Belum lama ini saya mendapat cerita unik bin ajaib tentang kawan saya. Dia baru saja menyelesaikan ujian seminar proposal (sempro). Usai seminar proposal ia bersungut-sugut karena dosen pembimbing yang membantunya ketika dosen penguji bertanya. Dia berharap dosen pembimbing ikut menjawab ketika dosen penguji mengajukan pertanyaan.
Saya berusaha memahami kekesalannya, tapi nggak mampu juga. Sejak kapan dosbing ikut menjawab pertanyaan dari dosen penguji. Kalau sebatas membantu agar jawaban dari mahasiswa tersampaikan dengan lebih baik, masih dapat dipahami. Namun, kalau ikut menjawab, saya rasa tidak. Memangnya dosen penguji yang nantinya melakukan penelitian?!
Lantas apa yang dilakukan dosen pembimbing saat sempro?
Saya kebetulan sering ngobrol dengan beberapa dosen yang menjadi pembimbing mahasiswa skripsi. Secara garis besar mereka mengungkapkan ada dua hal yang biasa dosen pembimbing lakukan selama sempro. Pertama, dosbing bersikap seperti dosen penguji. Kedua, dosen yang memberi petunjuk.
Dosbing bukannya ingin mempersulit atau apapun itu, mereka hanya ingin mahasiswanya tidak diserang oleh dosen penguji. Oleh karena itu, dosbing terlebih dahulu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan dosen penguji secara lebih halus.
Dosbing juga bisa memberikan petunjuk kepada mahasiswa ketika menjawab pertanyaan dosen penguji. Ingat, hanya petunjuk ya, bukan ikut membantu kalian menjawab pertanyaan. Dosbing memang hanya boleh merangsang pikiran mahasiswanya untuk menjawab pertanyaan, nggak boleh memberikan jawaban.
Baca halaman selanjutnya: Kalian yang turun lapangan, bukan dosen…