• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Emang Ada Masalah Apa Kalau Mahasiswa UIN Liberal?

Adib Khairil Musthafa oleh Adib Khairil Musthafa
25 Februari 2020
A A
Emang Ada Masalah Apa Kalau Mahasiswa UIN Liberal?
Share on FacebookShare on Twitter

 Belakangan kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP Prof Yudian Wahyudi yang juga pernah menjabat sebagai rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memancing kegaduhan pelbagai kalangan, utamanya kegaduhan itu terjadi di kalangan netizen. Tidak tanggung-tanggung topik yang saya kira “sepele” itu jadi bahan perbincangan di acara sekaliber ILC.

Beragam komentar diucapkan oleh banyak tokoh yang hadir malam itu, mulai dari politisi, tokoh ulama dari MUI, sampai Profesor yang konon sebagai pakar Filsafat Pancasila tapi sayangnya pemahamannya soal pancasila hanya sampai pada satu kesimpulan keliru. Lha ya gimana nggak saya katakan keliru coba, bisa-bisanya retorika panjang kali lebar sang profesor filsafat pancasila hanya sampai pada kesimpulan bahwa Marxisme dan Leninisme itu anti agama.

Ini malah bukannya bikin pikiran saya punya perspektif lain, kok malah jatuhnya saya jadi tambah bingung dan merasa goblok, komentar-komentar yang justru memancing kebencian masa lalu semacam ini tidak perlulah diberi panggung!. Untung saja disana ada Romo Magnis yang sudah meluruskan pemahaman tersebut.

Hashh~ profesor ramashooook blas~

Baiklah kembali pada persoalan, tulisan ini bukan hendak mereview atau mengulang-ulang kembali kegaduhan tersebut. Tulisan ini berawal saat saya iseng-iseng baca komentar para netizen di acara ILC tersebut. Ada beberapa hal menarik yang sedikit mengganggu pikiran saya dan tentunya bikin saya sedikit merasa jengkel.

Gimana nggak jengkel, beberapa netizen yang merasa paling benar itu berucap kira-kira begini, “UIN Sunan Kalijaga itu kampus sarangnya liberal…!!! Kafir, sesat wahai orang tua janganlah kau kuliahkan anakmu di sana ini kampus sarangnya orang-orang munafik!!” bla…bla…bla…

Hasshhh, ancen maha benar netizen dengan segala kegoblokannya~

Lhah, ini bahasnya apa, larinya ke mana sih? Sebagai mahasiswa UIN, saya boleh ngegas juga dong, “MATAMU GOBLOK!!!”

Komentar semacam ini bukan barang baru yang saya temukan dalam komentar-komentar netizen, dahulu ketika gaduh soal disertasi Abdul Aziz tentang hubungan non-marital yang sialnya terjadi pula melibatkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, komentar berbau kebencian semacam ini juga saya temukan.

Padahal nih ya, di ILC kemarin saya sepakat sama argumentasi Mbah Sujiwo Tedjo yang mengatakan bahwa justru yang beginian ini yang musuh pancasila. Kalau begini apa bedanya dengan pernyataan Prof Yudian soal agama musuh besar pancasila???

Lagian nih ya, emang kenapa kalau UIN Yogyakarta sarang liberal? Menurut saya, narasi kebencian dan phobia pemikiran yang dianggap tak sama sebaiknya dihindari apalagi dalam diskursus yang melibatkan kampus. Ingat ya, asas kajian ilmiah dalam kampus itu selalu terbuka kepada pemikiran apa pun. (Koreksi jika saya salah).

Saya tanya deh, apa yang tidak bisa diperdebatkan dalam kampus? Kampus selalu menghendaki semua pemikiran untuk dikaji. Silakan bawa semua pemikiranmu dari yang paling konservatif sampai yang paling kiri. Semua pemikiran itu hanya boleh dipatahkan oleh argumentasi ilmiah bukan argumentasi kebencian, seperti kelakuan netizen bumi datar ini.

Kalau meminjam istilahnya Rocky Gerung, pelanggaran dalam kampus itu hanya satu yaitu plagiasi, bukan yang lain. Apalagi hanya soal ketakutan semacam ini. Kalau mau bicara dogma, halal haram, dan ketakutan karena liberalisme jangan pergi ke kampus, pergilah ke masjid, Juleha!

Lagian nih ya, bicara soal liberalisme apa sih yang ditakuti? Kebebasannya? Bukannya tradisi pemikiran Islam itu dipenuhi oleh orang-orang liberal, ya? Lihatlah filsuf semacam Al-Faraby, Al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Rushd, hingga Mulla Shadra. Mereka adalah para pemikir bebas yang punya banyak kontribusi dalam tradisi filsafat dan ilmu pengetahuan.

Jika saja kita mau jujur, pemikiran-pemikiran gemilang para filsuf muslim itu adalah buah dari kebebasan berpikir, keberanian mereka melawan keterkungkungan. Toh pada akhirnya menjadikan Islam sebagai salah satu peradaban yang diperhitungkan di dunia kala itu.

Lantas, jika kemudian hari ini ujug-ujug kita justru ketakutan dengan kebebasan berpikir, mau jadi apa Islam di masa depan? Mau begini-begini saja? Menutup diri pada perkembangan zaman yang semakin menggilas?

Hidup saja di hutan, kalau nggak mau yang liberal-liberal, wkwkwk.

Jadi, bagi saya tidak ada yang salah dengan UIN yang dianggap sebagai kampus liberal, bahkan saya akan mengatakan bahwa UIN juga adalah kampus sarang Sosialisme, Marxisme, atau bahkan Konservativisme. Saya percaya, orang-orang yang masih phobia liberalisme adalah mereka yang kurang membaca, terlampau takut pada liberalisme akan membawa umat Islam kembali dalam masa keterkungkungan.

Saya tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa orang-orang liberal semacam Ulil Abshar Abdalla, Luthfi Assyaukanie, sampai Akhmad Sahal justru jauh lebih lihai dalam memahami kajian-kajian keislaman daripada “Orang-orang baru” semacam Felix Siauw, Hannan Attaki, dan banyak ustad-ustad “dadakan” lainnya.

Pada akhirnya UIN dianggap sebagai kampus sarangnya liberalisme bagi saya adalah doa. Jauh ke depan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan melahirkan Al-Faraby baru, Ibnu Sina Baru, Ibnu Rushd baru, sampai Mulla Shadra yang baru. Membawa pemikiran-pemikiran segar untuk lalu menyumbangkannya pada tradisi ilmu pengetahuan modern. Percayalah, menolak liberalisme sama artinya menolak untuk maju.

BACA JUGA Dilema Mahasiswa yang Kuliah di IAIN Tapi Rasa STAIN atau tulisan Adib Khairil Musthafa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2020 oleh

Tags: ILCliberalUINUIN Sunan Kalijaga

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Adib Khairil Musthafa

Adib Khairil Musthafa

Saya adalah seorang yang suka tidur, menganggur, ngopi, dan bermimpi.

ArtikelTerkait

Kuliah di UIN (Unsplash.com)

UIN Kampus Rakyat, Masihkah Relevan?

23 Desember 2022
Lulusan UIN Syarif Hidayatullah (Unsplash)

Nama Resmi UIN Memang Terlalu Sulit untuk Dihapal

10 Desember 2022
Honda Supra Fit Baru, Motor Impian Anak UIN

Honda Supra Fit Baru, Motor Impian Anak UIN

3 November 2022
Culture shock maba UIN Sunan Kalijaga karena SD Muhammadiyah Sapen. (uin-suka.ac.id)

SD Muhammadiyah Sapen: Culture Shock Pertama yang Bakal Dihadapi Maba UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

11 Juli 2022
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA

20 Juni 2022
sejarah peradaban islam UIN mojok

Sejarah Peradaban Islam: Alternatif Jurusan yang Pengin Belajar Kajian Keislaman, tapi Malas Ketemu Bahasa Arab

13 April 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
hal yang boleh dilakukan pejabat, hal yang boleh dilakukan pejabatAjang Penghargaan untuk Apresiasi Pejabat Publik yang Hobi Bikin Statement dan Aksi Aneh

Ajang Penghargaan untuk Apresiasi Pejabat Publik yang Hobi Bikin Statement dan Aksi Aneh

Gedung DPR Dikabarkan Terbakar, Masyarakat Bersorak Menertawakan

Gedung DPR Dikabarkan Terbakar, Masyarakat Bersorak Menertawakan

Ternyata di Twitter Ada Senioritas Akun Juga Ya?

Ternyata di Twitter Ada Senioritas Akun Juga Ya?



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Bom Waktu Arema FC dan Momentum Suporter Generasi Baru (Unsplash)

Bom Waktu Arema FC dan Momentum Perubahan bagi Suporter Generasi Baru yang Menolak Tunduk

30 Januari 2023
Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming Terminal Mojok

Solo Safari Zoo, Alat Pencitraan Brilian dari Gibran Rakabuming

31 Januari 2023
Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas (Unsplash)

Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas

31 Januari 2023
5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi (Unsplash)

5 Dosa Operator Pertashop yang Membuat Lapak Mereka Sepi

1 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .