Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Alasan Kartun Indonesia Harus Belajar dari Eksistensi Spongebob Squarepants

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
23 Maret 2020
A A
Mereka yang Bikin Teori Konspirasi tentang Kartun Adalah Orang Paling Goblok! 4 Bakat SpongeBob Lain yang Masih Terpendam Selain Jadi Koki terminal mojok.co

Mereka yang Bikin Teori Konspirasi tentang Kartun Adalah Orang Paling Goblok! Mereka yang Bikin Teori Konspirasi tentang Kartun Adalah Orang Paling Goblok! 4 Bakat SpongeBob Lain yang Masih Terpendam Selain Jadi Koki terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang nggak suka nonton animasi kartun? Siapa juga nih, yang nggak pernah atau bahkan sampai belum pernah sama sekali nonton Spongebob Squarepants? Di antara seluruh animasi kartun yang pernah tayang di layar kaca Indonesia sampai sekarang ini mungkin hanya kartun ini yang masih eksis dan banyak penontonnya.

Meski menurut Wikipedia, animasi yang diciptakan ahli biologi dari Amerika Serikat, Stephen Hillenburg mulai ditayangkan di negara asalnya sejak 1999 masih saja eksis sampai sekarang. Walau kreatornya telah meninggal dunia, Spongebob Squarepants yang masuk ke televisi Indonesia dari tahun 2006 nyatanya masih digemari, terbukti dengan tayangannya yang masih diputar di GTV.

Suksesi Spongebob Squarepants di dunia animasi ini mencoba untuk ditiru oleh animator lain. Bahkan industri anime (animasi dari manga) tak kalah gencar untuk menembus pasar dunia, termasuk Indonesia. Tetapi belum tentu pula semua jenis anime memiliki penggemar setia. Soal animasi ini, Indonesia juga ingin unjuk gigi. Kendati animasi yang dibuat animator Indonesia tak bisa mengungguli atau setidaknya hampir menyamai eksistensi Spongebob.

Selain karena Spongebob Squarepants lebih dahulu tayang di televisi Indonesia bisa menarik hati anak-anak—segmentasi awal— juga karena ide cerita dan gaya penokohan kartun Indonesia yang membosankan, alias itu-itu mulu. Film animasi Battle Of Surabaya; Tendangan Halilintar; Pada Suatu Ketika; Si Juki; sampe yang berbentuk serial seperti Adit, Sopo dan Jarwo gagal bertahan. Jangankan bertahan, menemukan penggemarnya saja tidak.

Animasi-animasi tadi bukannya nggak bagus, apalagi Adit, Sopo dan Jarwo yang secara bentuk animasinya sudah tiga dimensi. Spongebob saja masih dua dimensi. Lalu, apa yang membuat kartun ini masih bertahan, sementara animasi seperti Adit, Sopo dan Jarwo justru malah tergeser dengan animasi dari Malaysia, Upin & Ipin?

Dalam hal ini, saya rasa industri animasi kartun di Indonesia harus belajar dari Spongebob agar bisa tetap bertahan di tengah gempuran sinetron. Animasi Indonesia hampir selalu mempunyai cerita-cerita yang tak terlepas dari kepatuhan anak kepada orang tuanya, atau cerita sejarah, atau paling mentok dagelan-dagelan khas warga Indonesia. Sementara Spongebob menggabungkan semua itu.

Spongebob Squarepants bukanlah animasi kartun yang isinya cuman lucu-lucuan. Yang terkadang jokes-nya kerap dianggap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak cocok buat anak-anak. Terlalu vulgar, kasar, dan sebagainya. Sehingga beberapa kali kartun ini mendapat teguran—eh, yang ditegur pihak TV-nya, ding. Kehadiran animasi di Indonesia pun mulanya bermaksud agar kartun macam Spongebob tidak lagi ditonton.

Tetapi nyatanya Spongebob yang bertahan. Salah satu yang membuat kartun Spongebob bisa bertahan adalah kekuatan karakter yang diciptakan. Nggak hanya Spongebob Squarepants, karakter lain juga ada dan mendukung jalannya cerita biar nggak membosankan. Sahabat Spongebob, Patrick Star dengan keluguannya, Squidward dengan karakter sinis dan sombong tapi manusiawi, sampe Eugiene Krab, bos Spongebob yang pelitnya melebihi orang belum gajian.

Baca Juga:

Jumbo, Sebaik-baiknya Film Animasi Anak Indonesia yang Pernah Saya Tonton

Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

Tentu saya nggak bisa menyebutkan semua karakternya. Tetapi yang pasti, kartun Spongebob Squarepants ini bisa bertahan karena setiap karakter mampu menarik perhatian penonton. Misalnya, Patrick dengan segala keluguan dan kebodohannya bisa membuat penontonnya tertawa. Saya sebagai penonton setia Spongebob pasti tertawa kalau lihat tingkah si Patrick.

Patrick ini sering disebut karakter abnormal yang memengaruhi Spongebob. Saya paling ingat ketika Spongebob ditelpon Patrick saat sedang mencuci pakaian, pas diangkat ternyata Patrick cuman pengin tahu seberapa lama ia bilang “ululululu“. Alhasil pakaiannya mengecil karena ditinggal mengangkat telpon yang nggak penting banget dari si Patrick.

Kelakuan semacam itu sesekali Spongebob Squarepants dinilai kartun pembodohan, nggak bisa mencerdaskan anak bangsa. Namun justru karena demikian, Spongebob jadi punya ciri khas. Satu hal yang kita anggap diluar kebiasaan orang normal malah dilakukan hampir seluruh penduduk Bikini Buttom. Sekarang coba pikir, apa ada orang yang mau merobek celananya sendiri di depan umum seperti Spongebob?

Selain karakter, pembawaan cerita di Spongebob juga sangat menarik. Apalagi seolah memutarbalikkan realitas yang ada. Saya harus berpikir hingga berkali-kali ketika menyaksikan Spongebob. Serius. Beda banget saat saya nonton Tsubasa, Doraemon, atau animasi-animasi Indonesia. Perlu memahami dengan tenaga ekstra buat mengerti cerita yang coba dibangun dari setiap episode Spongebob Squarepants.

Contohnya saat episode Pulau Karate—saya lupa judulnya. Ceritanya Spongebob mendapat kiriman kaset undangan untuk dinobatkan menjadi raja karate. Pergilah Spongebob bersama Sandy Cheeks, temannya berwujud tupai yang selalu memakai helm udara. Saat melewati Pulau Karate yang sudah jelas ada tulisannya, Sandy menunjuk ke arah pulau itu. Namun Spongebob tetap ngeyel nggak percaya.

Dari situlah saya bingung. Nih Spongebob kok bodohnya minta ampun ya? Apa jangan-jangan dia buta huruf dan nggak bisa baca? Saya pikir, mana mungkin sebuah spons nggak bisa baca. Apalagi di semesta Bikini Bottom.

Pada episode ketika Spongebob disuruh Squidward menyimpan klarinetnya, kemudian Spongebob menyimpannya ke sebuah brankas. Yang terjadi berikutnya adalah Spongebob dan Squidward bisa masuk ke dalam brankas tadi.

Bayangkan, brankas sekecil itu bisa dimasukin dua makhluk, Spongebob dan Squidward. Dan ketika masuk, di dalamnya ada banyak laci. Saya pas nonton episode ini lalu mikir keras. Setelah dipikir-pikir kembali, ternyata sederhana saja.

Ini pamahaman saya saja ya. Begini, jika dilihat dari perspektif manusia, Spongebob itu kan spons, sementara Squidward adalah seekor cumi. Jadi, wajar kalau keduanya bisa muat di dalam brankas. Sek sek, bukannya di dalam brankas juga ada burung elang, kan? Pertanyaannya, burung elang mana yang bisa masuk di dalam air?

Itulah yang membuat animasi kartun Spongebob Squarepants bisa menarik dan nggak ngebosenin. Dekonstruksi logika yang coba dilakukan sangat berhasil membuat penonton penasaran untuk menyaksikan episode-episode lainnya. Di tambah jokes yang tidak naif, benar-benar menggambarkan moralitas yang terjadi. Menurut saya Spongebob layak bertahan hingga beberapa tahun yang akan datang.

Industri animasi kartun Indonesia harus bisa menirunya. Bukan meniru cerita atau bentuk animasinya. Tapi bagaimana membuat animasi kartun yang melekat di masyarakat tanpa kenaifan. Sulit memang, sebab di tanah air, pembuatan film dan animasi kartun maupun tiga dimensi diawasi dengan peraturan yang ketat. Nggak boleh begini-begitu. Semua harus nurut aturan yang justru bagi saya mengurung kreativitas animator dan pembuat cerita.

BACA JUGA Kartun SpongeBob SquarePants di Mata Anak Kecil atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2020 oleh

Tags: animasikartun IndonesiaSpongeBob
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Penayangan Film Nussa di Bioskop Adalah Ujian buat para Orang Tua terminal mojok.co

Penayangan Film Nussa di Bioskop Adalah Ujian buat para Orang Tua

19 Oktober 2021
SpongeBob SquarePants Adalah Buruh Idaman Pengusaha Culas

SpongeBob SquarePants Adalah Buruh Idaman Pengusaha Culas

21 Maret 2023
nussa dan rara, Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi Wajah Baru Pemberi Warna Baru di Sinetron Preman Pensiun 4 Preman Pensiun 4: Sinetron Penuh Edukasi untuk Insan Pertelevisian Indonesia Rekomendasi Sinetron untuk Hibur Anies Baswedan Atas Ditundanya Formula E

Alasan Serial Animasi Nussa Nggak Cocok untuk Tayangan Anak-anak di Televisi

31 Mei 2020
Tuan Krabs, Tokoh Kartun Cerminan Pemilik Media yang Realistis terminal mojok.co

3 Karakter Buruk Tuan Krabs, Pengusaha Kaya yang Tidak Visioner

28 Mei 2020
Apa Jadinya Kalau Karakter dalam Film Avatar Aang Hidup di Jogja Terminal Mojok

Apa Jadinya Kalau Karakter dalam Film Avatar Aang Hidup di Jogja?

16 Januari 2021
Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

Patrick Star dalam SpongeBob SquarePants Sebenarnya Orang Kaya yang Pura-pura Bodoh demi Bisa Bahagia

1 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi
  • UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan
  • Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.