Dinamika kehidupan mahasiswa memang nggak pernah tuntas dibahas. Seperti kehidupan perkuliahan, berorganisasi hingga wisuda tak luput dari sorotan orang banyak. Namun, yang paling membekas dalam ingatan mahasiswa selain momen-momen itu adalah sang dosen. Tanpa bapak ibu dosen, mahasiswa tidak akan mulus dalam menjalankan perkuliahannya. Semua otoritas, baik mata kuliah, jumlah SKS, IPK, dll diatur oleh bapak ibu dosen.
Ada berbagai tipe dosen di dunia ini, tapi yang saya sebel dan bikin emosi adalah dosen yang jarang ngajar. Jarang ngajar tapi kok tetep digaji? Upz.
Kenapa kok bikin emosi? Karena sekalinya masuk kelas dan mengajar, siap-siap mental breakdance karena tugas sulit pun diberikan. Entah diminta membuat paper, mini riset, dll. Part yang bikin emosi adalah ketiadaan koreksian atau revisian. Emang sih awalnya menyenangkan karena mahasiswa yang mengerjakan tugasnya secara awur-awuran ya nggak bakal ter-notice oleh dosen dan mahasiswa nggak perlu capek-capek mengerjakan revisian.
Tapi kok lama-lama tambah ngeselin. Tugas tambah sulit dan deadline menghimpit bener-bener menimbun rasa kesal dan kecewa akibat tugas nggak akan dikoreksi. Mahasiswa nggak dapet feedback untuk memperbaiki tugasnya sekaligus agar belajar dari kesalahan. Lha ini tugasnya dibiarin ndekem di gdrive. Walaupun begitu, nilai pun juga nggak aman. Dikasih apresiasi atau hal menyenangkan lain pun nggak. Dan itulah yang bikin IPK anjlok.
Sebenarnya kalian para dosen tuh kenapa sih kayak gini?
Mahasiswa bolos bisa di-DO, kalau dosen bolos, gimana?
Bapak ibu dosen, mahasiswa udah punya niatan baik untuk kuliah, dapet ilmu baru, relasi baru, dan jadi harapan orang tua. Kalau sering bolos, pasti ditanyain dan bisa di-DO. Dosen kalau sering bolos apakah ditanyain mahasiswa dan dikeluarkan juga oleh pihak kampus? Jarang sih nemu kasus seperti ini.
Dosen dibayar ya untuk mengajari dan memberikan ilmu pengetahuan bagi mahasiswanya. Kami tahu Anda orang yang sangat expert dalam bidangnya masing-masing. Mungkin karena itulah dibutuhkan di tempat lain di saat yang sama. Tapi begitu sulitkah Anda meluangkan waktu untuk membagikan ilmu yang sudah Anda kuasai bagi mahasiswa-mahasiswa yang masih perlu dibimbing ini?
Baca halaman selanjutnya