Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Beda Angkringan dan Hik Itu Apa, sih?

Adien Tsaqif Wardhana oleh Adien Tsaqif Wardhana
17 Februari 2020
A A
Beda Angkringan dan Hik Itu Apa, sih?
Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seorang yang tinggal di antara dua daerah yang kental akan budaya, yaitu Jogja dan Solo, saya menjadi tahu seluk beluk dua daerah tersebut. Banyak sekali persamaan budaya Jogja dengan Solo, sebab dulunya kedua daerah tersebut berasal dari sebuah kerajaan yaitu Mataram Islam. Hingga akhirnya kerajaan itu pecah menjadi empat kerajaan yaitu Kasultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.

Lantaran saya dianggap oleh teman-teman saya sebagai seorang yang mengetahui seluk beluk kedua daerah tersebut, saya kadang dijadikan guide dadakan. Khususnya oleh teman-teman saya yang berdomisili di Jogja ketika mau ke Solo dan sebaliknya.

Nah, ketika teman-teman dari Jogja ke Solo maupun sebaliknya, mereka menemukan beberapa budaya yang sama tetapi berbeda penyebutan, salah satunya adalah angkringan dan hik. Angkringan adalah sebutan bagi orang Jogja untuk lapak penjual nasi kucing dan minuman tradisional khas Jawa menggunakan gerobak kayu yang diselimuti terpal. Sedangkan orang Solo menyebutnya hik.

Lalu apa perbedaan keduanya? Sebenarnya tidak ada hal yang signifikan untuk membedakan keduanya. Tetapi perbedaan penyebutan tersebut terjawab dengan sejarah yang melatarbelakangi.

Mbah Pairo-lah yang mengawali berjualan angkringan, orang Cawas, Klaten yang mengadu nasib ke Yogyakarta sekitar tahun 50-an. Berbeda dengan angkringan modern yang berjualan dengan gerobak, Mbah Pairo berjualan angkringan menggunakan pikulan saat berdagang. Mbah Pairo kerap menjajakan daganganya di emperan stasiun Tugu, hingga anak Mbah Pairo-lah bernama Lik Man yang memopulerkan angkringan di tanah Mataram sekitar tahun 60-an.

Pada masa Mbah Pairo, angkringan dikenal dengan sebutan hik. Hal ini dikarenakan Mbah Pairo ketika menjajakan daganganya beliau sambil berteriak “Hiiik…iyeek”. Sebutan hik ini sendiri masih ditemui dan populer di Solo, tetapi untuk di daerah Jogja sebutan angkringan-lah yang lebih populer.

Setelah saya observasi angkringan dan hik era postmodern terdapat hal-hal yang membedakan, mulai dari segi makanan yang dijajakan maupun dari cara dagangnya.

Satu: Dari Segi Makanan

Untuk angkringan Jogja, biasanya pedagang menjajakan makanan khas angkringan yaitu nasi kucing (sego kucing) menggunakan lauk sambel teri, kadang juga oseng-oseng teri pedas. Sedangkan hik, nasi kucing yang dijajakan berlauk sambel bandeng, yang khasnya adalah sambelnya dicampuri tomat yang menjadikan merah merona. Akan tetapi juga tidak kalah pedas dengan sambel teri khas angkringan Jogja.

Baca Juga:

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Sedangkan untuk lauk pelengkapnya seperti gorengan dan aneka macam sate, hik menurut saya lebih komplit. Biasanya di hik-hik Solo menjajakan gorengan yang khas seperti molen pisang dan gembukan. Selain itu hik juga menjajakan sate yang juga sangat khas yaitu sate apus. Sate apus ini yang membuat saya ketagihan, padahal sate apus hanya terbuat dari tahu, tetapi rasanya melebihi sate daging. Untuk perbedaan sate yang lain adalah dari segi bumbu, biasanya di angkringan bumbu sate usus adalah pedas dengan kecap manis. Sedangkan hik, kebanyakan sate usus hanya berbumbu pedas.

Dua: Dari Segi Minuman

Untuk minuman, angkringan dan hik mempunyai minuman khas sendiri yang dijajakan. Untuk angkringan minuman yang khas adalah kopi joss, yaitu kopi tubruk yang dicelupi bara areng, yang membuat aroma kopi semakin joss. Sedangkan hik mempunyai minuman khas sendiri yaitu susu Boyolali segar dan teh jahe. Berbeda dengan angkringan yang menyajikan susu dari kemasan, hik ini menyajkan susu segar murni yang sangat joss, apalagi dicampuri jahe menambah semakin joss.

Tiga: Dari Cara Jual

Penjual angkringan di Jogja kebanyakan menggelar lapaknya mulai dari jam enam sore sampai malam. Sedangkan penjual hik di Solo kebanyakan menggelar lapaknya dari pagi hari sampai malam bahkan ada yang 24 jam dengan dua shift. Udah kayak pabrik aja, hehehe.

Itulah tadi beberapa perbedaan antara angkringan dan hik menurut observasi saya sendiri. Dan tempat makanan ini adalah favorit bagi sebagian mahasiswa kere di Jogja maupun di Solo. Hanya bermodalkan 10 ribu saja bisa kenyang dengan lauk yang menurut saya sudah istimewa. Sambil kongkow dan bercerita sesama pembeli tanpa mengenal status dan pekerjaan, karena di angkringan dan hik semua sama.

BACA JUGA Kiat-Kiat Mengobati Patah Hati di Kota Jogja atau tulisan Adien Tsaqif Wardhana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: angkringanhikJogjasolo
Adien Tsaqif Wardhana

Adien Tsaqif Wardhana

Mburuh di sejarahkita.com

ArtikelTerkait

Jogja Darurat Parkir 10 Juta Manusia Serbu Jogja saat Nataru (Unsplash)

10 Juta Manusia Banjiri Jogja Saat Libur Nataru padahal Jogja Darurat Parkir

23 Desember 2024
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Lagu ‘Yogyakarta’ dan ‘Sesuatu di Jogja’ Bikin Saya Halu Berasa Jadi Orang Jogja

10 April 2020
3 Kafe di Demangan Baru Jogja yang Nyaman buat Nugas

3 Kafe di Demangan Baru Jogja yang Nyaman buat Nugas

8 Juni 2023
Sejarah Sunyi Karangmalang Sleman, Dusun yang Terlihat Semenjana, padahal Pencetak Sarjana Terbanyak di Indonesia gelar sarjana

Sejarah Sunyi Karangmalang Sleman, Dusun yang Terlihat Semenjana, padahal Pencetak Sarjana Terbanyak di Indonesia

12 April 2025
Jalan Wirobrajan, Jalan Paling Menyebalkan di Jogja

Jalan Wirobrajan, Jalan Paling Menyebalkan di Jogja

12 Januari 2022
Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

Mubeng Ring Road Adalah Tradisi Kawula Muda Jogja Menghilangkan Kesedihan

18 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa Mojok.co

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

11 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus
  • Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan
  • Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.