Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Lulusan Sastra Indonesia Dianggap Susah Dapat Kerja? Ah, Nggak Juga, kok

Iqbal AR oleh Iqbal AR
25 Juli 2024
A A
Derita Mahasiswa yang Masuk Jurusan Sastra Indonesia sebagai Pilihan Kedua, Selalu Dipandang Sebelah Mata Mojok.co

Derita Mahasiswa yang Masuk Jurusan Sastra Indonesia sebagai Pilihan Kedua, Selalu Dipandang Sebelah Mata (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Ngapain kuliah Sastra Indonesia? Nanti susah dapat kerja, lho!”

Berapa kali kalian mendengar ucapan seperti ini? Berapa kali kalian yang akan, sedang, atau sudah lulus dari kuliah Sastra Indonesia atau Sasindo dapat ucapan seperti ini? Sering, ya? Sama kalau begitu. Saya juga sering, kok. Bahkan tidak dari orang-orang awam, dari sesama anak Sasindo juga kerap dapat ucapan atau keluhan seperti ini, bahwa lulusan Sasindo itu susah dapat kerja.

Sebagai seorang lulusan Sasindo, saya nggak tahu sejak kapan ucapan atau anggapan ini muncul dan melekat di lulusan Sasindo. Sepanjang 4,5 tahun saya kuliah di jurusan Sasindo, saya memang sering dengar, tapi saya nggak tahu dari mana awalnya, juga tidak menjadikan anggapan itu sebagai hal yang serius. Saya malah lebih sering menemukan anggapan bahwa semua lulusan Sasindo itu pasti jadi guru.

Ya, hampir semua orang, termasuk keluarga saya, ketika bertanya saya kuliah jurusan apa dan saya jawab jurusan Sasindo, pasti mereka langsung akan nyeletuk: “berarti nanti kalau udah lulus jadi guru, dong?!” Hampir semuanya akan bilang seperti itu. Padahal ‘kan nggak begitu mainnya. Path-nya tidak ujug-ujug lulusan Sasindo jadi guru. Udah mah dianggap susah dapat kerja, eh pilihannya juga dipersempit hanya jadi guru.

Sasindo murni vs pendidikan

Oke, kita bahas sebentar soal anggapan lulusan Sasindo pasti jadi guru. Ini nantinya akan nyambung juga sama anggapan bahwa lulusan Sasindo itu susah dapat kerja.

Begini. Orang-orang yang menganggap bahwa semua lulusan Sastra Indonesia itu nanti jadi guru mungkin masih beranggapan bahwa Sasindo itu adalah jurusan pendidikan. Nyatanya ‘kan tidak. Di semua fakultas sastra, jurusan Sastra Indonesianya biasanya punya dua prodi. Ada sastra Indonesia murni, ada pendidikan sastra Indonesia (pendidikan bahasa dan sastra Indonesia). Dua prodi ini sekilas sama, tapi sebenarnya mereka banyak bedanya, terutama soal apa yang dipelajari dan prospek lulusannya.

Di kampus saya misalnya, prodi Sasindo murni mempelajari aspek kebahasaan dan kesusastraan yang lebih luas dan dalam. Soal prosa, puisi, penulisan fiksi dan non fiksi, soal naskah lama, sastra lama dan sastra lokal, sastra pertunjukan (film dan teater, misalnya), jurnalistik, penyuntingan, dsb dsb. Fokusnya hanya sekitar itu saja. Sedangkan Sasindo pendidikan, mereka tetap mempelajari semua itu—tapi tidak sedalam Sasindo murni—dan mereka juga belajar soal pengajaran.

Dari sini, fokus dan prospek lulusannya sudah berbeda. Lulusan Sasindo pendidikan memang dibentuk untuk jadi guru, jadi pengajar. Sedangkan lulusan Sasindo murni, tidak bisa ujug-ujug langsung jadi guru. Mereka harus ambil kuliah lagi kalau mau jadi guru. Jadi, Sasindo murni dan Sasindo pendidikan punya prospek lulusan yang sebenarnya berbeda. Sayang sekali, tidak banyak orang yang paham perbedaan ini.

Baca Juga:

Kenapa Mahasiswa Jurusan Sastra Justru Jarang Jadi Penulis?

Menyesal Masuk Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia? Wajar, tapi Saya Yakin Kamu Akan Berubah Pikiran Setelah Membaca Ini

Lulusan Sasindo sebenarnya punya peluang yang lebih banyak

Oke, saatnya kita balik ke fokus tulisan ini, tentang anggapan bahwa lulusan Sastra Indonesia yang katanya susah dapat kerja.

Sebenarnya, kalau kita melihat tentang apa yang dipelajari di Sasindo, peluang lulusan Sasindo dapat kerja itu di atas kertas lebih banyak. Bayangkan saja, kita di Sasindo itu diajarin gimana caranya nulis puisi, nulis cerpen, semua penulisan fiksi, lah, pokoknya. Kita juga diajari gimana caranya nulis esai, nulis opini, nulis karya ilmiah, dan segala penulisan non fiksi lainnya.

Dari sini, kita bisa simpulkan bahwa lulusan Sasindo punya peluang untuk jadi penulis. Kita bisa jadi penulis fiksi, jadi esais, kolumnis, bahkan jadi content writer atau copywriter.

Selain menulis, kita di Sasindo juga diajari tentang penyuntingan, gimana caranya mengedit naskah, apa yang harus dilakukan untuk mengedit naskah. Kita bisa jadi editor, mau itu editor media massa atau editor penerbitan. Selain itu, kita juga diajari tentang jurnalistik, tentang gimana menulis berita, gimana caranya liputan. Kita bisa jadi jurnalis, wartawan, atau jadi redaktur media massa.

Tidak cukup sampai di situ. Kalau kita suka dengan naskah lama, karya-karya sastra lama, serta artefak kebudayaan tulis, kita di Sasindo belajar tentang filologi dan bisa jadi filolog. Kalau kita suka dengan sastra pertunjukan, kita di Sasindo juga belajar tentang itu. Ada banyak peluangnya. Kita bisa jadi penulis naskah pertunjukan (bahkan bisa jadi pemainnya), kita juga bisa menjadi penulis naskah film. Semua diajarkan di Sastra Indonesia.

Gimana? Banyak, kan, peluang kerja lulusan Sasindo itu? Makanya, anggapan bahwa lulusan Sasindo itu susah dapat kerja itu kurang tepat kalau dilihat dari peluang-peluang yang ada. Namun, kok masih banyak lulusan Sasindo yang susah dapat kerja? Jawabannya ada di bawah ini.

Saingannya lebih banyak, dan mungkin lebih mumpuni di bidangnya

Ini adalah jawaban atas pertanyaan mengapa masih banyak lulusan Sasindo yang susah dapat kerja. Iya, saingan yang lebih banyak, dan lebih mumpuni di bidangnya. Sekian banyak peluang kerja yang ada untuk lulusan Sasindo di atas ternyata juga merupakan peluang kerja bagi mereka-mereka, para lulusan yang berasal dari jurusan lain.

Misalnya begini. Lulusan Sastra Indonesia memang bisa jadi jurnalis. Tapi saingan beratnya adalah anak-anak lulusan ilmu komunikasi atau lulusan jurnalistik yang memang sejak awal kuliah belajar tentang seluk-beluk jurnalistik. Lulusan Sasindo memang bisa jadi content writer atau copywriter. Tapi saingan beratnya adalah anak-anak lulusan advertising atau periklanan. Lulusan Sasindo bisa jadi filolog. Tapi saingan beratnya ada anak lulusan ilmu sejarah yang secara keilmuan bisa jadi lebih meyakinkan.

Menjadi penulis akhirnya jadi pilihan yang paling “enak” bagi lulusan Sastra Indonesia. Di atas kertas, mereka unggul dari lulusan jurusan lain. Tapi kenyataannya, ada banyak penulis hebat di luar sana, mau itu penulis fiksi atau non-fiksi, yang bukan lulusan Sasindo. Belum lagi ada beban berat yang dipikul lulusan Sasindo jika jadi penulis, bahwa tulisannya harus selalu bagus dsb dsb. It’s not an easy battlefield.

Sepengalaman saya, menjadi lulusan Sasindo yang sedang berjuang untuk mendapat kerja itu memang berat banget. Kita bukan hanya bersaing dengan sesama lulusan Sasindo saja untuk cari kerja. Kita juga bersaing dengan lulusan dari jurusan lain untuk memperebutkan posisi yang masih berkaitan. Untuk posisi yang masih ada di dalam prospek lulusan Sasindo saja susah, apalagi kalau mau cari kerja/posisi yang tidak ada hubungannya dengans Sasindo. Tentu saja lebih susah. Mungkin inilah yang bikin orang-orang beranggapan bahwa lulusan Sasindo susah dapat kerja.

Tidak salah, tapi juga tidak benar 

Maka dari itu, anggapan bahwa lulusan Sasindo susah dapat kerja itu tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak bisa dibenarkan. Lulusan Sasindo memang punya banyak peluang kerja. Tapi di posisi yang sama, ada banyak sekali saingannya, dan saingannya tidak hanya dari lulusan Sasindo saja. Lalu, apakah benar bahwa lulusan Sasindo itu susah dapat kerja? Jawaban saya masih sama dengan judul di atas: “ah, nggak juga, kok!”

Nah, karena sedang membahas lulusan Sastra Indonesia yang katanya susah dapat kerja, kebetulan saya perlu bantuan (dan perlu kerjaan, hehe). Saya lulusan Sasindo, dan saya sekarang lagi nganggur, belum dapat kerjaan lagi. Saya lagi butuh kerjaan, dan kalau kalian atau kantor kalian sedang cari penulis, content writer, atau sejenisnya, boleh diinfokan ke saya. Kalian bisa klik nama saya di bawah judul tulisan ini, lalu bisa kunjungi media sosial saya atau LinkedIn saya yang ada di sana. Ada resume dan portofolio saya di sana yang bisa kalian lihat. Hit me anytime.

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Derita Mahasiswa yang Masuk Jurusan Sastra Indonesia sebagai Pilihan Kedua, Selalu Dipandang Sebelah Mata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2024 oleh

Tags: jurusan sastra indonesiapeluang kerjaPenulisSastra Indonesia
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Gaji Blogger dari Google AdSense Harian Lebih Kecil daripada Pendapatan Tukang Parkir Indomaret

Gaji Blogger dari Google AdSense Harian Lebih Kecil daripada Pendapatan Tukang Parkir Indomaret

26 November 2023
Kerja Sampingan Jadi Penulis Boleh Saja, tapi Jangan Kerja Sembarangan

Kerja Sampingan Jadi Penulis Boleh Saja, tapi Jangan Kerja Sembarangan

23 April 2024
Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!

Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!

31 Agustus 2023
Miskin, Gagal Masuk Kampus Impian, Kini Gaji 4 Kali UMR Jogja (Unsplash)

Batal Kuliah di Kampus Impian karena Miskin, Bersyukur karena Sekarang Bisa Bekerja dengan Nyaman dan Dapat Gaji 4 Kali UMR Jogja

12 Juni 2025
Apa yang Dipikirkan Penulis Pemula saat Menulis Esai untuk Media Online Terminal Mojok

Apa yang Dipikirkan Penulis Pemula Saat Menulis Esai untuk Media Online?

1 Desember 2020
Jangan Percaya Kata Senior yang Bilang Mahasiswa Kupu-Kupu Susah Dapat Kerja, Hoaks Itu!

Jangan Percaya Kata Senior yang Bilang Mahasiswa Kupu-Kupu Susah Dapat Kerja, Hoaks Itu!

2 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.