Berbagai daerah di Indonesia sudah memasuki musim hujan. Pengendara sepeda motor mulai menyiapkan berbagai alat tempur menghadapi guyuran air hujan. Mantel hingga sandal selalu tersedia di masing-masing jok motor.
Akan tetapi, sebaik apapun pengendara motor menyiapkan diri. Selalu ada saja hal sial yang menimpa di jalan ketika musim hujan. Tidak sedikit hal sial itu disebabkan oleh sesama pengendara sepeda motor yang sembarangan ketika berkendara. Setidaknya begitulah yang saya rasakan sehari-hari sebagai pengendara sepeda motor.
Daftar Isi
#1 Melewati genangan air dengan kecepatan penuh
Ini tindakan pengguna jalan paling menyebalkan ketika musim hujan, melewati genangan air secara ngebut. Beberapa pengendara mungkin tidak tahu akan keberadaan genangan air itu. Namun, tidak sedikit juga yang sengaja melewatinya dengan kecepatan penuh supaya air menyembur ke berbagai sisi. Sudah pasti pengendara sekitarnya yang akan kecipratan dan dirugikan.
#2 Pengendara sepeda motor ngebut padahal jalanan licin
Saat hujan mengguyur, jalanan jadi lebih licin daripada biasanya. Itu mengapa banyak sepeda motor jadi lebih hati-hati dengan memacu kendaraannya lebih perlahan. Itu biasanya ya, kenyataannya ada juga pengendara yang tetap saja ugal-ugalan di tengah jalan yang licin.
Pengendara yang ngebut itulah yang bakal merugikan pengguna jalan lain. Bagaimana tidak, potensi kecelakaan semakin besar di jalan yang licin. Bukan tidak mungkin kecelakaan itu bisa menyeret pengguna jalan lainnya.
#3 Pengendara sepeda motor berteduh di tempat yang tidak tepat
Beberapa pengendara sepeda motor, terutama yang tidak membawa mantel, lebih memilih berteduh daripada menerjang hujan. Pilihan berteduh memang tidak salah, hanya saja pilihan tempatnya yang dipertanyakan. Satu hal yang sering saya cermati, pengendara sering memilih berteduh di depan atau emperan toko yang masih buka atau beroperasi. Selain kurang nyaman dipandang, berteduh di depan toko menyulitkan akses bagi pelanggan toko.
Tempat berteduh lain yang sebaiknya dihindari adalah di kolong jembatan. Memang, tempat itu aman dari guyuran air hujan. Hanya saja, banyaknya pengendara sepeda motor yang berteduh bisa menimbulkan kemacetan.
#4 Spakbor motor bagian belakang terlalu pendek
Bertobatlah kalian yang punya spakbor motor bagian belakang pendek (entah karena modifikasi atau cetakan pabriknya memang demikian). Pengendara di belakang kalian menderita karena kecipratan air dari ban bagian belakang. Jadi tolonglah, setidaknya ketika musim hujan, ubah spakbor motor kalian supaya lebih nyaman bagi pengguna jalan lain. Kalau memang bawaan pabrik, tolongnya berkendara secara perlahan supaya cipratan dari ban belakang tidak sampai ke mana-mana.
#5 Masih mengenakan mantel ketika masuk toko pinggir jalan
Kesalahan yang satu ini tidak terjadi di jalanan, tapi lebih sering terjadi di toko atau minimarket pinggir jalan. Tidak ada yang salah bagi pengendara sepeda motor mampir ke toko atau minimarket ketika hujan. Hanya saja, mbok ya tolong mantelnya dilepas dahulu walau mampitnya cuma sesaat. Tidak jarang kondisi toko atau minimarket jadi becek dan kotor gara-gara perilaku itu. Bikin repot memang.
Di atas beberapa hal-hal mengesalkan dari pengendara sepeda motor ketika musim hujan. Sebenarnya persoalan di atas bisa teratasi kalau pengguna jalan lebih peka satu dengan yang lain. Masalahnya, tidak semua pengguna jalan punya kepekaan yang sama. Kalau sudah begitu, saling mengingatkan hanyalah satu-satunya jalan. Tulisan ini salah satu dari upaya tersebut.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kasta Motor Paling Nyaman hingga yang Lebih Baik Dihindari oleh Pembonceng
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.