu diawasi dan dituntut untuk berperilaku alim.

Jadi, buat kamu yang masih kuliah di UIN dan bercita-cita pulang kampung setelah lulus, siap-siap saja. Entah kamu siap atau tidak, masyarakat desa sudah menyiapkan posisimu sebagai ustaz dadakan. Tapi kalau kamu bisa menerima beban ini dengan santai, ya sudahlah, nikmati saja. Toh, kalau ada acara tahlilan, minimal dapat berkat yang bisa dibawa pulang, kan?

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bangga sih Bangga, tapi kalau Bilang UIN SUKA Lebih Unggul ketimbang UGM, Itu mah Bukan Bangga, tapi Halu!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Maret 2025 oleh

Tags: alumni uinkampus UINUIN
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

Sudah Nanggung, UIN Bikin Mahasiswa Menanggung Malu Pula (Unsplash)

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

16 November 2025
Bersyukur Ditolak Unsri dan Diterima UIN Palembang, Ternyata Kampusnya Lebih Nyaman Mojok.co

Bersyukur Ditolak Unsri dan Diterima UIN Palembang, Ternyata Kampusnya Lebih Nyaman

8 Maret 2024
UIN Jakarta, Kampus Islam yang Hobi Melahirkan Orang Terkenal. Kampus Lain Mana Bisa?

UIN, Kampus yang Tetap Dianggap “Surga” oleh Masyarakat, sekalipun Mahasiswanya Tidak Islami Amat

7 Juli 2025
sejarah peradaban islam UIN mojok

Sejarah Peradaban Islam: Alternatif Jurusan yang Pengin Belajar Kajian Keislaman, tapi Malas Ketemu Bahasa Arab

13 April 2021
UIN Sunan Kalijaga Tepati Janji, Maba Tak Menderita Lagi (uin-suka.ac.id) UIN SUKA, UGM, UNY, Jogja

Di UIN Sunan Kalijaga, Mahasiswa Harus Demo Supaya Rektorat Mau Mendengarkan Suara Mahasiswa

14 Januari 2024
Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

2 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.