Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Kesehatan

Dokter Tukang Sindir yang Membuatku Memilih Menahan Rasa Sakit

Intan Kirana oleh Intan Kirana
3 Juni 2019
A A
dokter

dokter

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat mengalami sakit. Kebetulan, dokter yang menjadi langganan sedang cuti. Alih-alih mencari alternatif dokter lain, saya pun memutuskan untuk menunggu dokter langganan tersebut kembali praktik.

Tidak, saya tidak bermaksud sok eksklusif atau menganggap bahwa hanya beberapa dokter langganan saya yang bisa memberikan solusi terbaik. Saya rasa, setiap orang yang sudah disumpah dokter dan menjalankan fase koas berikut internship, sudah teruji kemampuannya secara akademis untuk menangani pasien.

Masalahnya, seiring dengan semakin berkembangnya media sosial, saya jadi nyadar kalau makin banyak dokter yang ember. Ya, saya tahu, dokter juga manusia yang butuh aktualisasi diri di media sosial. Namun, kenapa sih tidak berbagi mengenai kehidupan pribadi saja, atau berbagi ilmu tanpa menjelek-jelekkan pasien?

Masih ingat sama seorang dokter di Twitter yang berbagi kisah tentang pasien selingkuh? Meskipun beliau sudah meminta maaf, tentu trauma di pikiran beberapa orang tak akan hilang.

Bukan hanya dokter yang tenar tersebut, saya juga pernah menemukan beberapa dokter lain yang hobi ngrasani alias ngomongin pasien-pasiennya di media sosial. Ada pasiennya yang tidak mudheng cara memberi susu ke anak. Ada pasien yang salah memperlakukan dirinya sendiri sehingga mengalami sakit yang cukup fatal.

Semuanya diomongin dengan bahasa pedas setara waralaba Ayam Geprek Lambe Turah yang kalau benar-benar ada, akan membuat segenap orang mencret bersama-sama.

Memang banyak sekali pasien yang kurang ajar dan tidak sadar betapa beratnya tugas seorang dokter. Banyak juga yang malas baca dan tidak paham tentang aturan-aturan standar kesehatan.

Namun seharusnya, dokter juga tidak perlu curhat tentang pasien yang menyebalkan di media sosial. Ini sama konyolnya dengan hal yang pernah saya lakukan di masa lalu—marah-marah soal bos nyebelin di media sosial. Jelas itu bisa jadi masalah besar kalau ketahuan.

Baca Juga:

Jalan Sompok, Jalan yang Bikin Warga Semarang Tetap Sehat karena Banyak Dokter Praktik di Sini

4 Hal Menyebalkan saat Periksa di Puskesmas, Saya Tulis karena Banyak Orang Nggak Peka

Setiap orang tentu punya hak buat marah. Apalagi kalau hak mereka sendiri dirampas atau tidak dihormati orang lain. Sudah tahu dong, ada banyak pasien yang merasa harus dilayani seperti raja dan sok tahu? Cuma ngomongin orang-orang yang jadi klien kita itu sangat nekat. Ya, kita tempatkan pasien sejajar dengan klien yang butuh jasa kita.

Kamu tidak tahu, apakah teman dari klien kamu itu ternyata melihat unggahan media sosialmu. Kamu juga tidak tahu, apakah klienmu kepo dan ternyata menemukan bahwa dirinya disindir di media sosial. Meskipun kamu pakai jurus no mention dan bisa berkilah, tetapi di situ, profesionalitasmu akan dianggap nol besar.

Sebagai pasien, saya akan merasa sangat sakit hati apabila kesalahan saya diumbar di media sosial. Di depan ngomong sopan, di belakang dirasani habis-habisan. Kesannya, sebagai pasien kok saya dianggap hama. Terlebih, kalau kesalahan saya adalah kesalahan yang tidak ada hubungannya dengan etika.

Dan konyolnya, apa yang biasa diumbar oleh para dokter ini seolah diamini sama banyak orang. Pasien pelakor! Pasien nggak berpendidikan! Suami bodoh! Kalau nggak tahu cara ngerawat anak, ojo meteng sek—jangan hamil dulu! Begitu kiranya respons para warganet kalau ada dokter yang sambat soal kelakuan pasien.

Maka, jangan salahkan kalau ada banyak orang yang malu memeriksakan kesehatan seksual. Nanti, bisa-bisa dianggap ‘nakal’. Dihakimi karena dia melakukan seks bebas, atau pekerjaan yang berkaitan dengan itu.

Dulu saja, sebelum ada media sosial, banyak orang yang takut dihakimi dalam hati sama nakes alias tenaga kesehatan. Lha apalagi kalau nakes-nya super ember di media sosial. Makin jiper dong, pasien? Padahal, pemeriksaan kesehatan seksual itu penting banget. Kita tentu nggak mau tiba-tiba terkena HIV AIDS, Raja Singa, atau kanker rahim.

Jadi, kalau para oknum dokter ini mau tahu tentang bagaimana cara menumbuhkan kesadaran pasien soal kesehatan mereka sendiri, bisa juga dimulai dari mereka salah satunya. Kurangi curcol soal pasien di media sosial, apalagi kalau namanya sudah tenar. Kalau mau menyampaikan penyakit atau kesalahan tertentu, kan bisa pakai bahasa yang nggak nyindir, atau atas seizin pasien.

Lho, memangnya bisa memberikan pelajaran terkait kesehatan tanpa mention soal pasien yang salah? Ya bisa saja. Toh sudah ada banyak situs kesehatan yang melakukannya. Namun mungkin kita semua sudah biasa tertarik sama kenyinyiran—jadi tanpa bumbu sindiran, topik-topik bermanfaat mungkin kayak sayur tanpa garam—hambar.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Dokter
Intan Kirana

Intan Kirana

Seorang manusia yang ingin berpikir secara biasa-biasa saja agar lebih bahagia.

ArtikelTerkait

Haruskah Menteri Kesehatan Seorang Dokter? terminal mojok.co

Haruskah Menteri Kesehatan Seorang Dokter?

23 Desember 2020
Jalan Sompok, Jalan yang Bikin Warga Semarang Tetap Sehat karena Banyak Dokter Praktik di Sini

Jalan Sompok, Jalan yang Bikin Warga Semarang Tetap Sehat karena Banyak Dokter Praktik di Sini

21 Oktober 2025
Maaf ya Mbak Kiky Saputri, Menjelaskan Istilah Medis ke Pasien Memang Ribet

Maaf ya Mbak Kiky Saputri, Menjelaskan Istilah Medis ke Pasien Memang Ribet

11 Maret 2023
Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar Mojok.co

Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar

22 Maret 2024
Dilema Jadi Dokter yang Sering Disalahin dalam Pusaran Konflik BPJS

Dilema Jadi Dokter yang Sering Disalahin dalam Pusaran Konflik BPJS

6 Desember 2019
Seretnya Gaji Tenaga Kesehatan dan Konyolnya Rasio Dokter 1: 1.000 Penduduk

Seretnya Gaji Tenaga Kesehatan dan Konyolnya Rasio Dokter 1: 1.000 Penduduk

31 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.