Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nggak Masalah Sawah di Jogja Habis dan Berubah Fungsi Jadi Perumahan, wong Warga Jogja Lebih Suka Beras Daerah Lain dan Pemerintah Lebih Suka Impor

Rizqian Syah Ultsani oleh Rizqian Syah Ultsani
15 November 2024
A A
Nasib Sepetak Sawah di Tengah Kota Jogja yang Sudah di Ujung Tanduk, Tinggal Menunggu Waktu untuk Berubah Jadi Bangunan

Nasib Sepetak Sawah di Tengah Kota Jogja yang Sudah di Ujung Tanduk, Tinggal Menunggu Waktu untuk Berubah Jadi Bangunan

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja dari waktu ke waktu semakin berkembang lebih metropolitan yang mau nggak mau juga semakin luntur keasriannya. Nggak hanya di wilayah Kota Jogjanya saja, bahkan di wilayah kabupaten sekelilingnya yang dulu terkenal sangat asri dan hijau royo-royo, sekarang juga mulai ramai sama bangunan. Mau bagaimana lagi, kemajuan zaman dan meningkatnya jumlah penduduk sudah jadi realita yang nggak bisa dihindari.

Yang sangat terlihat jadi korban keganasan naiknya jumlah manusia di Kota Jogja dan sekitarnya adalah lahan persawahan. Sawah yang dulu luas membentang sejauh mata memandang, sekarang malah banyak ditanami bangunan-bangunan perumahan. Memang seperti itulah hukum alamnya, semakin naik populasi manusia maka semakin naik juga kebutuhan terhadap perumahan. Mau nggak mau ada yang harus dikorbankan, salah satunya lahan persawahan ini.

Kalau kita lihat di wilayah Kota Jogja, lahan persawahan yang tersisa bisa dihitung jari. Itu pun luasnya juga nggak seberapa. Bahkan ada yang tinggal seukuran lapangan bola. Jangankan di wilayah kota, di wilayah Sleman dan Bantul yang dulunya punya persawahan sangat luas, juga terjadi penurunan luas lahan persawahan. Contohnya bisa kita lihat di daerah Godean dan Gamping. Sekarang sih masih ada sawah, tapi sebagian sudah bersalin rupa jadi perumahan.

Coba kalau sempat lewat Jalan Godean, pasti banyak ditemui plang nama perumahan dan iklan perumahan baru. Tahu sendiri daerah situ jadi tempat favorit developer perumahan untuk membangun rumah-rumah cluster yang ditawarkan kepada warga Kota Jogja dan sekitarnya yang “terusir” dari Kota Jogja karena harga rumah di Jogja makin nggak masuk akal. Masalah ini yang juga bikin kawasan permukiman di wilayah Jogja dan sekitarnya jadi tambah meluas.

Delanggu “menguasai” Kota Jogja

Kadang jadi kepikiran, gimana agaknya kalau pembangunan perumahan di seluruh Jogja betul-betul semakin masif dan nggak menyisakan lahan lagi untuk area persawahan. Apakah di Jogja jadi langka beras? Logikanya, dari segi produksi tentu produksi beras di DIY berkurang akan wong lahannya juga berkurang. Tapi saya memprediksi jumlah stok beras di Jogja akan tetap aman dan warga Jogja nggak sulit mendapatkan beras. Lho kok bisa?

Faktanya, warga Jogja lebih suka sama beras dari daerah lain ketimbang varietas beras dari daerahnya sendiri. Dari segi kuantitas, yang jadi favorit warga Jogja adalah beras dari Delanggu, Klaten. Sedangkan varietas asli Jogja seperti beras Sembada dari Sleman, beras Mendel Handayani dari Gunungkidul, dan Melati Menoreh dari Kulon Progo malah di jual ke luar DIY. Pernah saya tulis beberapa waktu lalu, ini artikelnya.

Selain beras Delanggu dan daerah lain, ada juga beras yang diimpor sama pemerintah dari Vietnam, Myanmar, dan Thailand. Nggak tahu kenapa pemerintah demen banget impor beras. Katanya negara agraris, tapi beras terus-terusan impor. Alasannya biar stok beras cukup. Padahal banyak daerah di Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi yang juga produksi beras. Sudah babat hutan juga buat nyetak sawah baru, tapi ujung-ujungnya tetap impor. Ah mbuh lah.

Misal pun pertumbuhan penduduk dan pembangunan perumahan di Jogja dan sekitarnya memang begitu pesat sampai-sampai harus mengorbankan seluruh lahan persawahan sampai habis, bis, bis, untuk urusan ketersediaan beras di Jogja saya rasa akan tetap aman. Karena bukan dari tanah Jogja padi dan beras itu berasal. Jadi misal nggak ada sawah pun, makanan pokok warga Jogja tetap nasi. Nggak terus berubah jadi kentang atau roti seperti londo.

Baca Juga:

Delanggu Klaten, Kecamatan Subur dan Potensial yang Seperti Tersisihkan dari Perlintasan Jogja dan Solo

Pengalaman Pahit Menjadi Mahasiswa Rantau di Jogja ketika Motor Scoopy Saya Disangka Motornya Pelaku Klitih

Hilangnya keasrian, berganti perumahan

Ini hanya berandai-andai, aslinya mah saya dan kebanyakan warga Jogja juga nggak mau DIY benar-benar kehilangan seluruh sawahnya. Tentu nggak baik juga untuk Jogja kalau sawah benar-benar habis. Yang ada keasriannya akan semakin luntur. Nanti nggak akan ada lagi tempat wisata pedesaan yang temanya persawahan, juga nggak ada coffee shop yang latarnya sawah estetik lagi, dan nggak ada kuliner dengan embel-embel “pinggir sawah” atau “tengah sawah” lagi.

Tapi kalau berdasarkan data dan trennya, bukan nggak mungkin bahkan ada peluang pertumbuhan penduduk dan pembangunan perumahan akan benar bikin persawahan di Jogja benar-benar habis tak bersisa. Waduh, jadi ngeri.

Makanya pemerintah kabupaten/kota dan provinsi harus meregulasinya. Salah menangani bisa-bisa pembangunan perumahan, perhotelan, dan bangunan lainnya jadi nggak terkontrol yang bikin hilang semua sawah dan ruang terbuka hijau di Jogja yang digantikan oleh tembok-tembok dan tiang-tiang beton. Maklum, sebagai warga Kota Jogja, ada trauma pernah punya wali kota yang serampangan dalam urusan memberi izin membangun bangunan.

Harapan yang terbaik lah untuk pembangunan di provinsi istimewa ini kedepannya.

Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jogja, Kota yang Keburukannya (Entah Kenapa) Selalu Dimaafkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 November 2024 oleh

Tags: BerasdelangguKota Jogjasawah
Rizqian Syah Ultsani

Rizqian Syah Ultsani

Tukang menguap yang suka menulis.

ArtikelTerkait

5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil sambil Ngabuburit di Kota Yogyakarta Terminal Mojok

5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil sambil Ngabuburit di Kota Yogyakarta

11 April 2022
3 Kearifan Lokal Situbondo Melawan Kenaikan Harga Beras (Unsplash)

3 Kearifan Lokal Situbondo yang Membuat Warganya Sementara Bisa Bertahan dari Kenaikan Harga Beras yang Ugal-ugalan

2 Maret 2024
ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Ngasak, Kegiatan yang Paling Ditunggu-tunggu Ibu-ibu di Banyuwangi

31 Agustus 2021
6 Bahan Pokok yang Ikutan Naik Setelah Kenaikan Harga BBM, Bikin Duit di Dompet Cepet Abis Terminal Mojok

6 Bahan Pokok yang Ikutan Naik Setelah Kenaikan Harga BBM, Bikin Duit di Dompet Cepet Abis

10 September 2022
Fakta Buruknya Kondisi Jalanan di Jogja dan Surabaya (Unsplash)

Jalanan Jogja Semakin Parah. Sama Parahnya seperti Kota Surabaya yang Menjadi Kota Paling Macet di Indonesia

11 Januari 2024
ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Tips Memilih dan Membedakan Beras yang Berkualitas

26 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.