Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang “Pedas”

Wulan Maulina oleh Wulan Maulina
22 Juni 2024
A A
Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang "Pedas"

Food Vlogger Semakin Nggak Bisa Mendeskripsikan Rasa: Miskin Kosakata, Cuma Menang Pedas (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi selebgram atau YouTuber memang digemari akhir-akhir ini. Untuk menjadi hits atau terkenal, harus bisa konsisten ketika mengunggah konten. Salah satu konten yang selalu terjual laris dan disukai banyak orang adalah konten seputar makanan. Sekarang di FYP banyak sekali konten makan (mukbang) berseliweran. Istilah untuk orang yang suka membuat konten mukbang ini adalah food vlogger.

Food vlogger biasanya mereview makanan di suatu tempat. Semuanya mengusahakan review secara profesional. Sayangnya, banyak kosakata khas food vlogger yang kadang terdengar menggelikan di telinga. Bukannya bisa membayangkan rasa makanannya, penonton justru terganggu dengan kata-kata yang berlebihan.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab kebanyakan dari food vlogger zaman sekarang ini bukan berasal dari kalangan orang yang berkecimpung di dunia kuliner. Makanya feel-nya terasa beda dan mereka sendiri kesulitan mendeskripsikan rasa. Penonton cuma bisa ngiler lihat makanannya karena di-shoot dengan bagus.

Food vlogger miskin kosakata, kata-kata yang digunakan kurang bisa dipahami

Kalau kalian gemar menyaksikan konten makan-makan, entah di YouTube, TikTok, atau Instagram, tentu sudah nggak asing dengan istilah “ngaldu banget”, “ndaging banget”, “pedesnya kerasa”, “asinnya kerasa”, “manisnya pas”, dll. Dari kata-kata tersebut, jika kita renungkan lagi, sejak kapan tekstur dan rasa daging nggak ndaging, kan memang begitu rasanya.

Belum lagi kalau ada food vlogger yang mendeskripsikan rasa terlalu berlebihan. Memang penonton bakal ngiler, tapi bukan karena pendeskripsian makanan yang kalian sampaikan, melainkan angle kamera yang apik membuat kami jadi pengin mencicipi makanan serupa.

Mengejar banyak viewers dengan konten seputar makanan pedas

Salah satu kebiasaan yang tambah mengerikan adalah seorang food vlogger rela membuat konten mukbang makan makanan pedas demi mendapat banyak viewers. Sebenarnya hal ini terserah orangnya ya, tapi kebanyakan mereka nggak memperhatikan kesehatan badan juga.

Alhasil seiring bertambahnya waktu dan konten yang terus berlanjut, tubuh mereka terlihat jadi kurang sehat. Bahkan makan banyak makanan pedas bisa menimbulkan berbagai penyakit. Dilansir dari Halodoc, terlalu banyak memakan makanan pedas bisa membuat maag, asam lambung naik, dan mengiritasi usus.

Bukannya saya berniat menjatuhkan food vlogger tertentu ya, tapi ini adalah realitas miris yang terjadi. Semakin pedas makanannya, semakin semangat untuk disantap. Semakin banyak sambal yang dituang, penonton bakal semakin tertarik untuk melihatnya. Ditambah lagi porsinya sampai luber-luber. Tapi please, kasihani tubuh kalian juga yang menyantap makanan tersebut.

Baca Juga:

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Penonton hanya mendapatkan kepuasan secara visual, tapi tidak mampu meresapi rasa yang dideskripsikan dengan baik

Konten-konten seputar makanan biasanya dijadikan teman ketika makan. Penonton biasanya akan membayangkan rasa yang ditampilkan dalam konten melalui visual atau shoot-nya, bukan dari penjelasan rasa makanan.

Misalnya, saat menonton ASMR, kita hanya melihat videonya, bukan suaranya, kan? Karena biasanya konten ini tanpa suara, jadi hanya tegukan dan ludah yang bisa terdengar. Walaupun nggak dideskripsikan secara langsung, tapi konten seperti ini selalu menarik di mata penonton.

Meskipun begitu, food vlogger berperan besar dalam mempromosikan UMKM di Indonesia

Meskipun pemilihan katanya minim dan cenderung menang “pedas” saja, kehadiran food vlogger mampu membangkitkan gairah UMKM dan pedagang kaki lima. Review makanan dari mereka kadang seolah seperti pesugihan online. Dari rasa penasaran yang muncul dalam video, membuat penonton berbondong-bondong datang ke gerai atau warung tersebut. Tentunya hal itu sangat menguntungkan pedagang karena makanan yang mereka jual semakin dikenal dan semakin laris.

Itulah ironi food vlogger di Indonesia. Semakin pedas dan porsi makannya semakin banyak, akan semakin digandrungi. Penggunaan kosakata yang minim juga membuat banyak food vlogger menghilangkan esensi dari review makanan.

Sebagai penonton saya cuma bisa berharap, semoga food vlogger kelak bisa merancang kalimat yang lebih enak didengar dan dapat dipahami dengan masuk akal, bukan sekadar celetukan “pedes banget, nih”, “ngaldu banget”, dll. Deskripsikanlah makanan yang disantap dengan sejelas-jelasnya. Selain itu, menjaga kesehatan juga nggak kalah penting agar badan nggak terkena dampak negatifnya.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Juni 2024 oleh

Tags: food vloggerkonten kreatorkonten mukbangMedia Sosialmukbang
Wulan Maulina

Wulan Maulina

Lulusan Bahasa Indonesia Universitas Tidar. Suka menulis tentang kearifan lokal dan punya minat besar terhadap Pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Beranggapan memelihara kata ternyata lebih aman daripada memelihara harapan.

ArtikelTerkait

5 Dosa yang Sering Dilakukan Food Vlogger dan Bikin Penonton Jengkel Mojok.co

5 Dosa yang Sering Dilakukan Food Vlogger dan Bikin Penonton Jengkel

9 Oktober 2024
Off dari Media Sosial Adalah Hal yang Biasa Aja, Nggak Usah Geger! terminal mojok

Off dari Media Sosial Adalah Hal yang Biasa Aja, Nggak Usah Geger!

14 Agustus 2021
cover lagu

Cover Lagu Orang Lain atau Lagumu Dicover Orang Lain?

4 Juli 2019
Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah Mojok.co

Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah

21 Mei 2025
Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

Nggak Semua Food Vlogger Jujur, Ada Juga yang Penuh Dusta. Jangan Mudah Percaya!

15 November 2023
Langsung Mute Notifikasi Pas Join Grup WhatsApp Baru Bukan Suatu Dosa terminal mojok.co

Langsung Mute Notifikasi Pas Join Grup WhatsApp Baru Bukan Suatu Dosa

15 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.