Saya merasa tersindir dengan tulisan Mas Adhitiya yang terbit di Terminal Mojok kemarin. Pasalnya, ia menjabarkan betapa meresahkan pengendara plat M yang menjadi momok permasalahan di jalanan Surabaya. Sebagai pemilik motor plat M, saya tak 100% setuju dengan apa yang dijelaskan Mas Adhitiya.
Saya tak menampik keresahan Mas Adhitiya pada pengendara plat M, hanya saya kurang sepakat jika keresahan masalah tersebut dilimpahkan pada pengendara saja, terutama yang memiliki plat M. Sebab, apa yang saya rasakan di jalanan Kabupaten Bangkalan Madura tak sesuai dengan apa yang dideskripsikan Mas Adhitiya. Saya rasa Mas Adhitiya perlu (dan harus) berkunjung ke Bangkalan Madura.
Di Bangkalan Madura rambu lalu lintas dihormati para pengendara plat M
Saya yakin, para pembaca mungkin meragukan pernyataan saya ini. Sebab, apa yang terjadi di jalanan Surabaya utara berbanding terbalik. Tapi, jika kalian benar tidak percaya, cobalah berkunjung ke Bangkalan Madura untuk membuktikan hal tersebut. Kekacauan jalanan Surabaya tak akan kalah meskipun dibandingkan dengan Bangkalan Madura yang katanya masyarakatnya ngeyel.
Pun pertigaan atau perempatan yang ada lampu lalu lintasnya di Bangkalan Madura? Tak ada yang melanggar seperti kekacauan di Surabaya utara. Meskipun ada, paling hanya satu dua. Jika kalian tetap tak percaya, coba lihat video postingan instagram yang saya cantumkan di sini. Postingan ini baru diunggah beberapa hari yang lalu. Video tersebut menampilkan bukti ketertiban berlalu lintas warga plat M yang disebut Mas Adhitiya meresahkan.
Baca halaman selanjutnya: Pelanggar lalu lintas di Surabaya utara bukan cuma orang Madura…