Bicara soal Unesa, seperti nggak ada habisnya. Bahkan jika saya amati, kampus yang cukup sering dibahas di Terminal Mojok ini salah satunya adalah Unesa. Sayangnya, yang sering disorot dari Unesa bukan sisi positifnya, tapi sisi negatif. Mulai dari pengelolaan kampus yang buruk, fasilitas yang kurang memadai, organisasi yang semrawut, hingga dibanding-bandingin sama tetangganya, Unair. Bukannya berbenah, Unesa kini malah nambah kasus baru dengan menghilangnya dua motor di FBS alias Fakultas Bahasa dan Seni.
Sebenarnya pencurian motor ini bukan kasus baru, sih. Kasus serupa juga marak terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Dan nggak hanya terjadi di FBS, hampir di seluruh wilayah di kampus Unesa Lidah Wetan dan Ketintang pun pernah mengalami hal serupa.
Pihak kampus sebenarnya sudah menyiapkan langkah strategis untuk menanggulangi pencurian motor di FBS, seperti pengecekan STNK dan pemberlakuan jam parkir. Tapi, namanya juga manusia pasti nggak luput dari kelalaian. Kadang lalainya bersamaan dengan momen yang nggak pas, contohnya ketika maling motor lagi cari kesempatan.
CCTV dianggap sebagai pengganti tupoksi satpam
Diambil dari akun Instagram @unesa.cw dan X @unesa_fess, kronologi pencurian motor ini bermula pada hari Jumat (27/9) ketika salah satu prodi sedang menyelenggarakan acara hingga malam hari. Seperti biasa, mahasiswa tidak diperkenankan parkir di depan Gedung T3 karena jam operasionalnya sampai pukul 18.00 WIB. Mahasiswa kemudian beralih parkir ke depan Gedung T11, tempat yang sering digunakan mahasiswa untuk memarkirkan kendaraannya apabila pulang larut malam.
Saat itulah, si maling beraksi dengan komplotannya untuk membawa kabur dua motor mahasiswa yang sedang mengikuti acara. Kasus ini lantas memancing amarah dari warganet Unesa. Bagaimana tidak? Pelaku yang terekam CCTV dapat dengan mudahnya mencuri motor dengan wajah terpampang jelas dan nyelonong keluar kampus dengan bebas. Seolah sistem keamanan di FBS Unesa sangat mudah dijebol seperti sistem keamanan data salah satu kementerian di suatu negara……
Menurut mereka yang memiliki pengalaman memarkirkan kendaraannya di depan Gedung T11 FBS, termasuk saya sendiri, sangat jarang dilakukan pengecekan STNK ketika parkir malam hari. Terkadang, satpam hanya duduk di pos sembari main hp dan menikmati secangkir kopi hangat. Bahkan, sebagian mahasiswa mengaku, kalaupun ada pemeriksaan STNK di FBS, itu hanya sebatas melihat sekilas tanpa mencocokkan plat dengan nomor yang tertera pada STNK.
Hal ini membuat mahasiswa berspekulasi bahwa satpam FBS Unesa menyerahkan tupoksinya pada CCTV. Kalau ada motor hilang, tinggal lihat CCTV. Padahal mereka bisa meluangkan beberapa detik waktunya untuk mengecek STNK dengan saksama, daripada menunggu musibah datang lalu viral di akun menfess kampus.
Kalau nggak segera diseriusi, FBS Unesa bisa jadi spot favorit buat maling motor
Seperti yang sudah saya katakan di awal, kasus pencurian motor di FBS bukanlah kasus baru atau langka, melainkan kasus yang hampir setiap tahun selalu ada. Tercatat, sudah lima kali terjadi pencurian di sekitar Gedung T11 dalam kurun waktu dua tahun ke belakang.
Tidak hanya motor, helm pun sering menjadi objek pencurian di fakultas ini. Wajar, sih. Letaknya yang berada dekat dengan portal masuk menuju permukiman warga membuat akses keluar masuk ke fakultas ini sangat mudah untuk dilalui. Ditambah lagi sistem keamanan yang masih gitu-gitu aja meskipun sudah difasilitasi CCTV, membuat maling bisa leluasa membawa kabur motor dari FBS Unesa.
Seharusnya, kehadiran CCTV tidak serta merta menghapus kewajiban petugas keamanan dalam mengecek kendaraan yang keluar masuk, tetapi hanya sebagai alat bantu apabila sewaktu-waktu ada hal yang kurang mengenakkan seperti kejadian barusan. Kalau cuma menyalahkan mahasiswa yang parkir sampai malam hari, mahasiswa pun sebenarnya tidak ada yang mau ke kampus sampai malam-malam. Kami terpaksa ke kampus karena tanggung jawab kuliah, bukan pengin hura-hura di tengah dinginnya malam dan perihnya gigitan nyamuk.
Semoga kasus pencurian motor ini tidak terulang kembali. Dan harapannya kasus ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi petugas keamanan untuk lebih waspada dalam menjalankan tugasnya, utamanya di FBS Unesa.
Penulis: Aji Permadi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Unesa Belum Perlu Membangun Kampus di IKN, Kampus Ketintang dan Lidah Wetan Aja Masih Mengenaskan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.