Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Suasana Lebaran di Sulawesi Utara yang Perlu Kalian Tahu

Novianto Topit oleh Novianto Topit
6 Juni 2019
A A
lebaran di sulawesi utara

lebaran di sulawesi utara

Share on FacebookShare on Twitter

Seusai sholat subuh, suara Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Walillah Ilhamdu terdengar jelas nan keras dari balik TOA masjid. Suasana ini rasanya tidak kalah dengan lebaran di daerah mayoritas. Ah, tapi entahlah, saya juga belum tahu pasti, bagaimana euforia lebaran seluruh daerah di Indonesia, selain di Sulawesi Utara.

Namun rasanya belum ada yang pernah menceritakan suasana lebaran yang ada di Sulawesi Utara. Entah kenapa? Mungkinkah tidak menarik menceritakan hal ini? Ya, silahkan kalian nilai sendiri.

Silaturahim dengan umat beragama lain
Kami di Sulawesi Utara memang tergolong minoritas, artinya kuantitas umat Islam masih kalah jauh di banding umat beragama lain, khususnya umat Kristiani. Tapi, bukan berarti hal itu menjadi kendala bagi kami. Justru hal tersebut merupakan anugerah bagi kami.

Anugerah yang saya maksud, kami mendapatkan kesempatan lebih banyak di kunjungi (silaturahim) umat beragama lain. Nah, jika kita masih menganggap bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati penting, maka, sungguh ini merupakan implementasi yang sebenar – benarnya.
Bahkan, perlu kalian tau, umat beragama lain yang datang mengunjungi rumah kami, pada saat lebaran, tidak begitu canggung untuk berjabat tangan, dan berucap “Minal Aidin wal Faidzin”.

Sebenarnya ini hal yang lazim terjadi di daerah – daerah minoritas. Dasarnya sederhana. Jika ditanya, kalau di daerah yang mayoritas umat Islam, semua menyiapkan hidangan konsumsi lebaran, lah, yang makan siapa? Paling tidak keluarga yang dari luar Kota kan.

Kalau kami, dengan sangat jelas memprioritaskan hidangan konsumsi lebaran untuk umat beragama lain, khususnya umat Kristiani. Suatu hal yang patut di apresiasi dari umat Kristiani, merekam tidak pernah merasa terusik dengan makanan yang kita hidangkan. Berbanding terbalik dengan kita yang sangat berhati – hati dengan makanan yang mereka hidangkan.

Suasana harmonis seperti ini memang sudah dari lama di laksanakan oleh kami, mungkin dari zaman kakek, dari kakek saya masih kecil, memang sudah begini. Kami yang ada di zaman modern ini hanya tinggal melanjutkan dan merawatnya saja.

Menurut saya kita perluh belajar dari semangat silaturahim umat Kristiani. Kenapa? Kalau boleh saya tebak : nuansa silaturahim di saat Natal, di daerah mayoritas umat Islam berbanding terbalik dengan nuansa silaturahim lebaran di minoritas umat Islam.
Kata – kata saya ini terbukti. Lihat saja, dalam penilaian provinsi paling toleran daerah mana yang akan menang? Daerah mayoritas umat Islam, sungguh tidak lebih baik dari daerah yang minoritas umat Islam. Pahit untuk saya ucapkan, namun harus diakui inilah realitanya.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Silaturahim dengan bocah-bocah pemburu uang koin

Nah budaya seperti ini ada di daerah yang lain atau tidak? Saya tidak tau. Budaya di mana anak – anak dengan beraninya datang bersilaturahim dari rumah – kerumah, menyisir seluruh rumah yang menyediakan kukis kering. kadang kala pemilik rumah tidak begitu mengenal mereka. Begitulah bocah.

Apakah kukis kering adalah target mereka, tentunya tidak, kukis kering adalah opsi terburuk yang harus mereka ambil, apa bila niat mereka tidak dapat tersalurkan dengan baik. Ya, memang bocah.

Yang mereka cari, sebenarnya adalah, uang koin, bisa lima ratus atau seribu. Apakah uang kertas mereka tolak? Ya tentu tidak, hanya saja uang koin adalah kompensasi yang di berikan tuan rumah. Uang koin ini memang sudah di sediakan dari jauh – jauh hari, di niatkan untuk di kasih pada bocah-bocah yang memiliki kecenderungan minta angpao.

Bukan bermaksud kikir, tapi strategi yang begini memang harus di lakukan, karena anak – anak ini kalau datang, bisa kayak people power. Setidaknya people power mereka lebih berfaedah dari people power yang di maksud kubuh kamvyet.

People power mereka menghadirkan simbiosis mutualisme, mereka dapat uang koin, dan kami insya Allah dapat pahala sedekah. Tidak kah ini saling menguntungkan satu sama lain?

Nah, entah budaya ini mulai sejak kapan? Tapi, seingat saya, saya pernah melakukan mereka, sebagai demisioner bocah-bocah pemburu uang koin, saya sangat mengerti suka dan duka mereka saat berburuh uang koin.

Karena tidak semua rumah juga terbuka lebar untuk mereka. Pak, Buk yang sering tutup pintu rumah, tenang saja, mereka tidak suka pasang tarif, seperti Pak dan Buk yang pasang tarif kepada Caleg pada momentum Pemilu kemarin.

Yang paling mengenaskan, bocah-bocah pemburu uang koin sering dikait-kaitkan dengan pengemis, ketika kami dengan penuh keikhlasan untuk memberikan uang koin yang telah disediakan, selalu ada bisikan anggota keluarga yang mengatakan, “Tak usah kasih, bentar jadi pengemis”. Inikah yang dinamakan was was sil khanas.

Maaf ya Pak, Buk. Di Sulawesi Utara setahu saya tidak ada pengemis, untuk jadi pengemis mereka harus beranjak ke Jakarta, dan tiket pesawat itu mahal. Lagi pula, betapah banyak bocah yang dulu berburu koin, sekarang sudah hidup nyaman.

Ya, akhirnya. Inilah fakta tentang suasana lebaran yang ada di Sulawesi Utara, bagaimana? Menarik? Menarik ataupun tidak inilah ke-khas-an lebaran di daerah Sulawesi Utara yang jarang di ketahui orang lain.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: LebaranSulawesi Utara
Novianto Topit

Novianto Topit

ArtikelTerkait

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya

22 Mei 2020
parkir

Curhatan Tukang Parkir Saat Salat Idul Fitri

5 Juni 2019
bermaafan di idulfitri

Ajaibnya Kaum Muslim di Hari Raya Idulfitri

7 Juni 2019
ucapan idul fitri lebaran MOJOK.CO

Ucapan Idul Fitri Tak Perlu Bertele-tele, Kamu Nggak Lagi Bikin Naskah Pidato MLM

23 Mei 2020
THR PNS Cair, Ini 6 Hal yang Biasanya Harus Mereka Bayar Terminal Mojok.co

THR PNS Cair, Ini 6 Hal yang Biasanya Harus Mereka Bayar

19 April 2022
hujan di bulan juni

Bulan Juni Kali Ini Tidak Hanya Soal Hujan Ala Pak Sapardi

2 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.