Setiap hari, mungkin stasiun paling ramai di Indonesia adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Mengapa saya bilang demikian? Pasalnya setiap hari, aktivitas berkendara di Indonesia cukup tinggi. Kalau nggak rame di jalanan, nggak bakal ada berita soal kemacetan, kan?
Semua jenis kendaraan bermotor, mulai dari yang beroda dua, roda empat, roda enam, sampe roda delapan selalu punya kesempatan buat mampir di SPBU. Selain sebagai tempat transit seluruh umat, SPBU juga bisa menimbulkan kemacetan. Tapi saya nggak akan bahas kemacetannya.
Yang pengin saya bahas adalah kelakuan para pengemudi mobil yang seenaknya. Apalagi saat mereka mengisi bahan bakar di SPBU. Di samping mengakibatkan antrean panjang di SPBU, pengemudi mobil ini sering kali membuat geram karena menyerobot antrean.
Saya cukup miris ketika melihat WhatsApp Story teman saya yang mengeluhkan hal itu. Saya sendiri tahu betul bagaimana rasanya jadi pengendara motor yang tersisihkan karena ada pengemudi mobil yang hendak mengisi bahan bakar. Sakit banget rasanya.
Sudah lama ngantre, eh, tiba-tiba dari samping ada mobil main nyelonong begitu saja untuk diisi bahan bakar duluan. Yang lebih menyebalkannya lagi, petugas SPBU malah langsung melayani pengemudi mobil itu. Mereka nggak kasihan sama pengendara motor yang antre dari tadi apa?
Saat di posisi itu, sebagai pengendara motor yang terkenal beringas, dan srugal-srugul pasti kecewa dan pengin melampiaskan kemarahan. Tapi apa daya, pengemudi mobil keluar pun tidak, mereka seringnya ngumpet di balik kaca mobil. Mengenakkan sekali jadi pemilik mobil, sudah bisa menyerobot antrean, mereka juga nggak perlu repot-repot turun dan mendorong kendaraannya. Tinggal duduk manis, kasih uang, bahan bakar terisi.
Aksi serobot dari pengemudi mobil atas pengendara motor ini sering terjadi. Bahkan meski di spot pengisian jenis bahan bakar lain lebih sepi, pengemudi mobil justru memilih mengisi Pertalite yang biasanya rame dengan pengendara motor. Padahal kan, mengisi bahan bakar jenis Pertamax juga bisa. Eh, mereka ini beli mobil aja sanggup, tapi ngisinya tetep pakai bahan bakar yang subsidinya lebih gede.
Lebih menyebalkan lagi kalau petugas SPBU malah melayaninya, pakai senyuman segala. Baiklah, saya nggak peduli soal itu, tersenyum kepada pelanggan barangkali sudah jadi SOP mereka. Tapi, mbok ya layani dulu yang sudah bersedia ngantre. Katanya mengantre ini budaya Indonesia? Kok justru Pertamina yang konon bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nggak memperhatikan itu dengan sebaik-baiknya?
Memang kami para pengendara motor, paling mentok mengisi bensin tiga puluh sampe lima puluh ribu. Beda jauh sama pengemudi mobil yang kalau sekali mengisi bahan bakar hingga keluar ratusan ribu. Apa iya karena hal itu pengendara motor jadi disepelekan?
Sisi baiknya biar antreannya tidak semakin mengular, gitu mungkin? Aduh. Selama ini kita tahu sendiri, ketika mobil mengisi bahan bakar itu memakan waktu cukup lama, bisa tiga menit lebih. Sementara motor lebih sebentar, nggak sampe tiga menit. Kenapa bisa lebih lama? Salah satu faktornya karena tangki mobil lebih besar daripada motor.
Oleh karena waktu pengisian yang lebih lama itu, potensi antrean semakin panjang justru akibat ada mobil ikut campur dalam antrean sepeda motor. Seharusnya mobil bikin barisan sendiri, atau dari pihak SPBU memisahkan kedua jenis kendaraan ini.
Pemisahan ini bukan bermakna mobil harus pakai bahan bakar lain. Mobil boleh kok, mengisi bahan bakarnya pakai sejenis Pertalite bersubsidi sama kayak motor. Hanya saja antreannya dipisah. Ini dapat dilakukan pada SPBU dengan lokasi yang luas. Bisa menempatkan beberapa spot pengisian Pertalite.
Dengan spot pengisian bahan bakar lebih dari satu, setidaknya antrean menjadi lebih pendek. Akan tetapi, masalahnya lain ketika itu dipraktikkan oleh SPBU yang jumlah pengisi bahan bakar lebih banyak didominasi oleh sepeda motor. Tak jarang akhirnya spot pengisian buat mobil pun dibuka untuk motor.
Saya sangat berterima kasih pada pengemudi mobil yang lebih memilih mengisi di bahan bakar non subsidi, daripada ikut antre dengan pengendara motor. Tetapi saya agak kurang respect pada pemilik mobil yang ikut antre bersama pengendara motor, apalagi sampe menyerobot antrean. Silakan antre dulu, jangan malahap antrean motor semau hati. Oke? Bisa kok, bisa!
BACA JUGA Penting Ya Ritual “Menggoyangkan” Kendaraan Bermotor di SPBU atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.