Cikago, singkatan dari Cijantung-Kalisari-Gongseng, adalah daerah paling tepat untuk menetap di Jakarta, kota yang kerap dianggap mahal dan kejam ini
Kalau ngomongin Jakarta, pikiran kita sering digiring ke fenomena yang “tone-nya” negatif. Mulai dari banjir, macet, orang-orangnya emosian, nggak ramah sama pendatang, dan masih banyak lagi. Saya sendiri pernah menulis tentang imbauan jangan terlalu baik di Jakarta, karena Jakarta memang sebajingan itu untuk sebuah Kota. Lah wong sering dianggap lebih kejam dari Ibu tiri.
Kepadatan penduduk yang tinggi juga bikin Jakarta ini kurang tepat dipilih untuk tempat menua. Banyak daerah-daerahnya itu sesak dan kumuh soalnya. Jelas bukan tempat ideal untuk menghabiskan masa tua kan?
Tapi meski begitu, nggak semua tentang Jakarta itu suram, sumpek, panas, dan menyebalkan. Tetap ada hal yang positif dari Jakarta di tengah ingar-bingar sorot lampu yang menuntut manusia di dalamnya bekerja seperti robot.
Ngomongin soal hidup dan menetap, Jakarta punya beberapa kawasan yang dianggap nyaman dan aman. Rekomendasi yang muncul biasanya di Kawasan Jakarta Selatan seperti Tebet, Kuningan, dan Menteng. Tapi, kawasan itu terlalu overprice kalau soal biaya hidup mulai dari makan, ngekos, nongkrong, dan lain-lain. Terlebih kebanyakan dari kawasan itu diisi apartemen.
Daftar Isi
Cikago, tempat paling cocok untuk hidup di Jakarta
Nah, di Jakarta ada satu kawasan yang menurut saya cocok untuk dijadikan tempat tinggal, yaitu Kawasan Cikago. Cikago ini adalah singkatan dari Cijantung, Kalisari, dan Gonseng. Cijantung dan Kalisari dulunya merupakan satu kelurahan yaitu Kelurahan Cijantung, sebelum akhirnya dilakukan pemekaran sehingga muncul Kelurahan Kalisari.
Sementara Gongseng sendiri adalah nama jalan yang membentang antara Cijantung dan Kalisari. Ini yang membuat ketiganya seperti satu kesatuan sehingga muncul penyebutan Cikago. Kawasan Cikago ini bagian dari Kecamatan Pasar Rebo yang terletak di Jakarta Timur.
Kawasan Cikago ini layak mendapat predikat sebagai tempat tinggal yang nyaman karena punya keunggulan. Lokasinya yang nggak terlalu mepet pusat kota sehingga masih dirasa cukup tenang suasananya, dan nggak bising. Hal itu ditambah dengan kawasannya yang masih hijau dan asri. Di Cikago, tepatnya di Cijantung ada kompleks Kopassus yang sangat hijau karena di sepanjang jalannya terdapat pohon-pohon yang rimbun. Setiap pagi dan sore, biasanya digunakan warga sekitar untuk berjalan-jalan dan berolahraga.
Beberapa kali menginap sana, saya juga tidak begitu merasakan panas yang menyengat. Soal banjir? Di area Cikago, potensi banjir masih tetap ada, tapi lebih minim ketimbang kawasan lain di Jakarta.
Soal kepadatan penduduk, Cikago memang cukup padat dengan rumah yang jaraknya sangat dekat satu sama lain. Tapi tidak kumuh dan bising. Suasana di Cikago ini mengingatkan saya seperti di Ngaliyan, Semarang. Kawasannya padat, tapi tidak bikin stres.
Living cost murah
Living cost di Cikago juga relatif murah. Ada kos-kosan yang kelas minimalis di kisaran 650k, agak medium 800k, dan mewah sekitar 1 juta. Sementara untuk ngontrak, 1,2 juta sudah bisa dapat klasifikasi rumah yang nyaman dengan fasilitas yang cukup lengkap. Kebutuhan makan juga dapat terpenuhi dengan uang 10k di warung-warung area Cikago.
Jika ingin berbelanja, Cikago juga ada beberapa pasar, seperti Pasar Rebo Cijantung dan Pasar Obor Cijantung. Selain itu ada Mall Cijantung yang aksesnya sangat dekat dan mudah. Di belakang Mall Cijantung juga terdapat foodcourt. Cocok untuk yang baru pulang kerja malam-malam dan mampir untuk mengisi perut.
Akses menuju tol juga sangat mudah. Ada akses tol JOR lingkar luar dan akses tol Cinere JOR yang nggak terlalu jauh.
Kawasan Cikago yang pada dasarnya berbatasan dengan Depok membuatnya juga dekat dengan tiga kampus besar, yaitu Universitas Indonesia, Gunadarma, dan Universitas Islam Internasional Indonesia.
Uniknya, Cikago juga dipandang sebagai Kawasan labirin karena banyak sekali gang-gang yang bercabang dan nyambung satu sama lain di dalamnya. Ini bikin orang baru kadang sedikit bingung, bahkan bisa jadi tersesat. Tapi itulah uniknya Cikago.
Lumayan repot kalau mau ke sana
Meski begitu, lokasi Cikago yang berada di pinggiran Jakarta membuatnya agak effort untuk menuju ke sana. Harus menghadapi macet yang agak menguji kesabaran, misalnya seperti jalan depan Pasar Kramat Jati yang jadi langganan titik macet. Tapi semua itu dapat terobati, rasa penat bisa dihilangkan dengan ketenangan yang ditawarkan oleh Cikago.
Cikago memang bukan Kawasan mewah, elit, atau sempurna. Tapi setidaknya dia tidak sekarut-marut Kawasan lain di Jakarta. Gimana, tertarik hidup di Cikago? Tapi sebelum itu, pastikan dulu datang jangan hanya jadi pengangguran, biar nggak hanya jadi penambah kepadatan kota Jakarta.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jakarta Memang Keras, dan Itu Membuat Saya Tak Berani Bekerja di Sana