Program pengabdian mahasiswa satu ini tidak lepas dari cerita-cerita kakak tingkat kepada adik tingkatnya. Satu hal yang selalu diceritakan turun-temurun dari kakak tingkat perihal KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah tentang simulasi rumah tangga. Hal ini seolah-olah memberikan kesan romantis kehidupan KKN dan menjanjikan mahasiswa akan menemukan belahan jiwanya.
Padahal nyatanya, hal ini tidak sepenuhnya benar dan tentu saja kehidupan berumah tangga jauh lebih kompleks dan rumit ketimbang momen-momen romantis selama KKN.
Daftar Isi
Kehidupan rumah tangga jauh adalah sesuatu yang jauh lebih kompleks
Simulasi rumah tangga saat KKN kerap diartikan dengan hal-hal yang romantis saja: mencuci piring bersama, yang perempuan memasak sarapan, dan yang laki-laki menyapu halaman. Saya memang belum berumah tangga, tapi dari kehidupan orang tua saya sehari-hari, nampak jelas bahwa rumah tangga adalah suatu hal yang kompleks dan isinya bukan senang-senang semata.
Dari ayah yang harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga, sampai ibu yang mendidik dan mengasihi anak-anaknya, KKN selama 40 hari tidak menghadirkan hal ini dalam gambaran rumah tangga. Ketimbang disebut simulasi rumah tangga, program pengabdian ini lebih tepat disebut simulasi kehidupan sesungguhnya setelah kuliah.
Program-program yang melibatkan partisipasi masyarakat, memberikan edukasi, serta mengabdikan diri adalah outcome sesungguhnya dari KKN. Gelar sarjana adalah amanah dan kehidupan saat KKN setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana mahasiswa setelah lulus melakukan yang seharusnya.
Luruskan niat: KKN adalah ajang membumi, bukan mencari calon istri atau suami
Terjunnya mahasiswa perkotaan ke daerah-daerah terpencil terkadang membuat warga sekitar menaruh ekspektasi tinggi terhadap kehadiran mereka. Hal ini menjadi tuntutan tersendiri bagi mahasiswa. Kehadiran mereka harus membawa manfaat setidaknya selama mereka berada di lokasi, maka dari itu diperlukan niat yang lurus dalam mengabdi.
Segala sesuatu memerlukan niat yang lurus. Meluruskan niat berarti melakukan sesuatu dengan kesadaran penuh secara ikhlas. Perlu disepakati bahwa KKN adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk membumi dan mengaplikasikan yang telah dipelajari. Dengan demikian, niat yang lurus akan menuntun jalan untuk kehidupan yang mulus.
Syarat dan ketentuan berlaku
Seharusnya dalam cerita kakak tingkat yang selalu membumbui kisah romantis saat KKN, ditambahkan kalimat keterangan bahwa simulasi berumah tangga hanya berlaku bagi mereka yang cinlok. Cinlok ini tidak melulu dengan sesama teman kelompok, tapi bisa juga dengan warlok. Hahaha.
Cinta lokasi ini juga tidak jarang membawa malapetaka, dan menjadi penyebab kandasnya hubungan lama. Banyak kisah kasih yang kandas saat pengabdian ini dilaksanakan. Baik itu karena salah satunya menemukan sosok yang lebih klop ataupun keduanya masing-masing sedang simulasi berumah tangga dengan orang lain.
Sebenarnya sah-sah saja jika hendak mencari kekasih saat KKN, tapi perlu dipastikan dahulu dengan benar bahwa mereka memang sedang jomlo dan tidak terikat asmara dengan siapa pun. Apalagi kalau jelas-jelas orang yang diromantisisasi sedang menjalin hubungan dengan orang lain. Dari mana simulasi berumah tangganya? Yang ada adalah simulasi menjadi perusak hubungan orang.
Maka dari itu, perlu digarisbawahi bahwa kisah romantis saat KKN benar adanya, tapi tidak melulu soal menemukan kekasih untuk bersimulasi. Romantisisasi itu akan hadir dengan sendirinya saat ikatan antara mahasiswa dan masyarakat setempat telah terbentuk dengan baik. Jadi, alih-alih menyebutnya simulasi rumah tangga, KKN adalah simulasi mahasiswa menjadi masyarakat yang sesungguhnya.
Penulis: Aulia Syafitri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Panduan Singkat Menjadi Setia Selama KKN agar Terhindar dari Konflik yang Tak Perlu.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.