Secara pribadi, saya bener-bener nggak sreg dengan statement Pak Erick Thohir yang berkata bahwa beliau siap mundur karena hasil negatif Timnas Indonesia. Statement tersebut keluar setelah Garuda harus menelan pil pahit saat bertanding melawan Jepang.
Saya nggak melihat kesiapan untuk mundur tersebut sebagai tanggung jawab. Tapi, justru hanya akan memperkeruh suasana yang sudah tidak kondusif sejak awal.
Bahwa hasil yang diraih Timnas tak sesuai ekspektasi, itu benar. Tapi realitas adalah hal yang tak boleh diingkari. Indonesia berada dalam grup yang diisi oleh negara yang begitu kuat dalam sepak bola. Wajar jika negara ini jadi bulan-bulanan. Nyatanya, hasil yang diraih sebenarnya tak bisa dibilang buruk-buruk amat.
Justru yang harusnya dilakukan sekarang adalah memperkuat hati untuk tetap memandang tegak hari esok. Dalam sepak bola, kekalahan itu wajar. Yang nggak wajar adalah, merasa hancur dan tak segera melakukan sesuatu. Sebagai orang yang pernah memegang tim sekelas Inter Milan, Pak Erick Thohir harusnya tahu itu.
Kalah lawan Jepang itu amat wajar
Bagi saya, kekalahan 0-4 melawan Jepang itu memalukan, tapi bisa diperkirakan. Jepang ini, teman-teman, sudah layak duduk semeja dengan para juggernaut sepak bola di luar sana. Negara ini punya sejarah kelewat besar. Kalah “cuma” 4 gol itu menurut saya sudah hebat, tim lain ada yang dibantai 7 gol lho.
Tren Timnas kita juga lumayan positif. Setidaknya, bikin orang-orang mulai fokus untuk mengutuk pembinaan yang karut marut. Dulu orang tak peduli. Main ya main aja. Sekarang netizen mulai anti terhadap permainan tarkam yang keras. Coba wis kembali ke satu dekade lalu. Permainan keras justru digandrungi dan dilestarikan.
Harusnya Pak Erick Thohir tak pernah mengeluarkan kata mundur di saat Timnas sedang digelayuti awan mendung. Suka tidak suka, STY dan Erick Thohir sekarang jadi kiblat banyak orang. Kalau jenengan malah mengeluarkan kalimat mundur begitu, bukannya malah bikin banyak orang drop, Pak?
Banyak yang melihat ini sebagai gimmick. Bagaimanapun, Erick Thohir adalah politisi. Apa yang dia lakukan ujungnya akan dianggap langkah politis dan tak punya value yang berharga untuk banyak orang. Nah kan, malah ke mana-mana jadinya.
Erick Thohir nggak perlu mundur
Saya masih punya optimisme bahwa ada hasil menyenangkan nantinya. Timnas mungkin tak berlaga di Piala Dunia. Tapi tak masalah, wong memang belum waktunya. Tapi dari sini, mulailah pelan-pelan menentukan target dan melakukan apa-apa yang sekiranya bisa membantu kita mencapai target tersebut.
Langkah-langkah tak perlu seperti mundur menurut saya malah cuman bikin kacau hal-hal yang ada. Bahwa Erick Thohir bukan ketua PSSI yang baik, bisa jadi. Tapi setidaknya selesaikan dulu apa yang dimulai. Jangan malah seakan-akan lempar handuk di tengah jalan. Jadinya malah kacau nanti.
Kita semua harus tahu, ekspektasi kita ketinggian. Kita kelewat overestimate dan memandang negara lain tak secanggih kita. Wake the fuck up, kita masih merangkak, negara lain sudah lomba sprint. Bantu agar kita segera cepat berdiri, dan tak usah menjejalkan mimpi ke bayi yang sedang merangkak bahwa ia akan jadi pelari tercepat sepanjang sejarah.
Lagi-lagi, Pak Erick Thohir, mengeluarkan statement mundur di tengah jalan itu nggak bijak. Hasil Timnas mungkin bikin Anda malu, tapi memang itulah jalan pedang yang harus dilalui. Siapa tahu, siapa tahu lho, ini awal dari sebuah perjalanan panjang yang berbuah manis.
Mosok mau mundur ketika sudah bikin pondasi setengah jalan? Kan yo wagu.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bahrain Tidak Perlu Takut Berlaga di Jakarta, Semua Akan Baik-baik Saja, Semoga