Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Ranking PISA Indonesia Naik, tapi Skornya Turun, Artinya Apa? Yak Betul, Kualitas Pendidikannya Jalan di Tempat

Eri Hendro Kusuma oleh Eri Hendro Kusuma
8 Desember 2023
A A
Ranking PISA Indonesia Naik, tapi Skornya Turun, Artinya Apa? Yak Betul, Kualitas Pendidikannya Jalan di Tempat

Ranking PISA Indonesia Naik, tapi Skornya Turun, Artinya Apa? Yak Betul, Kualitas Pendidikannya Jalan di Tempat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah mengikuti rilis Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 yang disiarkan lewat channel YouTube Kemdikbud RI, saya mencoba menyempatkan diri untuk membuka rapor selama menjalani proses pendidikan di tingkat TK sampai dengan SMA. Tujuan saya melakukan itu hanya ingin bernostalgia dengan perolehan “ranking” ketika duduk di bangku sekolah.

Perolehan “ranking” pada zaman saya sekolah dulu memang menjadi tolok ukur orang tua tentang keberhasilan pendidikan anaknya di sekolah. Bahkan “ranking” pada rapor itu juga menjadi penentu nasib saat pulang ke rumah. Apakah memperoleh hadiah atau hukuman. Nggak peduli nilai yang tertulis di situ berapa, yang penting jika tidak masuk “ranking” 10 besar, sudah pasti selama libur sekolah tidak akan bisa menikmati liburan secara paripurna. 

Saya baru sadar jika sistem ranking pada perolehan hasil belajar ini terakhir tertulis di rapor saya SMP. Ketika duduk di bangku SMA, sistem ranking ini sudah tidak saya temukan lagi. Jadi, jika dihitung-hitung, sistem “ranking” ini berakhir sekitar 18 tahun yang lalu.

Narasi kebanggaan skor PISA yang kurang membahagiakan

Pertanyaannya kemudian adalah, kok bisa-bisanya Mas Menteri Pendidikan menyampaikan narasi kebanggaan tentang kenaikan “ranking” PISA? Bukankah sistem pendidikan kita sudah lama menghapus sistem ranking?

Padahal jika dilihat lebih detail lagi kenaikan peringkat PISA itu tidak dibarengi dengan kenaikan skornya lho. Malahan skor PISA-nya juga turun. Bisa jadi hasil belajar murid di Indonesia “begini-begini” saja, tetapi murid di negara lain mengalami penurunan yang signifikan. Terus ngapain  bangga, kan skornya turun???

Jika ini terjadi pada 18 tahun silam, Mas Mendikbud patut berbangga karena memang era saat itu ranking  lebih penting daripada skor. Lha kalau sekarang kan eranya sudah beda. Pendidikan era sekarang lebih mengarahkan kepada pembelajaran yang bermakna. Capaian pembelajaran juga sudah bukan lagi ditentukan angka ketuntasan minimalnya. Akan tetapi lebih ditekankan pada kriteria apakah murid sudah mencapai level mahir, cakap, berkembang, atau belum berkembang. Jika di sekolah paradigma ranking sudah bergeser, masak di level elite malah menjadi sebuah acuan? Harusnya Mas Menteri lebih bijak ketika menyikapi dan berkomentar tentang hasil PISA ini. 

Seharusnya narasi yang disampaikan juga realistis

Saya mungkin semakin semangat jika Mas Menteri menyampaikan narasi seperti ini, “Indonesia dan negara di seluruh dunia memang mengalami learning loss pada saat pandemi, sehingga hasil PISA kita juga mengalami penurunan. Meskipun peringkat kita naik, tapi itu tidak bisa dijadikan indikator keberhasilan, karena skor PISA kita juga tidak begitu baik. Untuk itu mari hasil PISA ini kita jadikan pemacu semangat kita semua agar kualitas pendidikan kita mampu naik dan bersaing dengan negara-negara maju. Kita lebih optimalkan lagi instrumen-instrumen yang sudah kita susun bersama.”

Jika narasi yang disampaikan adalah semacam itu, kita sebagai insan pendidikan akan kembali mengevaluasi diri kemudian menentukan langkah yang harus segera diambil. Ini lebih logis dan bermakna daripada menyampaikan hasil kenaikan ranking yang ujung-ujungnya kita terlena karena terbuai dengan kenaikan peringkat. Tentu jika ini dibiarkan akan berbahaya, karena “seolah-olah” kita telah berhasil. Padahal kita juga sedang mengalami penurunan secara kualitas. 

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Semoga kita tidak jadi terbuai dengan ranking PISA Indonesia dan segera berbenah untuk memperbaiki kelemahan sistem pendidikan nasional. Ketangguhan sistem pendidikan nasional bukan soal kenaikan peringkat, akan tetapi jika skornya sama dengan 2018, artinya selama ini memang tidak ada perkembangan. Atau, usaha yang ada nyatanya mentok dan butuh dievaluasi.

Turunnya skor PISA ini sebenarnya juga menjadi bahan refleksi saya sebagai seorang guru. Mungkin karena saya kurang optimal dalam menjalankan tugas sehingga kualitas capaian belajar murid juga masih “begini-begini” saja.

Penulis: Eri Hendro Kusuma
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sistem Pendidikan Indonesia dan Skor PISA yang Buruk

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Desember 2023 oleh

Tags: Indonesiakualitas pendidikanPISAranking
Eri Hendro Kusuma

Eri Hendro Kusuma

Guru yang masih belajar.

ArtikelTerkait

Perlu Ada Balance of Power di Laut Cina Selatan

Perlu Ada Balance of Power di Laut Cina Selatan

8 Januari 2020
3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini Mojok.co

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

3 September 2025
6 Rekomendasi Gim Agate yang Perlu Kamu Rasakan Sensasi Budaya Indonesia-nya terminal mojok.co

6 Rekomendasi Gim Agate yang Perlu Kamu Rasakan Sensasi Budaya Indonesia-nya

8 Desember 2020
Membayangkan jika Semua Perokok di Indonesia Berhenti Merokok Terminal Mojok

Membayangkan jika Semua Perokok di Indonesia Berhenti Merokok

10 November 2022
Penayangan Film Nussa di Bioskop Adalah Ujian buat para Orang Tua terminal mojok.co

Penayangan Film Nussa di Bioskop Adalah Ujian buat para Orang Tua

19 Oktober 2021
Bukannya Malas, Orang Indonesia Memang “Dipaksa” Nggak Suka Jalan Kaki Mojok.co

Bukannya Malas, Orang Indonesia Memang “Dipaksa” Nggak Suka Jalan Kaki

3 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.